Aktor Sylvester Stallone si pemeran Rambo | Invision

Geni

Pesan Hidup dari ‘Si Rambo’

Ada alasan mengapa si pemeran Rambo Sylvester Stallone tidak pernah membintangi drama romantis.

Sylvester Stallone memilih melihat hidup seperti lautan. Terkadang ada badai, kadang pemandangannya indah, tapi semua tidak abadi.  Baginya, semua manusia pasti akan merasa senang dan sedih. Aktor 75 tahun ini memiliki kunci untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. 

Dia menjalani kehidupan dengan mengalir saja, tanpa menganggap semua permasalahan sebagai hal serius. Dengan pemahaman itu, dia tidak mengalami depresi berkepanjangan ketika datang kesedihan. 

"Saya percaya itu hanya siklus naik turun. Sabar saja, tidak perlu panik," ujarnya saat menjadi bintang tamu di acara “Mola Living Live” besutan Mola TV, Jumat (21/1).

Stallone sudah kenyang mengalami pasang surut kehidupan. Selain perjuangan merintis karier di usia dewasa, dia juga mengalami masa sulit dengan orang tua dan keluarganya saat masih anak-anak.

Stallone memilih menghadapinya dengan rasa humor, alih-alih menganggapnya tragedi. Dia mengakui, masa kecilnya cukup pemberontak. Sejak kecil, Stallone sangat menyukai film, terutama genre fantasi yang menampilkan tokoh Sinbad, Hercules, dan Frankenstein. Sejak pagi pada akhir pekan, dia sudah duduk manis di bioskop dan menyimak film favoritnya. Kesukaan sejak kecil tersebut berlanjut hingga dewasa. 

Nama Stallone dikenal publik setelah membintangi film drama olahraga Rocky yang dirilis pada 1976, sebagai petinju Rocky Balboa. Sebelum itu, dia biasanya hanya menjadi figuran atau karakter sampingan dalam film.

Akibat tampilan fisiknya, Stallone merasa dia selalu direkrut sebagai bad guy. Dia sadar tidak akan pernah menjadi pahlawan utama kecuali dia menulis sendiri cerita untuk filmnya. Itulah yang lantas dia lakukan.

Hanya dalam waktu tiga setengah hari, Stallone merampungkan naskah Rocky. Dia merancang tokoh itu sebagai sosok yang sadar dirinya tidak cerdas dan bukan sosok istimewa, tapi dia adalah pria yang baik.

"Film meledak dan sukses karena penonton ingin mengenal tokoh ini, memahami karakter ini, mungkin karena penonton merasa dirinya juga tidak dimengerti dan kesepian," ujarnya.

Bagi Stallone, bisa terlibat di sejumlah film Rocky yang punya banyak sekuel dan spin-off merupakan keberuntungan. Faktor keberuntungan yang dia maksud adalah kesempatan dan waktu yang tepat.

Dia beruntung menemukan produser yang mau memproduksi film mengenai olahraga tinju. Peluang besar itu juga lantaran ada studio yang mau menampilkan sosok yang sebelumnya tidak dikenal seperti dirinya.

Karena itulah, Stallone sadar jika dia memberikan naskah ke orang lain dan tak membintanginya sendiri, dia akan sangat menyesal. Menurut Stallone, itu kesempatan yang tidak akan terulang lagi.

Hasil dari keyakinan itu, Rocky menjadi film dengan pendapatan kotor tertinggi pada 1976. Berkat film itu pula, Stallone mendapat dua nominasi untuk kategori skenario terbaik dan aktor terbaik di Academy Awards 1977.

Sambil berseloroh, Stallone menganggapnya kutukan sekaligus berkah. "Ini sesuatu yang diimpikan semua aktor dan penulis, tapi semua hal yang saya lakukan selama sisa hidup saya setelah itu selalu dibandingkan dengan Rocky," ujarnya.

Penampilan ikonik Stallone lainnya adalah sebagai John Rambo, veteran Perang Vietnam yang mengidap gangguan stres pascatrauma. Stallone membintangi total lima film Rambo, mulai 1982 hingga 2019.

Dia mengenang, tak ada aktor yang mau menerima peran itu pada film pertama yang bertajuk First Blood. Stallone adalah pilihan terakhir dan dia tidak keberatan dengan itu.

Menurut Stallone, cerita orisinal Rambo sangat menarik, tapi ada hal yang perlu diperbaiki supaya karakternya lebih diterima audiens. Dia pun terlibat dalam penulisan ulang skenario.

Setelah membintangi film, Stallone mendapat banyak komentar positif dari prajurit militer. Film juga membuatnya menyadari kekhususannya. Sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, yaitu semua aksi laga dan pergerakan. 

“Saya bertekad akan tetap di genre ini dan membuatnya sukses," kata pria yang juga gemar melukis itu.

Adegan berbahaya

Hingga kini, ada berbagai adegan laga berbahaya yang sudah dia lakoni. Stallone pernah loncat dari air terjun, berpegangan di bawah tank, melompat dari kuda yang berlari, dan tak terhitung melakukan adegan ledakan tanpa CGI.

Meski sudah dilarang oleh timnya, Stallone suka menantang diri dan mencoba sendiri adegan berbahaya yang ada. Sudah berulang kali sang aktor masuk rumah sakit karena aksi itu, tapi dia terus mencobanya.

Menginjak usia 75 tahun, Stallone tak punya rahasia khusus supaya tetap bugar. Menurut dia, itu hanya karena memori otot lantaran dia sudah berolahraga untuk membentuk tubuh ideal sejak usia muda.

Ada alasan mengapa Stallone tidak pernah membintangi sinema yang sepenuhnya bergenre drama romantis. Dia  pernah mendapat beberapa tawaran, namun tidak menerimanya lantaran berpikir realistis.

Dalam anggapan Stallone, audiens tidak akan mau melihatnya di film-film tersebut. Dia yakin sinema tersebut lebih cocok dibintangi rekan-rekannya seperti Hugh Grant atau Michael Douglas.

Kekhasan demikian, menurut Stallone, perlu dimiliki seorang aktor. Sebagai contoh, dirinya yang memilih untuk khusus memerankan genre laga serta aktor lain yang mungkin suka genre komedi atau drama.

Sineas yang sinema terbarunya, Samaritan, akan segera tayang musim panas 2022 itu juga memberikan rekomendasi serupa bagi aktor dan aktris muda. Saran utama Stallone adalah menemukan karakter personal tanpa meniru orang lain.

Jadilah diri sendiri karena kita tidak bisa menjadi orang lain dan orang lain tidak bisa menjadi diri kita. Dia juga mendefinisikan kesuksesan bagi seorang aktor terkait bagaimana pengaruh aktingnya bagi audiens. 

"Sukses adalah menampilkan karakter dalam film yang membuat penonton merasa terhubung dan mereka ingin melihatmu lagi," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat