Pekerja Pertamina Shop (Pertashop) menunggu pelanggan di Kampung Kaitemung, Distrik Nimboran-Genyem, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (2/11/2021). PT Pertamina dan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri mencanangkan pengembangan program pe | ANTARA FOTO/Indrayadi TH/wsj.

CSR

Pertamina Go Digital, Go Online, Go Global

Pertamina selalu membina dan membantu UMKM hingga mereka bisa tangguh dan mandiri.

 

PT Pertamina (Persero) genap berusia 64 tahun pada 10 Desember tahun ini. Salah satu rangkaian acara yang digelar guna memperingati HUT Pertamina ini yakni kegiatan Masterclass oleh Rumah BUMN (RB) Pertamina. Acara yang digelar secara virtual pada Jumat (10/12) ini diikuti oleh ratusan usaha mikro dan kecil (UMK)  binaan RB Pertamina yang tersebar di 30 titik di wilayah Indonesia.

Kegiatan itu dibuka langsung oleh Pjs Vice President CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Rudi Arifianto. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Saat memberikan pemaparan, Arya mengaku tengah berada di Rumah BUMN Bengkulu.

“Kami akan terus mendorong Rumah BUMN di mana pun, termasuk salah satunya RB yang dikelola Pertamina di Bengkulu ini. Potensi yang ada di Bengkulu sangat besar sehingga harus terus didukung dengan peningkatan fasilitas yang memadai di Rumah BUMN ini,” ujar Arya sembari menunjukkan beberapa produk milik mitra binaan RB Bengkulu.

Arya menambahkan, para UMK saat ini perlu mendapat dukungan  untuk bisa menjadi UMK naik kelas. Setelah go digital, Arya mendorong agar lebih banyak UMK yang naik kelas menjadi go online. “Baru kemudian targetkan banyak yang jadi UMK go global. Untuk itu, selamat mengikuti pelatihan dan juga selamat ulang tahun ke-64 untuk Pertamina,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut turut menghadirkan beberapa narasumber UMK go global. Pertama yakni Meeta Fauzan. Desainer sekaligus pemilik butik di wilayah Coblong, Kota Bandung, ini sudah cukup lama menggeluti bidangnya. “Mulai usaha sekitar tahun 1994. Awalnya mendesain baju biasa, untuk kuliah atau pesta dan sebagainya. Pada tahun 2003, barulah berfokus di bidang busana Muslim,” ujar Meeta.

Justru di bidang itulah bisnis yang dijalankannya mulai merangkak naik. Hingga puncaknya pada tahun 2018 lalu, Meeta berkesempatan memamerkan busana karyanya di bawah kaki Menara Eiffel, Paris. Di sana, Meeta membawa busana-busana andalannya, yakni busana Muslim dengan corak-corak khas Indonesia dipadukan dengan kain tenun dan batik.

Selain itu juga terdapat Isna Wati, pemilik usaha Azima Black Garlic dari RB Banjarmasin, dan Farida, pemilik usaha King Madu Borneo dari RB Berau. Keduanya mengaku bersyukur diberi kesempatan menjadi binaan RB Pertamina. Banyak ilmu dan pengetahuan baru yang mereka dapatkan melalui berbagai program pembinaan dan pemberdayaan UMK yang dimiliki oleh Pertamina.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menambahkan, melalui Rumah BUMN dan semangat “Energizing Your Future”, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan, serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan go global.

Pertamina yang kini berusia genap 64 tahun juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (environmental, social, and governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal itu merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.

Menembus pasar ekspor

Sebanyak 54 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada tahun ini berhasil menembus pasar ekspor berkat pendampingan oleh PT Pertamina (Persero). Upaya perseroan untuk membina UMKM agar dapat melakukan ekspor sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kinerja ekspor sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

Pjs Vice President CSR & SMEPP Pertamina Rudi Arifianto mengatakan, pendampingan UMKM yang dilakukan perseroan memang harus dapat menghasilkan pelaku usaha yang bisa go global. Namun, sebelum bisa menjamah pasar luar negeri, para UMKM terlebih dahulu harus beradaptasi dengan sistem digital dan menjalankan usahanya secara online.

"Ini harus disiapkan, makanya Pertamina sudah ada khusus UMKM yang go global, kita persiapkan mereka tentang bagaimana cara menyiapkan produk yang bisa diterima pasar luar negeri," kata Rudi dalam Webinar Republika Pemulihan UMKM di Masa Pandemi, Jumat (17/12).

Rudi mengatakan, Pertamina bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan agar para UMKM dapat mengikuti berbagai program business matching yang mempertemukan UMKM dengan mitra dagang luar negeri. Di satu sisi, Pertamina juga melibatkan para diaspora untuk ikut memperkuat produk Indonesia.

Tahun lalu, kata dia, UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor melalui pendampingan Pertamina mencapai 24 UMKM. Dengan kata lain, pada tahun ini terdapat peningkatan jumlah UMKM binaan yang telah menjadi eksportir.

Rudi mengatakan, total peserta UMKM binaan yang lulus tahun ini dari program pendampingan Pertamina sebanyak 556 UMKM. Selain 54 yang berhasil menembus pasar ekspor, terdapat 154 UMKM mulai menerapkan sistem online, 323 UMKM menjalankan bisnis secara digital, dan 25 lainnya menerapkan penjualan yang modern. "Pertamina selalu membina dan membantu UMKM sehingga mereka bisa tangguh dan mandiri," kata dia.

Sementara itu, salah satu pelaku UMKM di bidang makanan minuman, Ina Hamid Aly, mengatakan, sistem pemasaran secara online menjadi kunci bagi UMKM saat ini untuk tetap hidup. Pandemi yang memaksa kegiatan aktivitas lebih banyak dari rumah harus disikapi secara profesional oleh setiap pelaku UMKM.

"Kita harus belajar untuk meningkatkan inovasi dengan berjualan secara online, misalnya di media sosial. Inovasi seperti itu yang harus dipecahkan," kata dia.

Di sisi lain, ia juga menyarankan agar para pelaku UMKM dapat mengikuti komunitas di daerah masing-masing. Hal itu bermanfaat sebagai wadah bertukar pikiran demi mendapatkan solusi berbagai kendala yang dihadapi ketika menjalankan usaha. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat