Petugas kesehatan mengukur lingkar kepala bayi saat pelaksanaan imunisasi di salah satu Posyandu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (5/1/2022). | ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Nasional

55 Ribu Penyuluh Agama akan Dilibatkan Tekan Stunting

Penyuluh agama tersebut dapat diberdayakan untuk berkolaborasi dengan BKKBN dan organisasi keagamaan lainnya.

BANTUL -- Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) fokus pada pendampingan calon pengantin dengan pendidikan pranikah untuk menekan stunting.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pendampingan calon pengantin tidak hanya dilakukan oleh petugas KUA, tetapi juga 55 ribu penyuluh agama. "Ini menjadi pekerjaan kita semua. Nanti tidak hanya petugas-petugas di KUA, kami juga ada penyuluh agama sebanyak 55 ribu orang, ini saya kira bisa diberdayakan," kata Yaqut saat peluncuran Program Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra-Nikah di Bantul, DIY, Jumat (11/3).

Menurutnya, penyuluh agama tersebut dapat diberdayakan untuk berkolaborasi dengan BKKBN dan organisasi keagamaan lainnya, termasuk pemerintah daerah. Yaqut menilai, kolaborasi dari berbagai pihak penting dilakukan guna menekan angka stunting di Indonesia. 

Terlebih, pemerintah menargetkan pada 2024 angka stunting bisa turun menjadi 14 persen. "Kalau tidak dilakukan dengan kolaborasi yang baik, maka penurunan stunting akan mengalami hambatan," jelas Yaqut.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, peran penyuluh agama tersebut dalam penanganan stunting sangat penting. Sebab, penyuluh agama dapat melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting maupun pendidikan pranikah kepada pasangan calon pengantin yang akan menikah.

"Rekomendasi kan banyak dari pengadilan agama juga, kemudian mereka yang nikah tetapi tidak memenuhi syarat sehat itu kan penting bagi tokoh-tokoh (penyuluh) agama (untuk mengedukasi). Karena calon pengantin pasti datang kepada mereka di kantor agama dan KUA," kata Hasto.

BKKBN juga terus melakukan sosialisasi terkait penanganan stunting ini dengan masif. Terkait program pendampingan tiga bulan sebelum menikah, calon pengantin diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah. 

Saat ini, Hasto menuturkan, tim pendamping keluarga BKKBN yang terus melakukan sosialisasi di seluruh Indonesia mencapai 600 ribu orang. Seluruh tim pendamping ini berperan dalam melakukan sosialisasi kepada calon pengantin. 

Per tahun, kata Hasto, ada dua juta calon pengantin di Indonesia yang menikah. Sebanyak 600 ribu orang anggota tim pendamping cukup untuk melakukan sosialisasi yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. 

Khusus di Bantul, ada 1.200 orang pendamping keluarga atau tim percepatan penanganan stunting. "Yang nikah ada dua juta setahun, tapi tim 600 ribu itu tidak kurang untuk mengingatkan dan mensosialisasikan yang empat ukuran (dalam pemeriksaan kesehatan yakni berapa hemoglobin, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas)," ujar Hasto.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, angka stunting di Bantul sudah cukup rendah, yakni 16 persen. "Angka stuntingnya 16 persen dan sudah hampir mendekati cita-cita (penurunan stunting di angka 14 persen di) 2024," kata Hasto. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Transisi Label Halal Hingga 2026

Sertifikasi halal harus mendapatkan fatwa halal yang menjadi kewenangan MUI.

SELENGKAPNYA

Tanah dan Air Bersatu di Kendi Nusantara

Ibu Kota baru diharapkan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

SELENGKAPNYA