Pemain Southampton Mohamed Salisu (kanan) berupaya menyundul bola yang dibayangi pemain Leicester Kelechi Iheanacho dalam sebuah pertandingan Liga Inggris. | Neil Hall / POOL/EPA POOL

Olahraga

Jalan Berliku Mohammed Salisu

Mohammed Salisu Abdul Karim adalah prospek masa depan berdasarkan kualitas yang dimilikinya.

Mohammed Salisu Abdul Karim salah satu pemain Muslim yang bermain di Liga Inggris. Ia berseragam Southampton yang didatangkan dari Real Valladolid pada Agustus 2020. Berposisi sebagai bek tengah, Salisu menjadi andalan Ralph Hasenhuttl di Southampton.

Pemain internasional Ghana ini lahir di Accra, 17 April 1999. Ia memulai kariernya di klub lokal Kumasi Barcelona Babies sebelum bergabung dengan Akademi Sepak Bola Afrika Barat pada 2013.

Bakatnya mulai dilihat oleh banyak klub ketika Oktober 2017 hijrah ke Spanyol untuk bergabung dengan tim muda Real Valladolid. Dia kemudian mencatatkan debut seniornya bersama tim cadangan pada 28 Januari 2018 saat kalah 4-2 dari Curuxo di Divisi Segunda B.

Kariernya semakin menanjak ketika dipromosikan ke tim senior Real Valladolid pada Juli 2018. Ia baru melakoni debutnya pada 9 Januari 2019. Southampton melihat Salisu pemain yang cocok untuk didatangkan. Lalu, pada 12 Agustus 2020, ia pindah ke Inggris bersama Southampton dengan tanda tangan kontrak empat tahun dan nilai transfer 10,9 juta poundsterling.

Salisu pun mendapatkan pujian dari pelatih Southampton Ralph Hasenhuttl. Menurutnya, Salisu adalah prospek masa depan berdasarkan kualitas yang dimilikinya. Hasenhuttl yakin Salisu mampu bersaing di Liga Inggris sekaligus membantu Southampton untuk menggapai hasil terbaiknya di kompetisi paling bergengsi di pentas Eropa.

Salisu sempat kesulitan pada awal kedatangannya di Southampton. Ia bahkan tak tampil dalam tiga bulan pertamanya. Kendati demikian, Hasenhuttl tetap yakin akan kontribusi Salisu kepada klub.

''Masih ada jalan yang saya pikir untuk menjadi fit, tapi saya sangat senang dia ada di sini. Dia adalah proyek jangka panjang dan saya yakin dia akan memainkan banyak pertandingan untuk kami,” katanya.

Keputusan Salisu untuk menjadi seorang pemain sepak bola bukan tanpa halangan. Ketika masih kecil, tak jarang ia selalu dimarahi ibunya karena sering membawa bola ke sekolah. Sepatunya juga sering dibuang. Tetapi, nalurinya sebagai pemain sepak bola yang sangat kuat tak bisa dibendung hingga keluarga mereka menyerah.

“Saya tahu bahwa saya akan meninggalkan keluarga saya, tetapi ini adalah impian saya. Orang tua saya senang, mereka sangat senang lho, saat itu ibu saya yang banyak mendukung saya. Jadi, dia senang saya mendapat kesempatan jalan-jalan ke Spanyol,” ujar Salisu bercerita awal mula memutuskan diri untuk berkarier di sepak bola, dikutip dari Dailyecho.

Ia mengaku terkadang menertawai peristiwa itu ketika mengingatnya atau diingatkan kembali oleh teman-teman masa kecilnya. Ia mengatakan, keluarganya kini mendukung kariernya dan adik laki-lakinya yang juga pemain sepak bola.

“Saran saya (untuk mereka yang mencoba) adalah, itu tidak mudah, impian setiap pemain adalah bermain sepak bola profesional. Saran saya adalah tetap bekerja apa pun yang terjadi, percayalah pada apa yang Anda lakukan dan semuanya akan baik-baik saja pada waktu yang tepat,” kata Salisu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by MOHAMMED SALISU (salisu_sarki)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat