Prajurit TNI mengusung peti mati berselimutkan kain merah putih berisi jenazah Sertu Anumerta M Rizal Maulana Arifin saat upacara pemakaman secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Kota Bandung, Sabtu (29/1/2022). M Rizal Maulana merupakan sa | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Panglima TNI Ungkap Kejanggalan Penyerangan Pos Koramil Gome

Komandan Kompi disebut tidak mempertimbangkan dengan baik keputusan gelar pasukan.

JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, kejanggalan dalam insiden penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap Pos Koramil TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua yang menyebabkan tiga prajurit TNI Angkatan Darat meninggal dunia.

Hal ini terungkap setelah Tim Investigasi Kodam melakukan penyidikan lebih lanjut terkait kasus itu. Andika mengakui, pelaku penyerangan merupakan KKB. Namun, ada juga peran Komandan Kompi (Danki) yang menyembunyikan informasi sebenarnya soal penyerangan tersebut.

"Ternyata hasilnya berbohong. Yang terjadi bukan yang dilaporkan dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si Danki dari Komandan Batalyon," kata Andika seperti dikutip dari video yang diunggah pada kanal Youtube pribadinya, Jenderal TNI Andika Perkasa, Sabtu (19/3).

Andika menuturkan, Komandan Kompi tidak mempertimbangkan dengan baik keputusan gelar pasukan untuk melakukan pengamanan di pos tersebut. Menurut dia, Danki menggelar pasukan hanya untuk mendapatkan tambahan uang dan tidak memikirkan keselamatan para prajuritnya.

"Karena kita di sini semuanya memikirkan dukungan, kemudian bagaimana melindungi anggota. Di sana hanya begini-begini saja rupanya. Maksudnya, pertimbangan pendek sekali, hanya soal, 'oh, kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ,' dikorbankan semua," ungkap dia.

Andika pun memerintahkan Puspom TNI dan Puspom TNI AD untuk memproses Komandan Pos itu secara hukum, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. "Jadi, saya ingin ada proses hukum terhadap Danpos ini atau Komandan Kompi ya. Jadi, tuntaskan supaya jadi pembelajaran juga," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, tiga prajurit Satgas Kodim YR 408/Sbh gugur saat kontak tembak dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Tigilobak, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1). Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 WIT setelah TPNPB-OPM melakukan penyerangan terhadap Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh.

Tiga prajurit TNI AD yang meninggal dunia, yakni Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza da. Pratu Rahman Tomilawa. Sementara itu, satu prajurit lainnya bernama Pratu Syaiful mengalami luka tembak dan dalam kondisi kritis.

Pembakaran kamp

Pada Ahad (20/3) dilaporkan terjadi penyerangan dan pembakaran kamp penampungan pendulang yang ada di Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua. Penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) ini dilaporkan dipimpin oleh Lewis Kogoya.

Kepala Polres Paniai, AKBP Abdus Syukur, Ahad, mengakui, dari laporan yang diterima polisi, pelaku penyerangan yang disertai pembakaran adalah kelompok bersenjata yang dipimpin Kogoya. Kogoya yang diduga afiliasi kelompok bersenjata Intan Jaya, saat beraksi bersama sembilan anggota kelompoknya membawa berbagai jenis senjata api, di antaranya SS1, Mauser,dan AK-47.

photo
Para anggota kelompok separatis bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (9/3/2022). - (Dok TPNPB)

Tercatat 15 rumah yang menjadi penampungan pendulang dibakar serta puskesmas dan perumahan guru. "Tidak ada korban jiwa dalam insiden yang terjadi di lokasi 81 dan 45," kata Syukur. 

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Sebby Sambom mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan di perbatasan Intan Jaya-Paniai itu. "Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM telah terima laporan resmi dari pimpinan TPNPB Battalion Dulamo Intan Jaya bahwa mereka telah melakukan kontak jaya dan menembak satu anggota Brimob," kata dia.

"TPNPB Dibawah Komando Komandan Battalion Dulamo Lewis Kogoya juga mengklaim bahwa mereka Berhasil bakar Pos Brimob, di lokasi kontak senjata," ia melanjutkan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat