Foto udara kirab santri di Desa Ciwulan, Telagasari, Karawang, Jawa Barat, Senin (25/10/2021). Kegiatan yang diikuti ratusan santri, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu dalam rangka memperingati hari lahir PCNU K | ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/WSJ.

Kabar Utama

NU Bangun Ekonomi Kelautan 

PBNU ingin meningkatkan kemandirian di seluruh sektor ekonomi dengan memberikan solusi konkret.

JAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 ikut membangun ekonomi kelautan dengan menjalankan program kampung nelayan binaan. PBNU menargetkan program tersebut dapat berjalan di 90 titik. 

Sebagai tahap awal, PBNU memilih Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai proyek percontohan. Peresmian kampung nelayan binaan di Desa Warloka dilakukan pada Sabtu (5/2), yang merupakan bagian dari kegiatan peringatan Harlah ke-96 NU di Labuan Bajo, NTT, akhir pekan lalu. 

Peresmian ditandai dengan pemberian bantuan awal untuk masjid, lembaga pendidikan dan pemerintahan desa setempat. Program kampung nelayan binaan NU merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang disepakati pada Januari 2022 lalu. 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya desain perencanaan yang matang, sehingga program yang dijalankan tidak sekadar bantuan sesaat. "Kami ingin membangun model kampung nelayan maju yang menjadi percontohan bagi desa-desa nelayan lain di seluruh Indonesia," kata Gus Yahya dalam siaran pers, Ahad (6/2). 

PBNU mengaku telah membentuk tim untuk melakukan asesmen terkait kebutuhan jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang. Menurut Gus Yahya, pihaknya menargetkan model kampung nelayan di Desa Warloka bisa direplikasi ke 90 titik lain dengan tetap mempertimbangkan karakteristik lokal.

"Mudah-mudahan (90 titik kampung nelayan binaan NU) bisa terealisasi. Paling lambat sampai akhir masa khidmat PBNU," katanya. 

Kegiatan peresmian kampung nelayan NU turut dihadiri Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Acara yang dimulai dengan dialog bersama para nelayan ini menjadi momentum penetapan bagi Desa Warloka sebagai lokasi pengembangan Kampung Nelayan Maju tahun 2022 oleh KKP.  

Konsekuensi dari penetapan itu akan ada bantuan sarana prasarana lingkungan, kegiatan pemberdayaan, dan pelatihan bagi para nelayan. Dalam peresmian ini, diserahkan pula paket bantuan alat tangkap ikan pancing ulur (hand line) untuk empat kelompok usaha bersama.

Dalam sesi dialog, para nelayan menyampaikan persoalan listrik yang belum hadir di sana, infrastruktur kesehatan dan pendidikan, serta pasar yang belum maksimal sebagai pusat perekonomian warga. Atas keluhan ini, Gus Yahya memerintahkan PCNU Kabupaten Manggarai Barat segera menindaklanjuti keluhan warga.

photo
Pengunjung mengamati karya pameran seni rupa bertajuk Potret Kyai di Galeri RJ Katamsi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sewon, Bantul, D.I Yogyakarta, Kamis (30/12/2021). Pameran lima tahunan yang digagas oleh Pengurus Wilayah Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (PW Lesbumi NU) DIY itu menampilkan karya dari 51 perupa yang merepresentasikan kehidupan kiai dan santri. - (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/pras.)

Gus Yahya saat memberikan sambutan Harlah ke-96 NU pada Sabtu (5/2) siang mengatakan, peradaban besar bangsa Indonesia dibangun dari peradaban maritim. “Kenapa kami memilih Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi perayaan hari lahir NU, karena untuk memperjuangkan masa depan harus tahu siapa diri kita, apa watak kita, apa karakter kita," kata Gus Yahya. 

Dia menjelaskan, NTT adalah miniatur Indonesia, sehingga sangat tepat dan perwujudan watak peradaban Nusantara yakni watak maritim. Karakter peradaban maritim menjadi modal kekuatan dalam menyongsong peradaban Indonesia. Karakter masyarakat maritim memiliki filosofi kuat yang bisa dijadikan landasan membangun peradaban bangsa.

Dia menjelaskan, ada tiga ciri khas masyarakat maritim, yakni senantiasa berbaik sangka kepada Tuhan, berbaik sangka kepada manusia, dan berbaik sangka serta mengakrabi alam. Sesuai tema Harlah yaitu “Merawat Jagat Membangun Peradaban”, maka NTT menjadi salah pusat tempat acara perayaan.

Di NTT pula, kata dia, PBNU akan memulai kerja peradaban dengan membantu para nelayan lokal. “Kita akan membuat kata menjadi kerja dan kerja yang bisa diukur,” kata Gus Yahya.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berterima kasih kepada PBNU dan menyatakan siap duduk bersama untuk membahas desain tata ruang yang baik. Dengan begitu, kata Viktor, pembangunan kampung nelayan bisa berlangsung komprehensif, tidak tambal sulam.

"Jika ditata dengan perencanaan yang matang, kampung nelayan ini bisa menghasilkan pusat kuliner, pariwisata, dan nelayan yang sejahtera," katanya. 

Staf Khusus Menteri Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Edi Juardi mengatakan, KKP dan PBNU menyiapkan model desain percontohan untuk Desa Warloka Pesisir di Manggarai Barat, sebagai Kampung Nelayan Maju Tahun 2022.

"Kami masih menyiapkan model dahulu. Setelah identifikasi kebutuhan daerah, kami optimalkan kebutuhan itu," kata dia. 

Dalam kunjungan ke Desa Warloka Pesisir sebagai salah satu rangkaian kegiatan Harlah ke-96 NU di Labuan Bajo, Edi menerangkan, konsep nelayan maju bertujuan untuk menyejahterakan kampung-kampung nelayan yang ada di Indonesia.

Setelah mendengar kebutuhan warga Desa Warloka Pesisir, seperti kebutuhan air bersih dan listrik, dia berharap pemerintah daerah bisa mengidentifikasi lebih lanjut.

KKP pun akan melibatkan kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian PUPR, Kementerian Desa, dan kementerian teknis lain untuk ikut serta dalam mendorong pengembangan program tersebut. "Diharapkan pula bahwa model yang telah ditetapkan nanti bisa menjadi patokan untuk pengembangan kampung nelayan lainnya." 

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Wapres Ma’ruf Amin (kiri), didampingi Ketua DPR Puan Maharani (kanan) dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua kiri) tiba di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022). - (ANTARA FOTO/HO/BPMI/Laily Rachev)

Pendampingan

Ketua PBNU H Umarsyah mengatakan, PBNU ingin meningkatkan kemandirian di seluruh sektor ekonomi dengan memberikan solusi konkret membangun dunia kelautan, termasuk untuk para nelayan. Dalam proses perjalanan ekonomi kelautan, kata dia, masih belum ada keseimbangan antara sektor tangkap dan budidaya.

Perikanan sektor tangkap pun belum sepenuhnya mendapatkan dukungan pemerintah, semisal permodalan dan transformasi teknologi.

Nelayan juga belum bisa mengakses kredit perbankan untuk membangun sarana produksi di sektor budidaya.

Selain permodalan yang minim, sarana dan prasarana yang dimiliki nelayan untuk beraktivitas tidak memadai. Hal itu bisa terlihat dari kondisi tempat pelelangan ikan (TPI) yang tidak mendukung produktivitas nelayan. Akibatnya, kualitas ikan yang dihasilkan nelayan tidak mampu bersaing hingga ke pasar nasional dan internasional.

Dia melihat belum adanya tata niaga hasil tangkap ikan laut yang berpihak pada nelayan, sehingga harga sepihak ditentukan oleh pengepul.Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PBNU akan melakukan pendampingan untuk sektor permodalan, transformasi teknologi, dan pemberian pelatihan peningkatan keterampilan.  Selain itu, PBNU akan mempertemukan pengusaha di bidang kelautan dengan para nelayan.  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat