IMAN SUGEMA | Daan Yahya | Republika

Analisis

Omikron Ada di Mana-Mana

Meluasnya omikron akan tidak tertahankan di negara mana pun atau di daerah mana pun.

Oleh IMAN SUGEMA

OLEH IMAN SUGEMA

Pada saat Anda membaca tulisan ini pasti puncak kasus harian Covid-19 untuk varian delta sudah terlewati oleh varian omikron. Walaupun demikian, puncak omikron belum bisa kita ketahui waktu dan intensitasnya.

Sebenarnya, dari sisi pemodelan matematika, hal ini merupakan persoalan yang relatif sederhana saja. Peramalan puncak omikron tidak bisa dilakukan secara akurat karena masalah akurasi data.

Harap diingat, khusus untuk omikron persoalan akurasi data ini dihadapi oleh semua negara di semua belahan dunia. Negara-negara maju di Amerika Utara ataupun di Eropa Barat juga menghadapi masalah yang sama.

Tentunya kita bertanya, mengapa semua negara menghadapi masalah akurasi data? Buat ahli statistik, ini merupakan berita buruk. Di lain pihak, buat ahli epidemiologi hal ini merupakan berita baik. Kok bisa?

 
Harap diingat, khusus untuk omikron persoalan akurasi data ini dihadapi oleh semua negara di semua belahan dunia.
 
 

Epidemiolog justru sangat berharap omikron atau varian lain yang sejenisnya merupakan indikasi bahwa pandemi akan segera berakhir. Dalam bahasa yang lebih hati-hati, kemunculan omikron merupakan tanda yang semakin kuat bahwa akhirnya pandemi Covid-19 akan selesai secara alamiah dalam beberapa bulan ke depan. Berikut adalah alasannya.

Dengan semakin luasnya penyebaran virus Covid-19 di seluruh dunia, maka itu berarti omikron akan menjadikan miliaran manusia sebagi inang tempat berkembang dan bermutasi. Ada dua hal penting dari kejadian ini.

Pertama, omikron dan turunannya akan mendominasi penyebaran Covid-19, dan sekaligus mencegah varian lainnya untuk berkembang lebih luas. Tentunya itu dengan asumsi bahwa omikron memberikan imunitas pada tubuh manusia terhadap varian lainnya.

Walaupun demikian, harap dicatat bahwa imunitas alamiah ini sangat mungkin hanya berlaku sementara. Bukankah kita semua setiap tahun mendapatkan serangan flu sebanyak satu atau dua kali? Kalau Anda kelak terinfeksi Covid-19 secara berulang-ulang, itu akan menjadi fenomena yang umum.

 
Omikron dan turunannya akan mendominasi penyebaran Covid-19, dan sekaligus mencegah varian lainnya untuk berkembang lebih luas.
 
 

Kedua, mutasi omikron akan sangat bervariasi. Dalam bahasa statistik, kita bisa menyatakan bahwa dengan keragaman genetika manusia dan lingkungan di sekitarnya, jumlah mutasi yang terjadi akan tak terhingga kemungkinannya.

Hal terakhir inilah yang perlu mendapatkan pemahaman dari kita sebagai masyarakat awam. Memberikan pemahaman kepada awam secara lengkap dan akurat merupakan bagian penting dari exit strategy terhadap Covid-19. Bisa jadi, sosialisasi merupakan pekerjaan yang lebih sulit dibandingkan penanganan Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan.

Ada beberapa hal penting yang perlu kita pahami sebagai masyarakat awam dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini. Pertama, meluasnya omikron akan tidak tertahankan di negara mana pun atau di daerah mana pun.

Dalam konteks Indonesia yang sangat beragam secara sosial dan kapasitas pemerintahan daerah, kebijakan pengendalian akan sangat bergantung pada daya adaptasi masyarakat setempat, dan kemampuan pemerintah daerah dalam penyediaan layanan kesehatan. Di wilayah yang memiliki layanan kesehatan yang lebih baik, tentunya tidak harus melakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang terlalu ketat.

Kedua, pada prinsipnya, pembatasan kegiatan masyarakat hanya efektif untuk mengulur waktu saja. Pada akhirnya, kita semua akan terinfeksi oleh omikron atau anak-cucunya. Mengulur waktu menjadi penting terutama di wilayah yang pelayanan kesehatannya buruk. Karena itu, penerapan protokol kesehatan, terutama masker, masih akan merupakan opsi yang tak terhindarkan dalam beberapa bulan ke depan.

 
Penerapan protokol kesehatan, terutama masker, masih akan merupakan opsi yang tak terhindarkan dalam beberapa bulan ke depan.
 
 

Ketiga, di negara besar seperti Indonesia, puncak infeksi di setiap daerah akan bervariasi. Wilayah padat penduduk seperti di perkotaan di Pulau Jawa akan cenderung memiliki puncak yang lebih awal. Tentu saja wilayah yang lebih padat penduduknya akan mencatat proporsi infeksi yang lebih tinggi pada awalnya.

Namun, kelak proporsi ini akan relatif sama untuk semua daerah. Setiap daerah akan memiliki kecepatan penularan yang berbeda dan hanya bergantung pada dua hal. Pertama, disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Kedua, densitas penduduk. Faktor lainnya bisa kita anggap minor karena praktis omikron sudah berada di mana-mana.

Keempat, sulit bagi siapa pun untuk menghindar dari wabah ini. Kita hanya bisa mengulur waktu. Sekali lagi saya tekankan bahwa tak ada satu negara pun yang akan sanggup mengendalikan omikron dan anak-cucunya.

Kelima, mengulur waktu menjadi sangat penting untuk menghindarkan korban yang tak perlu. Sebagai contohnya, case fatality rate atau proporsi orang yang meninggal pada gelombang omikron di Indonesia, masih dua kali lebih tinggi dibandingkan di Swedia, negara yang sejak awal mengadopsi pendekatan herd immunity secara alamiah.

Ini menandakan bahwa kelompok rentan di Indonesia masih relatif lebih banyak sehingga menjadi sangat masuk akal, jika pemerintah mengadopsi pendekatan yang lebih konservatif.

 
Dalam beberapa bulan ke depan, aktivitas sosial-ekonomi kemungkinan akan berangsur pulih seperti sebelum pandemi.
 
 

Keenam, dalam beberapa bulan ke depan, aktivitas sosial-ekonomi kemungkinan akan berangsur pulih seperti sebelum pandemi. Ini kedengaran terlalu konservatif dibandingkan beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, Prancis, Italia, dan Norwegia. Mereka bahkan sudah membebaskan penduduknya untuk tidak bermasker.

Kita sebetulnya bukan terlambat mendeklarasikan dikembalikannya kebebasan beraktivitas, tetapi memang kita termasuk negara yang lebih belakangan diterpa oleh badai omikron. Tentunya kita harus bersyukur tentang hal ini karena kita bisa belajar dari bangsa lain dalam mengelola pandemi.

Pada akhirnya, kita akan mencapai herd immunity secara alamiah, dan pada saat itulah kita akan kembali bebas beraktivitas. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk menanti saat yang tepat. Semoga badai omikron akan cepat berlalu. Amin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat