Jamah melaksanakan shalat tanpa protokol jaga jarak di Masjidil Haram, Ahad (6/3/2022). | Presidensi Haramain Arab Saudi

Tajuk

Kabar Gembira dari Tanah Suci

Kendati sudah ada pelonggaran dari dari Pemerintah Arab Saudi, prokes tak boleh diabaikan.

Pemerintah Arab Saudi telah mencabut sebagian besar aturan pembatasan Covid-19, termasuk karantina dan tes PCR bagi para pengunjung Saudi yang telah divaksinasi. Setidaknya ada enam pelonggaran aturan pembatasan Covid-19 oleh Kerajaan Arab Saudi, antara lain jaga jarak sosial dan penggunaan masker di tempat umum dan terbuka.

Umat Islam yang ingin melaksanakan shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga sudah tidak perlu lagi membuat izin atau jadwal. Hal yang sama berlaku bagi Muslim yang ingin mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW.

Meski demikian, pemberlakuan izin dan penetapan jadwal tetap berlaku bagi umat Muslim yang ingin melaksanakan umrah di Masjidil Haram. Pelonggaran ini mulai berlaku pada Ahad (6/3).

Itu tentu kabar gembira. Utamanya, soal peniadaan kewajiban karantina dan tes PCR. Dua aturan itu membuat ongkos umrah menjadi jauh lebih mahal. Perkiraan biaya haji 2022 pun melonjak jauh dari angka biasanya.

Pada 16 Februari lalu, Menag Yaqut menyampaikan usulan biaya haji ke Komisi VIII. Kenaikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2022, mengalami kenaikan kurang lebih Rp 10 juta dibandingkan biaya haji 2019, yang Rp 35 juta. Sebagian besar kenaikan itu karena adanya tambahan biaya prokes yang dibebankan kepada jamaah. Dari estimasi kenaikan sebesar Rp 10 juta tersebut, Rp 7,6 juta di antaranya untuk biaya prokes.

 
Perkiraan biaya haji 2022 pun melonjak jauh dari angka biasanya.
 
 

Dengan peniadaan karantina dan tes PCR, secara teori biaya haji bisa ditekan, kembali ke angka Rp 35 juta. Tidak sebesar Rp 45 juta seperti yang diusulkan menag ke DPR.

Itu sangat mungkin karena rancangan biaya haji yang diusulkan menag sebelumnya, menggunakan landasan kenaikan biaya akibat prokes. Dan seharusnya, bisa dikoreksi dengan adanya kebijakan pelonggaran di Arab Saudi.

Kendati pemberangkatan haji tahun ini masih belum pasti, pelonggaran prokes dari Arab Saudi sepertinya menjadi sinyal haji 2022 akan bisa terlaksana bagi jamaah Indonesia.  Kita berharap, situasinya akan semakin baik ke depan. Dengan begitu, jamaah Indonesia benar-benar bisa berangkat ke Tanah Suci. Calon jamaah haji sudah dua tahun ini harap-harap cemas, dan berujung kecewa karena tidak jadi berangkat. Semoga harapan itu bisa terpenuhi tahun ini.

Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah soal prokes. Kendati sudah ada pelonggaran dari dari Pemerintah Arab Saudi, prokes tak boleh diabaikan. Jamaah harus disiplin, yang berangkat benar-benar sudah divaksin.

 
Kendati sudah ada pelonggaran dari dari Pemerintah Arab Saudi, prokes tak boleh diabaikan.
 
 

Pengalaman pemberangkatan jamaah umrah harus menjadi pelajaran berharga. Sebanyak 9.646 jamaah umrah yang telah berangkat ke Tanah Suci,  banyak yang positif Covid-19 sekembalinya ke Indonesia. Jumlah jamaah yang terinfeksi ini mencapai 34 persen dari jamaah umrah yang telah kembali ke Tanah Air. Kita tentu tak mau kejadian seperti itu terulang pada jamaah haji nanti.

Pemerintah melalui Kementerian Agama hendaknya juga meningkatkan lobi-lobi dengan pihak Arab Saudi agar jamaah Indonesia benar-benar bisa berangkat tahun  ini. Waktu pelaksanaan haji sudah dekat. Jangan sampai kepastian jadi atau tidak sangat terlambat, yang membuat perencanaan memberangkatkan jamaah tidak maksimal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat