Pesepak bola Timnas Indonesia Evan Dimas (kiri) dan Irfan Jaya (kanan) bersujud syukur usai menjebol gawang Timnas Kamboja dalam pertandingan grup B Piala AFF 2020 di Stadion Bishan, Singapura, Kamis (9/12/21). Indonesia menang dengan skor 4-2. | ANTARA FOTO/Humas PSSI

Olahraga

Timnas Indonesia Lihai Beradaptasi

Timnas Indonesia tak pernah menggunakan formasi sama untuk menghadapi tiap lawan di Grup B.

SINGAPURA – Tim nasional Indonesia memantapkan langkah ke semifinal Piala AFF 2020 setelah menghajar Malaysia dengan skor 4-1 di partai pamungkas Grup B, Ahad (19/12) malam WIB.

Ketua Umum (Ketum) PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, pasukan Garuda Muda telah menjawab keraguan banyak pihak dengan berhasil lolos ke semifinal Piala AFF 2020. 

"Banyak media asing, termasuk Malaysia, yang menyebut Indonesia tidak akan lolos ke semifinal. Hari ini kita buktikan bahwa kita bisa mengalahkan Malaysia dan memastikan tempat di empat besar," ujar Iriawan, Senin (20/12).

Menurut pria yang akrab disapa Iwan Bule itu, pencapaian Indonesia di Piala AFF 2020 tak lepas dari kerja keras seluruh elemen dalam tim. Pelatih, pemain, dan staf menunjukkan semangat pantang menyerah.

Purnawirawan Polri berpangkat akhir komisaris jenderal itu pun meminta timnas untuk segera melupakan euforia dan segera berfokus menatap semifinal. Tuan rumah Singapura sudah menunggu di sana.

Timnas Indonesia akan melawan Singapura dalam pertarungan dua leg pada 22 dan 25 Desember 2021 di Stadion Nasional. Jika berhasil menundukkan lawan, Indonesia akan bersua Vietnam atau Thailand yang bersaing di semifinal lainnya. "Kebahagiaan ini makin lengkap jika kami bisa menyingkirkan Singapura dan lolos ke final untuk mengalahkan Vietnam atau Thailand," kata Iriawan.

Penampilan melawan Malaysia, sekali lagi, menunjukkan timnas Indonesia mampu beradaptasi dengan berbagai formasi untuk menghadapi lawan. Melirik performa selama gelaran Piala AFF 2020, ada beberapa catatan yang layak diperhatikan tim besutan Shin Tae-yong tersebut. Di awal kompetisi, Indonesia sebenarnya memulai langkah dengan kemenangan meyakinkan 4-2 kontra Kamboja di partai pembuka. 

Indonesia bahkan berhasil menyarangkan tiga gol sekaligus melalui brace Rachmat Irianto dan Evan Dimas sebelum Kamboja memangkas defisit jelang turun minum. Di paruh kedua, Indonesia sempat menjauhi jarak lewat gol Ramai Rumakiek, kemudian Kamboja kembali membalasnya melalui sontekan Prak Mony Udom.

Pertahanan Indonesia mendapatkan sorotan dalam laga ini. Formasi 4-1-4-1 racikan Shin Tae-yong memang menghasilkan banyak gol. Namun, barisan bek yang diisi Asnawi Mangkualam, Ryuji Utomo, Alfeandra Dewangga, dan Pratama Arhan kebobolan dua kali. 

Berselang tiga hari, Shin mengubah formasi menjadi 4-3-3 saat melawan Laos. Taktik itu jelas mengindikasikan Indonesia berencana tampil menyerang. Itu dibuktikan dengan skor akhir 5-1 pada waktu penuh. 

Dalam laga itu, Shin juga sadar perlu evaluasi di sektor pertahanan dengan memasukkan Edo Febriansyah alih-alih Pratama Arhan dan Rizky Ridho untuk menggeser Ryuji Utomo. Shin juga memainkan Ernando Ari untuk menjaga gawang. Perubahan itu menghadirkan sedikit perbaikan karena hanya kebobolan satu kali. 

Indonesia akhirnya menghadapi Vietnam yang berstatus juara bertahan Piala AFF 2018 di partai ketiga. Sadar kualitas lawan berada di atas, Shin menerapkan taktik bertahan dengan formasi 5-4-1. 

Agar lini pertahanan semakin rapat, Shin menambah satu kekuatan bernama Fachrudin Aryanto. Ia juga menurunkan Nadeo Argawinata sebagai kiper. Hasilnya? Indonesia sukses menjaga kesucian gawang tanpa kebobolan dalam laga tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PSSI (pssi)

Padahal, Vietnam menggempur sepanjang pertandingan dengan total 22 peluang dan penguasaan bola mencapai 70 persen. Indonesia hanya mencatat satu peluang dan 30 persen ball possession. Skor berakhir imbang 0-0. 

Hasil imbang kontra Vietnam membuat Indonesia hanya butuh hasil serupa untuk lolos ke semifinal saat melawan Malaysia, Ahad (19/12). Namun, Shin tetap menargetkan kemenangan untuk mengamankan situasi sekaligus menjaga gengsi karena berhadapan dengan Malaysia adalah partai bertensi tinggi. 

Shin lagi-lagi mengganti formasi. Dengan formasi 4-4-2, ia tidak banyak mengubah susunan lini pertahanan. Namun, ia mengutak-atik sedikit lini tengah dengan memasukkan Irfan Jaya sebagai sayap kanan setelah yang bersangkutan dimainkan sebagai sayap kiri saat melawan Vietnam.

Di sektor depan, Ezra Walian yang biasa tampil sebagai ujung tombak kali ini didampingi oleh Witan Sulaeman. Dengan formasi tersebut, Indonesia seakan memberi kejutan untuk Malaysia karena selalu berganti-ganti formasi di setiap pertandingan. 

Indonesia pun menunjukkan determinasi di awal pertandingan. Sayangnya, kesalahan kecil membuat Malaysia mampu mencuri gol lebih awal. Meski begitu, Irfan Jaya dan kawan-kawan berhasil membayar tuntas dengan kemenangan meyakinkan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat