Tangkapan layar film Ben & Jody | Youtube

Geni

Film Ben & Jody Bicara Isu Sosial

Ben & Jody merupakan film action yang seru.

Sejak keluar dari Filosofi Kopi, Ben (Chicco Jerikho) aktif membela kelompok petani yang melawan perusahaan. Jody (Rio Dewanto) khawatir tentang keberadaan sahabatnya itu.

Dia akhirnya melakukan pencarian untuk menemukan keberadaan Ben. Perjalanan ini menghadapkan mereka pada petualangan hidup dan mati melawan gerombolan pembalak liar pimpinan Aa Tubir (Yayan Ruhian). 

Pertemuan Ben dan Jody dengan kelompok kampung adat membuat mereka harus menghadapi pembalak liar. Karakter Ben dan Jody dari film Filosofi Kopi kembali hadir menyapa penggemar dengan pengembangan genre aksi lewat film berjudul Ben & Jody.

Berbeda dari dua film sebelumnya yang berbicara kopi, film ini mengangkat cerita isu sosial yang sedang marak tentang perjuangan petani mempertahankan lahannya serta komunitas adat yang melakukan perlawanan.

“Kami ingin bicara isu lebih besar di sini,” kata Chicco Jerikho saat perilisan trailer dan poster Ben & Jody di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu (5/1).

Genre aksi yang diusung dalam film ini membuat Chicco mempersiapkan stamina fisik yang fit untuk setiap adegan. Selama ini, karakter Ben bergerak sesuai situasi yang dia alami. Dalam film Filosofi Kopi 1 dan Filosofi Kopi 2, Ben menampilkan sosok yang idealis. Di film ini, Ben menjadi sosok yang memiliki pemikiran jauh dan panjang, seperti berjuang melawan konflik lahan.

“Seiring berjalannya waktu, ada pendewasaan Ben,” ujar Chicco.

Meskipun berbeda genre dari film pertama dan kedua, Ben & Jody merupakan kelanjutan dari Filosofi Kopi. “Ini adalah film yang saya berani bilang akan sangat seru dan terasa action-nya ketika disaksikan di bioskop,” kata produser Ben & Jody, Cristian Imanuell.

Menurut sutradara Ben & Jody, Angga Dwimas Sasongko, film ini merupakan pengembangan dari cerita film Filosofi Kopi 1 dan Filosofi Kopi 2. Angga memilih bermain-main dengan fantasinya untuk proyek lanjutan Filosofi Kopi

Angga membuat dan membangun desa fiksi Wanareja hingga menghadirkan cerita komunitas adat yang selama ini dipaksa menghadapi perubahan zaman. “Ini fantasi yang saya ciptakan di sini melebarkan film universe Filosofi Kopi jadi lebih nyata,” kata dia.

Pemain dan kru produksi Ben & Jody mempersembahkan film ketiga dari universe Filosofi Kopi untuk musisi Glenn Fredly. Sebelum meninggal dunia, Glenn sempat mengajak untuk menghadirkan film aksi yang mengangkat isu penting. 

Glenn adalah sosok yang sangat dekat dengan isu lingkungan hidup. Semasa hidup, Glenn cukup vokal melawan kerusakan alam di Kepulauan Aru. “Itu menjadi memori di kepala kami. Ini mau kami translate di cerita Ben & Jody sebagai bentuk perayaan hidupnya,” ujar Angga.

Angga bercerita, selama proses penulisan Ben & Jody ada kejadian luar biasa yang mengubah genre film ini. “Tadinya mau bikin agak komedi, tapi proses kreatif berubah drastis pas Bung Glenn meninggal,” ujanya.

Setelah Glenn meninggal, Angga sangat kehilangan sosok sahabat dekat. “Ini masa membingungkan sepanjang hidup saya, tiga bulan total enggak ngerti mau ngapain,” kata Angga. Film yang mulai tayang di bioskop pada 27 Januari 2022 ini merupakan proses penyembuhan atas kehilangan sosok Glenn. 

Pemeran Aa Tubir, Yayan Ruhian, menjelaskan, karakternya adalah sosok idealis yang realistis. “Aa Tubir bukan orang yang suka ribut, tetap dia hanya melaksanakan perintah orang yang sudah membayarnya,” kata Yayan.

Berbeda dari film sebelumnya yang hanya menuntutnya menampilkan adegan bela diri, Yayan harus beradu akting dengan pemain film ini. “Di sini, saya harus belajar akting,” kata Yayan.

Selain menjadi sosok antagonis utama, Yayan juga menjadi fighting choregrapher di film ini. Dia membuat adegan perkelahian sedetail mungkin dengan membedakan gaya bertarung setiap karakter sesuai kepribadian masing-masing.

“Ini fantasi Angga. Saya sangat hati-hati. Saya ingin membuat sesuatu sesuai apa yang diinginkan pencipta karakter itu,” ujar Yayan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat