Sejumlah Warga Negara Asing (WNA) berjalan di area kedatangan internasional setibanya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/11/2021). | ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

Nasional

Satgas Tambah Kapasitas Karantina

Malaysia memutuskan untuk menerapkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.

JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menambah kapasitas ruang karantina untuk mengantisipasi potensi lonjakan pengguna dari kalangan pelaku perjalanan luar negeri.

"Untuk pelaksanaan karantina, kami siapkan beberapa tempat yang baru dibuka kaitan dengan penambahan waktu karantina dari tujuh menjadi 10 hari," kata Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Kamis (16/12).

Suharyanto memperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pelaku perjalanan luar negeri yang akan dikarantina dalam beberapa hari ke depan. Satgas telah menyiapkan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta. Salah satunya adalah Tower 7 yang dikhususkan untuk karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut mengatakan fasilitas Rumah Susun (Rusun) Nagrak Cilincing, Jakarta Utara, juga dimanfaatkan sebagai fasilitas alternatif untuk karantina. "Dua tempat ini bisa menampung sekitar 4 ribu lebih, sehingga mungkin beberapa hari ada penumpukan di satu titik ini bisa segera terurai dan bisa dilaksanakan sesuai ketentuan," katanya.

Suharyanto berpesan agar karantina tetap dilaksanakan sesuai dengan prosedur, tidak meninggalkan tempat karantina, tetap mematuhi protokol kesehatan. Sesuai Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor nomor 25 dan 26 Tahun 2021 pelaku perjalanan internasional yang berasal dari 11 negara, yakni 10 negara di Afrika dan satu di Hong Kong, diberlakukan karantina terpusat selama 14 hari.

Selain negara itu, masa karantina berlaku 10 hari. "Para pelaku perjalanan internasional ini diharapkan melaksanakan tes usap PCR 3x24 jam sebelum keberangkatan," katanya.

Malaysia juga memutuskan untuk menerapkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat, termasuk melarang pertemuan massal dan mendorong dosis booster untuk kelompok berisiko tinggi. Keputusan itu diambil seiring laporan kasus kedua varian omikron pada Kamis.

Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin mengatakan, pihaknya juga telah memverifikasi 18 kasus dugaan varian omikron, dengan hasil diharapkan keluar pada Jumat. Kasus kedua ini Omikron terdeteksi pada seorang anak berusia 8 tahun yang baru saja melakukan perjalanan keluarga dari Nigeria, negara asal keluarga itu, melalui Qatar.

“Semua kontak dekat, termasuk 35 penumpang pada penerbangan yang sama, sejauh ini telah dites negatif untuk virus korona,” demikian pernyataan Khairy seperti dilansir dari Reuters, Kamis (16/12).

Malaysia melaporkan kasus pertama varian omikron awal bulan ini pada seorang pelancong dari Afrika Selatan. Untuk mengekang risiko omikron, pertemuan massal pada libur akhir tahun akan dilarang dan mereka yang menghadiri perayaan Natal dan tahun baru bersama keluarga harus menjalani tes mandiri Covid-19.

 
Malaysia melaporkan kasus pertama varian omikron awal bulan ini pada seorang pelancong dari Afrika Selatan.
 
 

Warga Malaysia yang berusia di atas 60 tahun, dan semua penerima vaksin Covid-19 Sinovac dewasa, diharuskan untuk mendapatkan dosis booster pada Februari untuk mempertahankan status mereka sebagai orang yang divaksinasi penuh.

Selain Malaysia, Singapura juga sedang mempertimbangkan kebijakan serupa. Minggu ini, para peneliti di Hong Kong mendesak orang untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin Covid-19 sesegera mungkin, setelah sebuah penelitian menunjukkan antibodi yang dihasilkan oleh Sinovac dan BioNTech tidak cukup untuk melawan omikron.

Malaysia untuk sementara juga melarang masuknya pelancong asing dari delapan negara di Afrika selatan dan menetapkan sembilan negara sebagai “high-risk", termasuk Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan India.

Semua kedatangan dari negara-negara itu harus menjalani karantina wajib dan dilengkapi dengan perangkat pelacak digital, terlepas dari status vaksinasi mereka. “Mereka yang berasal dari Inggris juga akan diminta untuk melakukan tes mandiri setiap hari selama karantina,” kata Khairy.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat