Sejumlah armada bus listrik Transjakarta yang terparkir saat peluncurannya di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (8/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meluncurkan 30 unit bus listrik sebagai upaya untuk men | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Transjakarta Kecelakaan Lagi, Pemotor Meninggal di TKP

Polisi menyelidiki penyebab kecelakaan bus Transjakarta.

JAKARTA — Kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta kembali terjadi selama dua hari berturut-turut. Bus itu menabrak motor gerobak di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (14/3). Akibat kecelakaan itu, pengendara motor gerobak berinisial SU tewas di tempat kejadian perkara (TKP).

"Jalan Raya Pasar Minggu arah utara, tepatnya depan pom bensin. Kendaraan yang terlibat kendaraan bus Transjakarta NRKB B-7190-TGD, Senin 14 Maret 2022 sekitar pukul 08.30 WIB," ujar Kasubdit Penegakan Hukum (Gakum) Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Jamal Alam, dalam keterangannya, Senin (14/3).

Menurut Jamal, kronologinya bus Transjakarta NRKB B-7190-TGD yang dikemudikan oleh S melaju dari arah selatan ke arah utara di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sesampainya di depan Pom Bensin MBAU diduga sopir kurang hati-hati dan tidak konsentrasi sehingga menabrak kendaraan motor gerobak yang dikemudikan oleh SU di depannya.

"Sehingga (korban) terjatuh dan masuk ke bawah kolong (bus) roda depan sebelah kanan dan meninggal di TKP," ujar Jamal.

Akibat kecelakaan, kedua kendaraan tersebut mengalami kerusakan. Pengendara kendaraan motor gerobak yang mengalami luka dan meninggal itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Sehari sebelumnya, bus Transjakarta terlibat kecelakaan dengan sebuah mobil Mercedes Benz di Jalan Teuku Nyak Arif, tepatnya di Layang Simpruk, Jakarta Selatan, pada Ahad (13/3) pukul 23.30 WIB. Insiden tubrukan kedua kendaraan itu sempat viral di media sosial (medsos). Kedua kendaraan tampak mengalami kerusakan di bagian depan.

Menurut Jamal, kecelakaan itu bermula saat bus Transjakarta melaju dari arah timur ke barat. Namun, sesampainya di Jalan Teuku Nyak Arif, tepatnya di Layang Simpruk, sebuah mobil Mercedes Benz melawan arah hingga menyebabkan kecelakaan.

"Saat bus itu tiba di Layang Simpruk, tiba-tiba datang kendaraan Mercedes Benz dari arah berlawanan dan menabrak bus," kata Jamal.

Insiden kecelakaan itu, kata Jamal, tidak memakan korban jiwa dan kedua pengemudi tidak mengalami luka. Polisi menyelidiki penyebab kecelakaan bus Transjakarta dan Mercedes Benz tersebut.

Pada hari yang sama, kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta juga terjadi di Jalan MH Thamrin sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Kecelakaan pada Ahad (13/3) itu menewaskan seorang pengendara motor berinisial M. Korban masuk kolong bus Transjakarta bernomor polisi B-7187-UGA hingga tergilas roda kiri belakang bus.

"Kejadian di Jalan MH Thamrin arah ke selatan tepat di depan gedung Sinar Mas Land, korban berinisial M. Kejadian sekitar pukul 06.14," kata Jamal. 

Analis kebijakan transportasi Azas Tigor Nainggolan mendesak Pemprov DKI Jakarta segera melakukan perubahan terhadap manajemen Transjakartayang belakangan ini kerap mengalami kecelakaan. "Jika perubahan tidak juga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta maka patut dicurigai adanya pembiaran terhadap buruknya layanan Transjakarta," kata Azas dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Menurut Azas, TransJakarta yang dalam dua hari mengalami kecelakaan lalu lintas sebanyak empat kali, menandakan ada sedikitnya dua masalah yang dialami, pertama adalah dalam struktur manajemen dan kedua soal kebijakan layanan dan personal manajemen kerja di tubuh Transjakarta.

Berdasarkan catatan tahun 2021 lalu, setidaknya terdapat 520 kejadian kecelakaan bus TransJakarta di jalan raya, dan setelah semua kejadian tahun 2021 itu Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turut melakukan evaluasi. Tetapi hingga hari ini masih saja TransJakarta mengalami kecelakaan lalu lintas bahkan kian serius dan berat kualitas kejadiannya karena sampai menimbulkan korban jiwa.

"Melihat banyaknya terjadi kecelakaan TransJakarta ini membuktikan bahwa struktur manajemen TransJakarta tidak bekerja baik. Artinya ada masalah struktural di dalam tubuh TransJakarta saat ini dan harus segera diperbaiki. Di mana struktur manajemen khususnya direksi, tidak bekerja baik dalam membangun manajemen layanan yang aman dan nyaman bagi layanan TransJakarta," katanya.

Selanjutnya, ujar Azas, perubahan yang perlu dilakukan adalah di jajaran internal manajemen dengan merubah kebijakan layanan dan personel manajemen kerja di tubuh TransJakarta. "Perubahan ini termasuk direksi, harus dilakukan oleh gubernur sebagai pemegang saham mayoritas BUMD PT TransJakarta," katanya.

Berbagai perubahan itu, kata Azas, harus dilakukan agar memang benar-benar terjadi perpindahan warga menggunakan transportasi, pasalnya sampai sekarang masih lebih banyak warga yang menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum sehingga terjadi kemacetan.

Namun anehnya, di media massa Anies selalu mengatakan Jakarta sudah tidak macet karena masyarakat sudah banyak pindah menggunakan transportasi publik. "Lihat ke jalan pada waktu jam aktivitas, Jakarta macet padahal masih pada pandemi. Warga masih memilih menggunakan kendaraan pribadi mobil atau sepeda motor karena merasa lebih aman," ucapnya.

"Bagaimana pula warga mau pindah ke layanan transportasi publik sementara TransJakarta sebagai moda transportasi publik andalan Jakarta, melakukan layanan penuh dengan kecelakaan lalu lintas yang selalu membawa korban meninggal dunia atau kerusakan serius," tuturnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Transportasi Jakarta (pt_transjakarta)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat