Relawan Rumah Zakat Indonesia menyiapkan bantuan untuk korban erupsi gunung Semeru saat pemberangkatan Truk Kebaikan Semeru di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). Rumah Zakat Indonesia meluncurkan program Truk Kebaikan Semeru tahap pertama | ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Khazanah

Lembaga Zakat Dinilai Makin Dipercaya

Peningkatan penghimpunan ZIS lebih banyak terjadi di lembaga zakat besar.

JAKARTA – Meski pandemi Covid-19 belum usai dan perekonomian belum sepenuhnya pulih, antusiasme masyarakat untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah tidak surut, bahkan meningkat. Sejumlah lembaga zakat mencatatkan peningkatan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang signifikan sepanjang tahun 2021.

Pengamat ekonomi syariah dari IPB University, Irfan Syauqi Beik, mengamini hal itu. Menurut dia, lembaga-lembaga zakat sedang mengalami fenomena surplus kepercayaan. Karena itu, menurut dia, tantangannya saat ini ada pada lembaga zakat itu sendiri untuk terus meningkatkan kinerjanya. ‘’Kepercayaan begitu besar. Maka, saking besarnya, orang berbagi lewat lembaga zakat," tutur dia kepada Republika, Kamis (6/1).

Hal yang tak kalah penting, menurut Irfan, saat ini adalah momentum yang harus dimanfaatkan untuk melakukan penguatan program, penghimpunan, dan penyaluran. Harapannya, kepercayaan dari masyarakat makin besar sehingga minat berdonasi melalui lembaga zakat kian meningkat.

"Kepercayaan ini didapat ketika lembaga zakat bisa mempertanggungjawabkan aktivitas pengelolaan zakatnya," kata dia.

Dia menjelaskan, ada tiga hal yang harus dipertanggungjawabkan. Pertama, pertanggungjawaban keuangan dan ini harus dibuktikan dengan laporan keuangan yang teraudit. Kedua, akuntabilitas program. Misalnya, penyaluran zakat mampu meningkatkan kondisi perekonomian mustahik dan memberikan dampak kepada pemenuhan kebutuhan dasar mustahik.

"Ketiga yaitu pertanggungjawaban dari sisi syariah dan etika. Etika ini soal akhlak, kinerja, individu, serta pelayanan. Syariahnya itu kesesuaian syariah. Jangan sampai program penyalurannya tidak sesuai syariah," katanya.

photo
Relawan Rumah Zakat Indonesia menyiapkan bantuan untuk korban erupsi gunung Semeru saat pemberangkatan Truk Kebaikan Semeru di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Melihat kondisi saat ini, Irfan pun optimistis penghimpunan ZIS pada 2022 pun akan meningkat. Optimisme ini kian bertambah ketika kondisi perekonomian nasional mulai berangsur pulih. "Saya optimistis, dan lebih optimistis lagi ketika kita mulai pemulihan," ujar dia.

Pengamat ekonomi Islam yang juga Direktur Indonesia Development and Islamic Studies Yusuf Wibisono punya pandangan berbeda. Menurut dia, peningkatan penghimpunan ZIS yang ditorehkan sejumlah lembaga zakat belum dapat menunjukkan kondisi perbaikan ekonomi masyarakat. Bahkan, secara umum, ia menilai penghimpunan zakat masih mengalami penurunan.

"Hal ini karena donatur utama lembaga zakat adalah kelas menengah perkotaan yang di masa pandemi ini mengalami kejatuhan ekonomi paling dalam," kata dia.

 
Donatur utama lembaga zakat adalah kelas menengah perkotaan yang di masa pandemi ini mengalami kejatuhan ekonomi paling dalam.
 
 

Menurut Yusuf, meningkatnya penghimpunan dana lembaga zakat lebih banyak terjadi di lembaga-lembaga zakat besar. "Yakni lembaga-lembaga zakat yang telah memiliki brand image kuat," ujar dia.

Ia menjelaskan, kenaikan penghimpunan ZIS di lembaga-lembaga zakat besar ini terjadi karena basis donatur mereka didominasi oleh kelas atas yang memang tidak banyak terdampak oleh pandemi, bahkan semakin kaya pada masa pandemi ini.

Hal lain yang mendorong peningkatan penghimpunan ZIS di lembaga-lembaga zakat besar, menurut Yusuf, adalah besarnya investasi mereka pada upaya peningkatan customer loyalty dan kemudahan pembayaran donasi, terutama melalui digitalisasi.

Sebelumnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencatat peningkatan penghimpunan ZIS sebesar 33 persen, yakni dari Rp 387 miliar pada 2020 menjadi Rp 515,6 miliar pada 2021. Peningkatan penghimpunan ZIS juga berhasil diraih Dompet Dhuafa, yakni sebesar 23,05 persen pada 2021. 

Tingginya animo masyarakat untuk berbagi juga dirasakan oleh Tokopedia. Melalui siaran pers, VP of Corporate Affairs Tokopedia Nuraini Razak menyampaikan, Tokopedia memotret sejumlah fakta yang menarik untuk dibagikan kepada masyarakat, salah satunya antusiasme masyarakat yang tinggi untuk berdonasi meski pandemi masih berlangsung.

"Sepanjang 2021, masyarakat Indonesia telah mengumpulkan lebih dari Rp 160 miliar lewat fitur Donasi, Zakat, dan Qurban di Tokopedia," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat