Direktur Aman Palestin Indonesia Miftahuddin Kamil (kanan) mengalungkan kain syal bermotif Bendera Palestina kepada Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kiri) saat penyerahan bantuan di kantor Republika, Jakarta, Jumat (27/8/2021). | Republika/Thoudy Badai

Halaman 3

Mereka Setia karena Keistiqamahan Republika

Pembaca berharap, Republika dapat konsisten menjadi media yang menyuarakan nilai-nilai keislaman.

OLEH EVA RIANTI, SILVY DIAN SETIAWAN

Menyongsong usia ke-29 tahun pada 4 Januari 2022, harian Republika masih terus mendapat tempat di hati pembaca dan pelanggannya. Syahrizal Musa (53 tahun), seorang konsultan keuangan di sebuah perusahaan swasta di Ibu Kota, merupakan salah satu pelanggan setia koran Republika sejak hampir dua dekade yang lalu.

Pria kelahiran Jakarta, 11 Mei 1968, itu mengawali berlangganan Republika sejak 1 Desember 2003. Hingga kini, Syahrizal masih setia ‘menyelami’ berita-berita yang disajikan para wartawan Republika dalam tampilan kertas di tengah arus pergerakan informasi via digital yang begitu cepat dan masif.

Syahrizal bercerita, awal mula mengenal Republika sekitar 2000-an. Pada saat itu, dia sempat mengirimkan artikel ke redaksi dengan topik seputar ekonomi Islam. Tulisannya lantas tayang di salah satu halaman Republika. Sejak itu, ia mengaku berlangganan Republika.

photo
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kedua kiri) menyerahkan bantuan kepada Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad (kedua kanan) kantor Republika, Jakarta, Jumat (27/8). Republika menyalurkan bantuan dari pembaca Republika kepada sejumlah lembaga kemanusian untuk disalurkan dalam bentuk kendaraan ambulan, perpustakaan, dan alat penunjang pendidikan untuk 300 anak di Palestina. - (Republika/Thoudy Badai)

“Memang saya tertarik untuk langganan Republika, terus terang saya concern dengan media informasi Islam yang menyuarakan tentang keislaman. Waktu itu, saya melihat Republika salah satu media yang berpihak berita-beritanya tentang keislaman, makanya dari situ mulailah saya berlangganan, sampai saat ini saya masih berlangganan Republika,” ujar Syahrizal saat ditemui Republika, Senin (27/12).

Dia menuturkan, Republika menjadi salah satu referensi bacaan yang rutin ‘dilahap’. Menurutnya, Republika menyajikan berita tentang keislaman yang bersifat komprehensif. Tidak serta merta hanya membahas soal ibadah mahdhah yang termaktub dalam rukun Islam, tetapi juga ghairu mahdhah, seperti mengulas soal ekonomi, politik, hingga pemerintahan dari sudut pandang Islam.

Terlebih, Syahrizal mengatakan, dirinya yang memulai karier di bidang ekonomi sejak 1996 itu membutuhkan informasi dan pengetahuan yang spektrumnya luas mengenai ekonomi, terutama dari perspektif Islam.

“Dari berlangganan itu, banyak keilmuan yang Republika tulis bisa jadi masukan bagi saya. Dengan adanya Republika saya bisa tahu bermacam sudut tentang keislaman secara luas. Seperti, saya kan orang ekonomi akuntansi, gimana sih Islam mengatur tentang ekonomi,” ungkapnya.

photo
Para pemenang anugerah pada malam Anugerah Syariah Republika 2019 di Hotel JW Mariott Jakarta, Selasa (19/11). Republika Group kembali menggelar Anugerah Syariah Republika (ASR) 2019 - (Prayogi/Republika)

Syahrizal berharap, Republika dapat konsisten menjadi media yang menyuarakan nilai-nilai keislaman. Selain itu juga dapat mengembangkan kreativitas dalam melahirkan berita dengan topik yang beragam serta dapat terintegrasi dengan sejumlah platform untuk menyampaikan informasi yang lengkap dan inovatif secara lebih luas kepada pembaca.

Syahrizal menjadi salah satu di antara pelanggan-pelanggan Republika lainnya di seluruh Indonesia yang ikut antusias. Kebiasaannya membaca koran pada pagi hari sambil menyeruput minuman hangat sebelum berangkat kerja pun bisa terus menjadi rutinitas menarik baginya.

Salah satunya warga Kota Yogyakarta, Agus Hanafi (69), juga sudah lebih dari 10 tahun berlangganan harian Republika. Hanafi merasa, ada yang kurang dan hampa saat dia membaca salah satu surat kabar yang cukup ternama di Indonesia dan ia pun mencoba membaca Republika.

Di Republika, Hanafi awalnya tertarik dengan konten-konten Islam, terutama yang diterbitkan di tiap Jumat. Ia merasa konten yang ada di Republika pas dengan kebutuhannya akan informasi. Selain dengan konten berita ter-updateRepublika juga dinilai lebih lengkap dengan konten-konten Islamnya.

Konten-konten tersebut seperti Dialog Jumat hingga Islam Digest. Konten tersebut menjadi nilai lebih yang menjadikan pembaca beralih untuk membaca Republika dan menjadi pembaca setia. “Bobot beritanya tidak kalah dengan yang lain, Republika sangat pas untuk keperluan saya,” kata Hanafi.

photo
Konsultan wakaf di Yayasan Wakful Ummah Turki Samir Saeed berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Selasa (23/11). Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus membahas tentang kondisi Al-Quds terkini. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Tidak berbeda dengan Hanafi, Damami (66) juga tertarik membaca Republika awalnya dikarenakan sebagian konten-kontennya membahas tentang agama. Damami yang juga warga Kota Yogyakarta ini menilai, bahasa yang digunakan Republika juga sangat baik.

“Bahasanya bagus, lengkap, terutama yang Islam Digest dan Dialog Jumat, ada konten yang tanya jawab, up to date, saya senang sama konten-kontennya,” kata ibu dua anak tersebut.

Damami pun menceritakan awal mula ia dan keluarganya berlangganan. Suami Damami yang mulanya mengambil inisiatif untuk berlangganan. Bahkan, keluarganya sudah berlangganan sejak tahun pertama Republika terbit, yakni pada 1993. Artinya, Damami sudah berlangganan Republika selama 29 tahun lamanya. “Waktu itu Bapak (suami Damami) masih berprofesi sebagai dosen,” ujar Damami.

Suaminya yang saat ini berusia 70 tahun juga senang menyimpan konten-konten Islam yang ada di surat kabar Republika. Konten-konten ini tidak hanya dijadikan sebagai koleksi. Namun, konten-konten tersebut dijadikan oleh suaminya sebagai bahan untuk mengisi pengajian. Saat ini, suami Damami aktif mengisi pengajian setelah pensiun sebagai dosen.

photo
Anak yatim piatu penerima manfaat saat mengikuti kegiatan penyaluran bantuan donasi yang digelar secara hybrid di kantor Republika, Jakarta, Selasa (23/11/2021). PT Republika Media Mandiri bekerjasama dengan Yayasan Allianz Peduli menyalurkan donasi kepada 25 penerima manfaat anak yatim piatu yang terdampak pandemi Covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)

Selain itu, suami Damami juga aktif menyumbangkan tulisan-tulisan keagamaan di media lain, seperti Suara Muhammadiyah. “Bapak senang menulis dan senang dengan isi-isi di Koran Republika,” ujar dia.

Damami pun juga senang dengan konten-konten kuliner hingga konten yang membahas tentang ‘kekinian’ seperti konten Gen-I. Terlebih konten-konten Gen-I ini membahas terkait kaum milenial. "Walaupun sudah di umur segini, tapi tetap harus belajar banyak dan membaca tentang kaum milenial,” katanya. 

Di usianya yang sudah dewasa ini, Republika diharapkan tetap menemani pembaca-pembaca setianya. Tentunya, dengan mengedepankan konten-konten yang bermanfaat dan Republika.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat