Ampul vaksin Moderna yang digunakan untuk vaksinasi massal Covid-19 dosis tiga di Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta, Selasa (30/11). Vaksinasi Covid-19 dosis tiga atau vaksin booster untuk relawan ini menggunakan vaksin moderna. | Wihdan Hidayat / Republika

Opini

'Super Immunity' Covid-19

Pesan utamanya tetaplah jelas, segeralah mendapat vaksinasi Covid-19 yang lengkap.

TJANDRA YOGA ADITAMA, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI

Kita ketahui bahwa dalam menghadapi berbagai penyakit menular maka tubuh kita dilengkapi dengan imunitas, antara lain dalam bentuk antibodi. Secara umum, antibodi akan didapat dengan dua cara.

Pertama, kalau sembuh dari sakit, dan kedua, kalau kita mendapat vaksinasi. Dalam hal Covid-19, sudah cukup banyak kajian tentang bagaimana imunitas yang terbentuk akibat sakit dan sebagai dampak vaksinasi, atau kombinasi keduanya.

Vaksinasi Covid-19

Vaksinasi Covid-19 telah dimulai di dunia pada Desember 2020. Ada cukup banyak jenis vaksin yang digunakan, yang diproduksi berdasarkan setidaknya empat mekanisme atau “platform”. Pertama adalah virus yang dilemahkan atau yang diinaktifkan.

Kedua, protein sub-unit. Ketiga, vektor viral, dan keempat, berdasar pada mekanisme RNA dan DNA. Efikasi vaksin yang kini beredar adalah antara 60-an sampai 90-an persen.

 

 
Yang kini banyak dibahas tentu bagaimana efikasi vaksin terhadap varian baru omikron, yang penelitiannya masih terus berjalan.
 
 

Beberapa waktu yang lalu, pernah diberitakan bahwa efikasi vaksin Pfizer dan Moderna yang angkanya di atas 90 persen misalnya. Ternyata terhadap varian delta efikasi ini turun menjadi sekitar 80 persen. Jadi memang turun, tetapi masih cukup baik.

Yang kini banyak dibahas tentu bagaimana efikasi vaksin terhadap varian baru omikron, yang penelitiannya masih terus berjalan. Sejauh ini hasilnya menunjukkan bahwa efikasi vaksin memang akan berkurang, dan kita masih tunggu sampai sejauh mana kemungkinan penurunan itu.

Di sisi lain, vaksinasi tetap akan bermanfaat untuk mengurangi angka masuk rumah sakit dan penyakit menjadi berat. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa efikasi terhadap omikron akan menurun, tetapi akan dapat meningkat kembali dengan pemberian “booster”, sehingga beberapa negara sudah mulai memberikan pada rakyatnya. Menurut berita maka pada Januari 2022 ini, kita juga akan mulai pemberian vaksin booster, tentu dengan pengaturan khusus.

Kombinasi infeksi alamiah

Pada mereka yang sembuh dari sakit Covid-19 maka akan terbentuk antibodi untuk melawan kemungkinan infeksi yang berikutnya, ini yang disebut imunitas alamiah. Data menunjukkan, kalau mereka kemudian, sesudah sembuh, mendapat vaksinasi lagi maka imunitasnya akan tumbuh menjadi lebih baik lagi. Ini berlaku untuk masa sekarang dan bahkan diharapkan akan dapat efektif terhadap kemungkinan varian baru pada masa datang.

 
Di sisi lain, vaksinasi tetap akan bermanfaat untuk mengurangi angka masuk rumah sakit dan penyakit menjadi berat.
 
 

Dengan berkembangnya varian baru SARS CoV 2 penyebab Covid-19, para ahli mulai makin menarik perhatian terhadap fenomena “super-immunity” atau Imunitas Super ini. Sudah juga ada pendapat bahwa keadaan ini, antara lain yang membuat kasus dapat tetap melandai di berbagai negara, termasuk negara kita dan India, serta sebagian negara lain.

Fenomena yang disebut juga imunitas hibrid (“hybrid immunity”) ini terjadi ketika seseorang yang sudah pernah sakit, kemudian sembuh lalu mendapat vaksinasi. Para pakar berpendapat bahwa dengan memahami perlindungan imunitas, yang didapat alamiah sesudah seseorang sembuh dengan imunitas, yang didapat dari vaksinasi maka akan didapatkan kemungkinan perlindungan tubuh yang terbaik.

Laporan awal penelitian yang antara lain disampaikan di jurnal kesehatan internasional “Nature” akhir 2021 menunjukkan, serum darah mereka dengan imunitas super punya kemampuan lebih baik untuk menetralisasi beberapa varian Covid-19.

Ini setidaknya lebih baik daripada netralisasi pada mereka yang mendapat vaksin, tapi sebelumnya tidak pernah sakit. Memang belum terlalu jelas, apakah hal ini terjadi karena kadar antibodi netralisasi yang lebih tinggi atau ada mekanisme lain.

Para pakar juga mendapatkan bahwa ternyata pemberian vaksin ketiga atau “booster” ternyata akan memberi perlindungan sama seperti Imunitas Super pada mereka yang belum pernah sakit sebelumnya. Karena inilah maka kini berbagai negara mulai memberikan vaksin “booster” untuk rakyatnya.

Dalam hal ini perlu disadari bahwa “Super Immunity” atau Imunitas Super bukanlah benar-benar berarti amat super. Salah satu penelitian awal menunjukkan, mereka yang sembuh kemudian divaksin lalu mendapat imunitas yang baik, bahkan disebut “hyper-charged immunity”, ternyata dalam perjalanan waktu efektivitas perlindungan juga akan turun. Apalagi, penelitian ini dilakukan sebelum ada varian omikron, yang tentu perlu dikaji lebih mendalam dampak omikron terhadap Imunitas Super.  

 
Para pakar juga mendapatkan bahwa ternyata pemberian vaksin ketiga atau “booster” ternyata akan memberi perlindungan sama seperti Imunitas Super pada mereka yang belum pernah sakit sebelumnya. 
 
 

Juga perlu dipahami bahwa dengan menyebutkan bahwa imunitas super berfungsi baik maka sama sekali tidak berarti mengatakan bahwa baiknya orang dapat sakit saja, lalu divaksin. Ini pendapat yang salah, karena jatuh sakit seseorang tentu punya berbagai risiko besar bagi kesehatan, bahkan mungkin juga kehidupan. 

Segeralah divaksin

Selain imunitas akibat vaksinasi saja dan akibat orang sesudah sembuh lalu divaksin, para peneliti juga sedang menyelidiki bagaimana imunitas tubuh pada seorang yang divaksin tapi kemudian tetap jatuh sakit Covid-19. Penelitian laboratorium yang dipublikasi di “Journal American Medical Association (JAMA)” akhir 2021 ternyata juga menunjukkan, dampak perlindungan imunitas yang jadi lebih baik pada mereka yang mula-mula divaksin kemudian sakit.

Penelitian masih terus berproses dan bila sudah ada hasilnya kelak, tentu akan memperluas cakrawala pengetahuan kita tentang hal ini, dan akan bermanfaat bagi program pengendalian Covid-19.

Dengan berbagai perkembangan ilmu yang ada, pesan utamanya tetaplah jelas, segeralah mendapat vaksinasi yang lengkap. Lalu, kalau sudah akan ada kemungkinan mendapat vaksin “booster”, baik untuk dilakukan, khususnya awalnya bagi mereka yang punya risiko lebih tinggi untuk mendapat penyakit Covid-19 dalam berbagai variannya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat