Ilustrasi obat Molnupiravir | Youtube

Nasional

Molnupiravir Siap Digunakan

Kemenkes menyatakan, Molnupiravir diberikan gratis untuk pasien Covid-19.

JAKARTA—Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku, saat ini, ada sebanyak 400 ribu tablet Molnupiravir yang siap digunakan. "Sebagai infomasi, 400 ribu tablet Molnupiravir yaitu obat antivirus yang baru dari Merck sudah tiba di Indonesia dan sudah siap digunakan," tutur Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Senin (10/1).

Diketahui, obat alternatif Covid-19 Molnupiravir tiba di Indonesia pada Senin (3/1) pekan lalu. Berdasarkan penelitian, Molnupiravir mampu memberikan proteksi sebesar 50 persen, namun hasil terkini bergeser ke 30-40 persen. Molnupiravir termasuk dalam kelas antivirus yang dikenal sebagai ribonukleosida mutagenik. Pada dasarnya, obat ini bekerja dengan mencegah virus mereplikasi diri.

Cara kerjanya dilakukan dengan mengubah enzim yang menempel pada virus, secara efektif mengelabui virus sebelum memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus. Selama masa pengobatan, pasien diminta untuk meminum empat pil dua kali sehari selama lima hari dengan total 40 pil di seluruh rejimen.

Pada Oktober tahun lalu Merck mengumumkan hasil uji coba global yang menunjukkan bahwa obat Molnupiravir mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 sekitar 50 persen. Uji coba melibatkan 775 peserta yang tidak divaksinasi. Masing-masing memiliki setidaknya satu faktor risiko yang terkait dengan hasil penyakit yang buruk, seperti obesitas, diabetes, atau penyakit jantung.

Peserta dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu satu yang menerima obat dan kelompok lainnya menerima plasebo. Pada kelompok plasebo, 53 pasien atau 14 persen dirawat di rumah sakit atau meninggal karena infeksi dibandingkan dengan 28 atau 7,3 persen pada kelompok yang menerima pengobatan.

Setelah 29 hari pemantauan, tidak ada kematian yang dilaporkan pada mereka yang menerima Molnupiravir dibandingkan dengan delapan kematian di antara mereka yang menggunakan kelompok plasebo.

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, memastikan, obat ini akan diberikan secara gratis kepada pasien Covid-19. "Iya, obat ini gratis untuk pasien Covid-19," kata Nadia.

Meski gratis, lanjut Nadia, tak tertutup kemungkinan obat Molnupiravir ini dijual bebas di pasaran nantinya. "Kalau sudah dapat izin edar dari BPOM, bisa diedarkan di pasaran, bukan hanya di rumah sakit," kata dia.

Namun, obat Molnupiravir yang dijual di pasaran nantinya bukanlah obat yang dibeli Kemenkes. Obat tersebut dibeli sendiri perusahaan farmasi.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap Molnupiravir. "Sudah (BPOM terbitkan EUA untuk obat Molnupiravir)," kata Penny di Jakarta, Senin (10/1).

Diketahui, rencana pembelian Molnupiravir sudah diungkap Menkes Budi Gunadi sejak awal November 2021. Saat itu, di depan anggota Komisi IX DPR, Menkes menyatakan, akan membeli sebanyak 600 ribu hingga satu juta tablet Molnupiravir. 

Molnupiravir ini akan diberikan kepada pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang. Salah satu indikatornya adalah pasien dengan saturasi oksigen masih di atas 95. Dengan memberikan obat ini, pasien tersebut diharapkan tak perlu dirujuk ke rumah sakit.

Untuk setiap pasien, dibutuhkan 40 tablet Molnupiravir. Dengan perkiraan harga 50 dolar AS atau Rp 713 ribu per 40 tablet, Kemenkes akan mengeluarkan dana sebesar Rp 17,82 miliar untuk membeli satu juta tablet Molnupiravir. Perhitungan ini mengacu pada kurs hari ini, Rp 14.275 per dolar AS.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat