Sejumlah korban gempa dirawat di luar ruangan RS Yarsi Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat menyebabkan sejumlah bangunan di daerah terse | ANTARA FOTO/Altas Maulana/Lmo/nym.

Tajuk

Budaya Sadar Kebencanaan

Ada potensi terjadinya bencana banjir bandang di beberapa titik di Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman pascagempa.

Bencana kembali melanda.  Jumat (25/2) sekitar pukul 08.39 WIB, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat.  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, episenter gempa terletak pada koordinat 0,14° LU ; 99,94° BT tepatnya di darat pada jarak 12 km Timur Laut wilayah Pasaman Barat, Sumatra Barat dengan kedalaman 10 kilometer (km).

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNBP) hingga Jumat (25/2) sore, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa yang getarannya dirasakan hingga Malaysia itu mencapai tujuh orang.  Korban meninggal dunia teridentifikasi tiga orang di Kabupaten Pasaman Barat dan empat di Kabupaten Kabupaten Pasaman. Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman. 

Pusdalpos BNPB juga mencatat sebanyak 5.000 warga terdampak harus mengungsi di 35 titik pengungsian yang tersebar di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali. Hingga Jumat Sore, petugas masih terus mendata dampak yang ditimbulkan bencana gempa bumi tersebut.

 
Para korban bencana alam di Pasaman Barat dan Pasaman tentu sangat mengharapkan bantuan. 
 
 

Para korban bencana alam di Pasaman Barat dan Pasaman tentu sangat mengharapkan bantuan. Yang paling mendesak tentu bantuan berupa tenda agar mereka bisa beristirahat  di pengungsian, terutama bagi warga yang rumahnya hancur.  Saat ini dipastikan masih banyak warga yang khawatir kembali ke rumahnya akibat takut gempa susulan kembali datang. Pemerintah daerah harus memastikan tempat-tempat pengungsian bagi warga tersebut benar-benar aman.

Sebab, berdasarkan laporan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman, Alim Bazar, ada potensi terjadinya bencana banjir bandang di beberapa titik di Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman pascagempa. Gempa bumi yang terjadi pada Jumat pagi ternyata telah mengakibatkan pergeseran tanah.

BPBD Kabupaten  Pasaman menemukan terdapat sejumlah sungai yang mengering karena ada penyumbatan di hulu sungai. Sehingga, penyumbatan itu berpotensi menimbulkan  banjir bandang. Kita tentu berharap potensi bencana banjir bandang ini bisa segera diantisipasi untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. BPBD setempat telah meminta warga  yang tinggal di dekat aliran sungai supaya lebih waspada dan mengungsi sementara waktu. Langkah sigap BPBD ini tentu patut diapresiasi.

Para korban bencana gempa di Pasaman dan Pasaman Barat juga tentu sangat membutuhkan bantuan kebutuhan pokok. Berbagai elemen tentu perlu segera bergerak membantu kebutuhan pokok tersebut, terutama untuk para lansia, ibu hamil, balita dan anak-anak. Kebutuhan dasar para pengungsi harus benar-benar diperhatikan. Pastikan bantuan sampai hingga kepada warga yang berada di pelosok.

 
TNI dan Polri pun harus segera mengerahkan personelnya untuk membantu masyarakat yang rumahnya rusak berat. 
 
 

TNI dan Polri pun harus segera mengerahkan personelnya untuk membantu masyarakat yang rumahnya rusak berat. Selain itu, aparat TNI, POLRI, serta relawan dari berbagai lembaga filantropi bisa bersama-sama memulihkan kembali fasilitas umum, seperti masjid, sekolah, puskesmas, jalan dan jembatan yang rusak akibat bencana gempa ini.

Saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) pada Rabu (23/2), Presiden Joko Widodo telah menegaskan, penanggulangan bencana harus dilakukan secara terpadu dan sistematis. Jokowi menyampaikan, Indonesia telah memiliki Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020 – 2044. Rencana tersebut harus dilaksanakan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. 

Salah satu arahan penting yang disampaikan Presiden Jokowi adalah soal pembangunan sistem edukasi kebencanan berkelanjutan di daerah rawan bencana. Menurut Presiden, budaya sadar kebencanaan harus dimulai sejak dini mulai dari individu, keluarga, komunitas, sekolah sampai lingkungan masyarakat.  Budaya sadar kebencanaan inilah yang harus mulai ditumbuhkan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat