Lontong Cap Go Meh | Instagram/Lontong Cap Go Meh Sahroni

Kuliner

Menu Adaptasi Tionghoa

Makanan ini tercipta di kalangan peranakan Tionghoa Jawa dalam rangkaian tahun baru lunar.

Masih dalam suasana perayaan tahun baru Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa biasanya merayakan beberapa perayaan lanjutan, seperti Cap Go Meh. Ada beberapa makanan khas untuk beberapa acara tersebut, terutama di hari ke-15 pascaimlek yang disebut Cap Go Meh.

Di masyarakat Jawa (pesisir Jawa) berkembang adaptasi kuliner Tiongkok dan Jawa, yaitu lontong cap go meh.

Ada yang menyebutkan bahwa makanan ini khas Semarang. Apa benar demikian? Chef Wahyu Dwi P dari The Grill Estate, Batam, mengatakan, makanan tersebut benar dari Semarang. "Lontong cap go meh dipercaya merupakan adaptasi Tionghoa Indonesia terhadap masakan lokal Indonesia," ujarnya kepada Republika baru-baru ini.

Chef Wahyu menjelaskan, pada saat itu hanya kaum laki-laki etnis Tionghoa yang merantau ke nusantara pada abad 19. Mereka menikahi perempuan Jawa tepatnya penduduk lokal. Di Kota Semarang, hal ini melahirkan perpaduan budaya Peranakan-Jawa.

Konsultan kuliner, Arie Parikesit, juga mengatakan hal serupa. Menu ini memang berasal dari Semarang, tepatnya berbagai kota di pesisiran utara Jawa Tengah, mulai dari Pemalang, Tegal, Pekalongan sampai Kudus dan sekitarnya. "Semarang sebagai pusat perdagangan dan pertemuan antarbangsa menjadi titik akulturasi budaya termasuk kuliner," ungkap Arie.

Menurut dia, makanan ini tercipta di kalangan peranakan Tionghoa Jawa dalam rangkaian tahun baru lunar atau Sincia, khususnya untuk perayaan Cap Go Meh atau 15 hari terakhir perayaan Sincia. "Asalnya di Tiongkok menggunakan makanan serupa bola-bola nasi, yang kemudian diganti dengan lontong, opor ayam, dan ubo rampenya yang semuanya khas Jawa," ungkap Arie.

Senada, Executive Chef Dapur Kusumanegara Indonesia, Chef Nurofik, mengatakan, lontong cap go meh berasal dari Pulau Jawa termasuk daerah Semarang. Asal usul Cap Go Meh dari Tionghoa. Dahulu orang etnis Tionghoa menikah dengan orang Jawa dan muncullah lontong cap gomeh sebagai pengganti hidangannya untuk acara adat setempat," paparnya.

Makna di Balik Lontong Cap Go Meh

Arie memaparkan, lontong cap go meh adalah kuliner lontong berkuah, isinya biasanya sambal goreng jipang atau labu siam, juga ada yang memakai terong, opor ayam, daging kambing, sambal goreng ati kentang, dan telur pindang. Tak ketinggalan pelengkap, seperti acar, bubuk kedelai, kerupuk udang, serta sambal.

Menurut Arie, segala makanan dalam perayaan budaya Tionghoa memang simbolis. Lontong perlambang umur panjang, warna merah dan keemasan dari aneka lauk perlambang kebahagiaan dan kemakmuran. Penataan makanan di piring yang komplet dan melimpah menjadi simbol kecukupan.

Chef Wahyu menambahkan, lontong cap go meh berisikan lontong, kuah kari ayam, telur pindang, dan sambal goreng kentang. "Jangan lupa harus ada taburan serundeng dan bubuk kedelai sangrai," ujarnya.

Menurut dia, masing-masing dari lauk lontong cap gomeh tersebut memiliki makna simbolis. Seperti lontong, misalnya, yang dibungkus daun pisang dan berbentuk panjang. "Dari bentuknya, lontong dianggap sebagai simbol panjang umur," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, telur yang dimasak pindang melambangkan sumber rezeki. Begitu pula dengan opor ayam yang berwarna kuning karena diracik dengan kunyit.

Sementara itu, warna kuning keemasan pada kuah lontong cap go meh dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan. Seperti ketika perayaan Imlek, warna emas merupakan warna keberuntungan.

"Dengan menyantap lontong cap go meh dalam perayaan cap go meh, maka orang-orang Tionghoa berharap mendapatkan keberuntungan, rezeki, dan kemakmuran yang dipresen tasikan dalam sepiring lontong cap go meh," jelasnya.

Chef Nurofik menambahkan, makna dari olahan lontong cap go meh adalah melambangkan asimilasi antara budaya Tionghoa dan penduduk pribumi Jawa.

Di kalangan peranakan Tionghoa Jawa Tengah, khususnya pesisir, biasanya lontong cap go meh ini menjadi menu wajib dalam perayaan Imlek. Menu ini isinya sangat komplet, menurut Arie, biasanya dikonsumsi tersendiri tanpa pendamping lagi. 

Makanan ini juga cocok dikonsumsi sepanjang hari, dari pagi sampai malam. Lalu, biasanya untuk anak-anak, komponen pedasnya tidak disertakan.

Saat ini sudah banyak restoran yang menyajikan menu lontong cap go meh. Menurut Chef Wahyu, lontong cap go meh yang enak ada di daerah Pecinan Glodok, Petak 9. Sedangkan, Chef Nurofik mengatakan, untuk mengonsumsi makanan ini, ia merekomen dasikan paling enak di daerah Semarang. Kalau di Jakarta banyak menu cap go meh dan ia pernah makan menu yang enak di Sate Khas Senayan.

Arie Parikesit merekomendasikan untuk mampir ke Warung Makan Prembaen Semarang, Kedai 55 Semarang, dan RM Sinar Pagi Tegal untuk menjajal lontong cap go meh ini. 

 

 

Dahulu orang etnis Tionghoa menikah dengan orang Jawa dan muncullah lontong cap go meh sebagai pengganti hidangannya.

 
 

Isu Bumbu dan Obesitas

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dapur Umami (@dapurumami.id)

Perayaan hari besar, seperti Imlek dan Cap Go Meh tak bisa dilepaskan dari kegiatan makan bersama keluarga. Dengan brbagai jenis masakan yang tersedia, pemanfaatan bumbu yang bijak perlu menjadi perhatian, tentunya dalam uoaya menjaga kesehatan di masa pandemi. 

Masih dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-62, Kementerian Kesehatan mengampanyekan aksi bersama cegah //stunting// dan //obesitas//. Kedua hal ini masih menjadi permasalahan dunia dan penting bagi seluruh keluarga Indonesia.

Untuk memahaminya serta menerapkan pola makan teratur dan sehat dengan gizi seimbang. PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) turut berperan dalam menyebarluaskan edukasi pencegahan obesitas dengan bekerjasama bersama Pergizi Pangan Indonesia menggelar //webinar//: “Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas?”

Prof Dr Ir Hardinsyah, MS memaparkan fakta-fakta ilmiah dan jurnal penelitian terbaru mengenai bumbu umami sehingga dapat menepis stigma negatif bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas. “Siapa saja beresiko mengalami obesitas, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada prinsipnya, ada banyak faktor pemicu obesitas, seperti potensi genetik, potensi gangguan metabolisme, atau juga ketidakseimbangan hormonal,” ungkap Prof Hardin.

photo
Kandungan gizi dlam asupan sehari-hari. - (Dok Ajinomoto Indonesia )

Menurutnya, ada banyak jurnal penelitian seperti di Cina dan Vietnam yang dapat membuktikan bahwa penggunaan MSG tidak menyebabkan obesitas. Penelitian-penelitian tersebut pun, dimulai dari menggunakan sampel hewan hingga yang terbaru adalah pada manusia, di mulai dari 2008 hingga 2013. 

Senada, Prof Dr Ir Ahmad Sulaeman, selaku Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi di Fakultas Ekologi Manusia IPB, menyampaikan MSG atau bumbu umami juga memiliki manfaat seperti dapat mengontrol nafsu makan, meningkatkan pencernaan makanan berprotein, serta mampu meningkatkan produksi saliva (air liur) yang berperan membantu proses pencernaan senyawa kompleks di mulut, sehingga pada saat sudah di lambung pun kemudian mudah diserap tubuh.

Menurutnya, untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti diabetes, obesitas, jantung, dan hipertensi, guna mewujudkan hidup sehat, penting untuk diperhatikan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI tentang pembatasan asupan gula, garam, dan lemak,” ungkap Ahmad.

Menyadari pentingnya diet garam bagi kesehatan, Ajinomoto saat ini juga memperkenalkan kampanye “Bijak Garam”. Head of Public Relation Department Grant Senjaya, PT Ajinomoto Indonesia menjelaskan, kampanye ini mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak. 

Menurutnya, salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. "Kampanye 'Bijak Garam' ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang,” ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat