Musim hujan bisa menjadi media penyebaran berbagai penyakit. | Pixabay

Perencanaan

Perlindungan Saat Musim Hujan

Musim hujan bisa menjadi media penyebaran berbagai penyakit yang umumnya dipicu dari air dan genangannya.

OLEH ADYSHA CITRA RAMADANI

Ada beberapa penyakit yang berkembang dan mengancam setiap orang di musim hujan, termasuk anak-anak. Mengapa demikian?

Karena cuaca dingin dengan udara yang basah mampu menurunkan daya tahan tubuh setiap orang. Itu sebabnya upaya pencegahan yang tepat perlu dilakukan agar setiap orang dapat menjaga kesehatannya dengan baik, terutama menjelang puncak musim hujan pada Januari-Februari 2022.

Anak-anak dan lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia paling rentan di musim seperti ini. Soalnya, daya tahan tubuh mereka yang mudah menurun sehingga rentan terkena penyakit. Bahkan, saat pandemi Covid-19 pun kedua kelompok usia ini disorot agar mendapatkan vaksin yang lengkap, termasuk yang terbaru adalah untuk anak di mulai usia 6 tahun.

Menurut spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dr Arifianto SpA(K), "penyakit musim hujan" ada banyak macamnya. Contoh penyakit yang sering dan ringan adalah selesma (common cold) dan flu yang belum ada obatnya.

"Penyakit ini bisa terjadi sepanjang musim, tapi di musim hujan tampak lebih banyak yang sakit. Karena virus bisa sembuh sendiri, namun memang menular," ungkap dokter yang akrab disapa sebagai Dokter Apin ini saat dihubungi Republika, Kamis (9/12).

 
Anak-anak dan lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia paling rentan di musim seperti ini.
 
 

Diare akibat virus juga banyak mengintai anak di saat musim hujan. Penyakit ini pun belum ada obatnya, kecuali menjaga hidrasi anak. Jika terjadi dehidrasi, pasien harus dibawa ke rumah sakit. "Kalau disertai dehidrasi, akan menjadi sesuatu yang serius," ucap Apin.

Khusus pada saat hujan dan banjir, setiap orang perlu mewaspadai penyakit leptospirosis yang dipicu bakteri Leptospira interrogans. Menurut WebMD, bakteri ini tinggal dalam ginjal hewan, seperti tikus. Urine yang terinfeksi bakteri ini jadi media penularnya.

Pasien biasanya mengalami gejala gangguan hati hingga memunculkan efek kuning pada pasien disertai muntah dan dehidrasi. "Itu juga akan menjadi sesuatu yang serius," ungkap dia.

Sebenarnya, kata Arifianto, pencegahan penyakit-penyakit inilah yang penting dilakukan. Untuk selesma atau flu, pencegahannya sama seperti untuk Covid-19, yaitu menghindari kontak dengan pasien dan mengenakan masker.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Untuk diare, pencegahannya adalah rajin mencuci tangan dan memastikan kebersihan kamar mandi setiap kali buang air kecil atau besar (BAK dan BAB). Sementara itu, untuk mencegah leptospirosis, hindari tempat-tempat yang menjadi sarang hewan di saat hujan atau pun banjir. 

Menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemi dan musim hujan jadi hal terpenting. "(Daya tahan tubuh) itu terbentuk sejak awal dengan memberikan ASI, makanan-makanan bergizi, cukup sebenarnya untuk membentuk daya tahan tubuh yang baik," kata Arifianto.

Spesialis anak dan pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Nina Dwi Putri SpA(K) MSc (TropPaed) juga berpendapat bahwa pada musim hujan memang sering bermunculan penyakit. "Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi, seperti demam tifoid, kolera, leptospirosis, dan hepatitis A," jelas dr Nina.

 
Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi, seperti demam tifoid, kolera, leptospirosis, dan hepatitis A
 
 

Ada beberapa penyakit yang jadi sorotannya, yaitu demam tifoid akibat Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, dan sakit perut. Kolera atau diare akut pun bisa saja terjadi akibat mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.

Penyakit lainnya yang identik di musim hujan di negara ini adalah demam berdarah, juga malaria yang disebarkan lewat nyamuk. Masalah pencernaan, seperti gastroenteritis bisa muncul akibat lingkungan yang padat dan kurang bersih, terutama selama hujan. Di saat banjir, masalah lingkungan ini dapat memicu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan atau minum, merebus air yang akan diminum hingga mendidih, menutup luka dengan plester, tetap menggunakan alas kaki, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi," ujar Nina.

photo
Sejumlah anak bermain di genangan air saat banjir menggenangi Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (26/11/2021). Musim hujan dan genangan air yang terbentuk berpotensi menjadi sumber penyakit. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Di sisi lain, jika terjadi banjir dan muncul kantong-kantong pengungsian di saat pandemi Covid-19, tentunya dikhawatirkan memunculkan klaster baru. Untuk mencegahnya, diperlukan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Sementara itu, mengingat musim hujan kali ini berdekatan dengan libur panjang Natal dan tahun baru, sebagian orang tua mungkin ingin menyenangkan anak-anak dengan mengajaknya berlibur ke suatu tempat. Padahal, saat ini pandemi Covid-19 pun masih terus berlangsung. Karena itu, Arifianato menganjurkan agar orang tua melewatkan liburan di rumah saja.

"Sulit memastikan mereka menjaga maskernya untuk selalu dikenakan, sulit memastikan sebelum cuci tangan untuk tidak menyentuh permukaan wajah atau hidung. Jadi, langkah terbaiknya tetap di rumah aja, intinya menghindari kerumunan," sarannya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat