Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Merawat Orang Tua

Rahmat Allah dan kesuksesan dunia akhirat akan diraih oleh anak yang sabar dan ikhlas merawat orang tuanya.

Oleh ALVIAN IQBAL ZAHASFAH

OLEH ALVIAN IQBAL ZAHASFAH

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS al-Isra’ [17]: 23).

Ayat di atas mewajibkan kita agar hanya menyembah kepada Allah SWT. Berikutnya, Allah mewajibkan kita supaya berbuat baik kepada kedua orang tua, kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun. Sikap baik tersebut harus tetap kita persembahkan ketika orang tua atau salah satunya telah masuk waktu senja. 

Allah mengingatkan, ketika mereka atau salah satunya sudah uzur dan tua renta, tingkah lakunya akan seperti anak kecil, merepotkan, dan kadang menyebalkan. Mereka akan banyak menguras emosi anaknya. Seperti susah dinasihati, pikun, buang air sembarangan, dan lain-lain.

Di sinilah signifikansi ayat tersebut diturunkan Allah, yakni mengingatkan kita yang ditakdirkan untuk merawat keduanya atau salah satunya.

Sabar menjadi kunci kesuksesan menjalankan perintah di atas. Memang tidak mudah menjalankannya, tapi justru di sanalah letak ujian kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua atau sebaliknya durhaka kepadanya.

Kewajiban berbakti kepada orang tua atau birrul walidain disejajarkan oleh Allah dengan ibadah mahdah atau ibadah murni nan tertinggi, yaitu menyembah kepada-Nya. Betapa dahsyatnya pahala yang akan diraih anak yang berbakti kepada orang tuanya di waktu senja, dan betapa pedihnya siksa Allah yang akan ditimpakan kepada anak yang durhaka kepada orang tuanya.

Benar yang dikatakan bijak bestari “jangan seperti kacang lupa pada kulitnya”. Seorang anak bak kacang yang tak akan menjadi apa-apa dan siapa-siapa tanpa ada kulitnya, tanpa ada orang tua yang telah berjuang sekuat tenaga melindungi, memelihara dan menjadikan kita sukses seperti sekarang ini.

Lalu, apakah pantas kemudian jika ada seorang anak enggan merawat orang tuanya karena sibuk mencari uang, mengejar karier, atau alasan-alasan lainnya? Sementara mereka merawat dan membesarkan kita tanpa banyak alasan.

Rahmat Allah dan kesuksesan dunia akhirat akan diraih oleh anak yang sabar dan ikhlas merawat orang tuanya hingga mereka mengembuskan napas terakhir. Maka, bersyukurlah anak-anak yang saleh yang tengah diamanahi Allah merawat orang tuanya, meskipun itu tidak mudah.

Sebaliknya, hina dan rugilah anak yang enggan merawat orang tuanya di masa senjanya. Karena itulah tiket sang anak masuk surga sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad SAW, “Sungguh hina dan rugi, sungguh hina dan rugi, sungguh hina dan rugi.”

Sahabat bertanya: “Siapa wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Siapa saja yang mendapati orang tuanya di masa lansia, salah satunya atau keduanya tetapi tidak mengantarkannya masuk surga.” (HR Muslim).

Wallahu a’lam bissawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat