CEO Rene Turos Indonesia sedang memotivasi santri Daarul Abror di Bangka | Erdy Nasrul

Khazanah

1200 Santri Daarul Abror Bangka Galakkan Literasi Pesantren

Literasi merupakan ruh keberlangsungan pendidikan Islam di pesantren

 

BANGKA--Sebanyak 1200 santri dan santriwati serta seluruh guru Pondok Modern Daarul Abror (PMDA) Bangka, Provinsi Bangka Belitung mengikuti seminar literasi pada Sabtu 12 Maret 2022.

Kegiatan ini langsung didampingi Pimpinan PMDA Bangka, KH. Sofyan Abu Yamin, Ustadz Syamsudin Zakaria, dan Ustadz Ahmad Yani Azhari, serta Marbawi selaku pembantu urusan eksternal pondok dan inisiator seminar. 

Awal Januari tahun ini, perencanaan literasi terstruktur sudah diawali dengan seminar "Tantangan Pesantren di Abad 21" yang disampaikan oleh Marbawi, CEO Institut Studi Strategi Indonesia (ISSID). "Ini adalah kick-off dari semua agenda seminar dan pelatihan yang akan memetakan dan memaksimalkan talenta santri selama mondok dan juga embrio Lembaga Manajemen Talenta Daarul Abror (Abror Talent Center) ke depan", tegas Marbawi

Dalam arahannya, Pimpinan pondok KH Sofyan Abu Yamin mengharapkan prakarsa "Al-Birru" ini menjadi semakin praktikal ke depannya dan menjadi contoh bagi pesantren lainnya". Pengasuh dan Direktur TMI Pondok Modern Daarul Abror, Ustadz Ahmad Yani mengatakan bahwa menggunakan media sosial sama dengan mengendarai kendaraan bermotor, harus cukup usia, paham aturan, tahu lokasi yang dituju, jangan tergesa-gesa sehingga tidak terjadi kecelakaan.

"Di gerbang Pondok Modern Daarul Abror ada tulisan, 'Ke Daarul Abror Apa Yang Kamu Cari?', di internet juga demikian. Kejelasan tujuan hidup, cita-cita sangat menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan para santri di internet", jelas Ustadz Ahmad Yani.

photo
Para santri Daarul Abror Bangka mengikuti pelatihan literasi Islam bersama narasumber CEO Rene Turos Indonesia Luqman Hakim Arifin dan CEO Komunikonten Hariqo Wibawa Satria - (Erdy Nasrul)

Pondok Modern Daarul Abror Bangka juga menghadirkan dua narasumber nasional, Luqman Hakim Arifin (CEO Renebook dan Turos Pustaka) serta Hariqo Satria (Pengamat Medsos dan CEO Komunikonten).

Dalam presentasinya Luqman Hakim Arifin menekankan pentingnya kesadaran literasi sejak dini di kalangan santri, dan salah satu caranya adalah dengan menciptakan habit membaca-menulis yang terencana.

Salah satu tipsnya adalah dengan menciptakan kesadaran tentang pentingnya ilmu dalam hidup, menyiapkan "reading zone" dan menetapkan "reading time" untuk dalam kehidupan sehari-hari santri.

 

 

Kemampuan literasi adalah kunci ilmu pengetahuan untuk meningkatkan dan memajukan diri sendiri maupun orang lain. 

 

LUQMAN HAKIM ARIFIN, CEO Rene Turos Indonesia
 

Sementara Hariqo W Satria menyampaikan dalam RUU Perlindungan Data Pribadi diusulkan bahwa anak usia di bawah 17 tahun belum boleh memiliki akun medsos dan menggunakannya, dan Pondok Modern Daarul Abror Bangka sudah menerapkannya demi menjaga para santrinya.

 

"Saya mengisi materi literasi digital di banyak tempat, bedanya di Pondok Modern Daarul Abror Bangka ini literasi sudah menjadi gerakan sistematik bukan lagi sekadar kegiatan" jelas Hariqo.

 
Literasi adalah asupan gizi ruhiyah kita. Selain menambah wawasan, literasi di dunia pesantren menghadirkan ketenangan batin. Inilah kekhasan pesantren yang belum tentu ada di tempat lain.
HARIQO WIBAWA SATRIA, CEO Komunikonten
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat