Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama | ANTARA FOTO

Ekonomi

Bank Mandiri Kembangkan Ekosistem Metaverse

Dengan metaverse, masa depan perbankan digital tentu akan sangat berbeda dengan saat ini.

JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sedang mengembangkan ekosistem metaverse. Langkah tersebut untuk mendorong digitalisasi Bank Mandiri. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, dalam pengembangan tersebut, Bank Mandiri berkolaborasi dengan WIR Group, yakni perusahaan pengembang teknologi augmented reality dan metaverse di Asia Tenggara. Keduanya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman.

"Kami akan menggali potensi layanan perbankan metaverse, mulai dari basic banking, seperti virtual branch hingga layanan yang bersifat beyond banking. Dengan adanya metaverse, Bank Mandiri juga turut akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia,” kata Darmawan di Jakarta, Rabu (16/3).

Metaverse merupakan platform berbasis teknologi AR, VR, dan AI yang mampu mewujudkan interaksi dunia virtual yang unik selayaknya urban lifestyle kehidupan nyata. Darmawan menambahkan, kehadiran industri jasa keuangan dalam metaverse saat ini baru memasuki tahap pengembangan. 

Ke depannya, Darmawan menambahkan, tidak tertutup kemungkinan metaverse akan menjadi lokasi berkembangnya future banking yang berbasis advanced technology. Menurut dia, masa depan perbankan digital tentu akan sangat berbeda dengan saat ini.

Darmawan mengatakan, beberapa tahun belakangan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia cukup besar. Pada akhir triwulan IV 2021, diperkirakan pengguna layanan internet di Indonesia sebesar 73,3 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 202 juta orang. Kenaikan ini juga terjadi pada transaksi digital di Indonesia yang melesat tumbuh lebih dari 20 persen pada 2021.

Dari data tersebut, Bank Mandiri telah meluncurkan Financial Super App Livin’ by Mandiri untuk nasabah retail dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri tepat hari ulang tahun Bank Mandiri yang ke-23 pada Oktober 2021. Upaya ini dilakukan Bank Mandiri guna menghadirkan layanan yang terhubung dengan ekosistem digital yang dapat diakses seluruh nasabah Bank Mandiri secara mudah, cepat, dan aman.

“Ke depannya akan banyak fitur-fitur baru yang dikembangkan, termasuk metaverse ini, dengan layanan yang semakin berfokus kepada nasabah, tentunya dengan tidak melepaskan peran teknologi di dalamnya. Kami, Bank Mandiri, secara konsisten akan memberikan value proposition dan banking experience yang terbaik, lebih fresh, serta tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan nasabah dalam mengakses berbagai layanan kami,” ujar Darmawan.

Bank Mandiri meyakini layanan perseroan di metaverse dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat pada masa depan. Bank Mandiri akan terus berkoordinasi dengan regulator untuk membahas hal tersebut, termasuk peluang menggunakan regulatory sandbox sebagai wadah eksplorasi. 

"Kami berharap layanan ini dapat segera dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga kami dapat menjadi mitra layanan keuangan terbaik bagi nasabah yang mampu mendukung setiap kebutuhan finansial nasabah dengan mudah, nyaman, dan aman," kata Darmawan.

Sebelumnya, Foundersekaligus Managing Director Shinta VR Andes Rizky menilai, industri perbankan akan diuntungkan dengan adanya teknologi metaverse karena menawarkan pengalaman baru bagi nasabah yang berujung pada kepuasan nasabah. “Pengalaman imersif yang ada pada metaverse mampu menciptakan pengalaman baru atau new experience yang mendalam sehingga bisa memuaskan pelanggan," ujar Andes. 

Andes menyampaikan, dalam sebuah studi disebutkan pengalaman baru membuat pelanggan lebih bahagia daripada objek fisik. Perusahaan yang lebih memprioritaskan pengalaman daripada produk atau fitur memiliki kemungkinan rujukan 200 persen lebih besar dan loyalitas pelanggan 25 persen lebih banyak.

Survei terkait kebiasaan nasabah perbankan ketika masa pandemi yang dipublikasikan MarkPlus, Inc. (2020) menyebutkan intensitas komunikasi antara bank dan nasabah cenderung mengalami penurunan pada masa pandemi virus korona (Covid-19).

Pakar transformasi digital Bayu Prawira Hie mengatakan, teknologi metaverse sangat tepat digunakan bank-bank yang punya layanan priority banking  atau private banking.

"Teknologi metaverse diyakini akan mampu memberikan pengalaman baru bagi nasabah perbankan, khsususnya nasabah prioritas dan private banking. Dalam beberapa tahun ke depan, diyakini banyak bank di Indonesia akan masuk ke metaverse," kata Bayu.

Saat ini, sudah banyak bank di luar negeri, misalnya di Korea Selatan ada KB Kookmin Bank, Industrial Bank of Korea, NH Nonghyup, dan Hana Bank yang menyatakan masuk ke metaverse untuk meningkatkan layanannya pada nasabah. Selanjutnya, ada juga Bank of America, BNP Paribas, lalu Bank of Kuwait dan terakhir Mecrobank di Swedia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat