Petugas merapikan kamar untuk jamaah umrah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (1/12/2021). Kementerian Agama menyiapkan Asrama Haji Pondok Gede sebagai tempat karantina jamaah umrah. | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Karantina Umrah Perlu Dibedakan

Karantina dipersolkan calon jamaah umrah karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan.

JAKARTA -- Tim advance uji coba umrah di masa pandemi Covid-19 telah kembali ke Tanah Air. Saat ini, mereka sedang menjalani masa karantina selama tujuh hari sesuai permintaan Satgas Penanganan Covid-19.

Pihak asosiasi dan legislator berharap ada perbedaan ketentuan karantina untuk jamaah umrah demi menekan biaya. Ketua Tim Advance Mitigasi Sistem Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) M Azhar Gazali mengatakan, saat ini ada 25 orang yang menjadi tim advance sedang menjalani masa karantina di hotel pilihan masing-masing.

Menurut dia, kebijakan karantina sama dengan mereka yang baru datang dari luar negeri, yaitu karantina di hotel berbayar. "Umrah juga seperti itu, tetapi kita tidak tahu regulasi kedepan apakah nanti bisa dipusatkan di Asrama Haji," katanya kepada Republika, Jumat (7/1). 

Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umroh Haji (Ampuh) Tri Winarto mengatakan, pelaksanaan umrah tim advance berjalan lancar. Namun, yang masih menjadi keluhan adalah persoalan karantina.

Masa karantina selama tujuh hari, menurutnya, cukup memberatkan jamaah. Keberatan tersebut tidak semata karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Durasi karantina yang terlalu lama juga dinilai membuat jamaah jenuh dan lelah. "Itu yang mungkin membuat mereka bosan," kata Azhar.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Informasi Haji (informasihaji)

Para penyelenggara perjalanan ibadah umroh (PPIU) berharap, pemerintah melalui Satgas Covid-19 dapat mengurangi waktu karantina jamaah setibanya di Tanah Air. Pengurangan waktu karantina bisa diberikan kepada jamaah yang tidak positif Covid-19 setelah kembali dari Arab Saudi.

"Intinya, teman-teman PPIU tetap berharap agar ada keringanan karantina untuk jamaah umrah," kata Tri. Jika masa karantina di Tanah Air dapat dikurangi, akan ada peningkatan minat jamaah umrah.

Karantina menjadi bagian yang dipersolkan calon jamaah umrah karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan. "Sehingga keinginan jamaah yang begitu besar untuk umrah paling tidak segera bisa dilakukan keringan terhadap karantina. Tentu juga akan berpengaruh kepada biaya yang dikeluarkan jamaah," katanya.

 
Keinginan jamaah yang begitu besar untuk umrah paling tidak segera bisa dilakukan keringan terhadap karantina.
 
 

 

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar berharap pemerintah dapat menyediakan asrama haji sebagai tempat karantina seusai menjalankan ibadah umrah untuk menekan biaya. Sebab, jamaah akan mengeluarkan biaya lebih banyak jika harus melakukan karantina di hotel. 

"Jamaah bisa menggunakan asrama haji yang ada di mana-mana. Itu lebih murah. Bisa juga cari cara lain yang memungkinkan. Yang pasti jamaah harus sehat, aman, dan selamat," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

photo
Jamaah umrah perempuan menunaikan shalat untuk kali pertama di depan Ka'bah, Makkah, setelah dibuka kembali akibat penularan Covid-19, Ahad (17/10/2022). - (AP Photo/Amr Nabil)

Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Bidang Investasi dan Kerja Sama Luar Negeri, Hurriyah El Islamy mengingatkan, jamaah yang berangkat umrah menjadi cerminan jamaah Indonesia. Kepatuhan para jamaah akan menjadi pertimbangan Pemerintah Saudi dalam mempertimbangkan kemungkinan jamaah Indonesia untuk diikutsertakan dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

Oleh karena itu, Hurriyah meminta masyarakat mendoakan agar semua jamaah yang berangkat selamat dan sehat selama melakukan ibadah di Tanah Suci hingga kembali ke Tanah Air. "Adapun dari sisi BPKH, kami berkomitmen dan dengan memperhatikan keamanan serta kehati-hatian, akan mempertajam persiapan investasi perhajian di Tanah Suci. Hal ini untuk lebih memastikan pemenuhan prokes jamaah serta memberikan kualitas jasa yang terbaik," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat