Warga mengamati aplikasi-aplikasi start up yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021). | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Kabar Utama

Agar Rintisan Indonesia tak Dikuasai Asing

Tak sedikit investasi untuk perusahaan digital di Tanah Air berasal dari pendanaan asing.

OLEH MUHAMMAD NURSYAMSI, DESSY SUCIATI SAPUTRI 

Bukan rahasia, Indonesia adalah salah satu negara dengan perkembangan perusahaan rintisan alias startup yang pesat. Penetrasi internet yang kian luas serta demografi pengguna internet dan media sosial yang makin gemuk menjadi pasar digital yang menggiurkan. 

Tahun lalu, Cento Ventures mencatat, sedikitnya dua per tiga investasi digital di Asia Tenggara menyasar rintisan di Indonesia. Jumlah itu dari nilai total yang  hampir mencapai Rp 120 triliun.  

Namun, di balik investasi-investasi itu, ada tren tersendiri yang jadi sorotan. Tak sedikit investasi untuk perusahaan digital di Tanah Air berasal dari luar negeri. Yang terkini, suntikan dana dari Facebook, Google, Paypal, Tencent, Microsoft ikut meramaikan permodalan. 

Sebelumnya, investor-investor lain dari Cina, Jepang, India, Singapura, dan Amerika Serikat juga sudah kian kokoh jadi pemodal di balik perusahaan rintisan Tanah Air. Suntikan dana raksasa itu memunculkan sejumlah unicorn alias rintisan yang telah mencapai nilai valuasi hingga 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14 triliun.

photo
Pengemudi daring Gojek membawa kemasan paket dari Tokopedia di Titipaja Warehouse, Jakarta, Jumat (28/5/2021). Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan kolaborasi bisnis yang dilakukan oleh dua startup raksasa Gojek dan Tokopedia, melalui pembentukan GoTo diharapkan mampu menciptakan integrasi layanan yang semakin efisien dan mempercepat penguatan bisnis di sektor UMKM. - (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyayangkan hal ini. Erick tak ingin potensi talenta dan startup lokal tidak mendapat perhatian dan justru dimanfaatkan negara lain. 

Ia mengatakan, biasanya banyak rintisan lokal yang kecil sedang menuju menengah mendapat tantangan dari sisi pendanaan. Hal ini yang acapkali dimanfaatkan negara atau perusahaan asing untuk memberikan pendanaan. 

"Oleh karena itu, jangan marah kalau startup besar kita, unicorn besar kita dikuasai asing karena kita sendiri tidak pernah punya komitmen sama generasi muda Indonesia. Nah, di situlah mengapa kita sekarang menggalang kekuatan, tidaknya hanya BUMN, tapi juga swasta dan pengusaha nasional, dengan Merah Putih Fund kita punya komitmen ekosistem Indonesia," kata Erick dalam peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12). 

Erick tak ingin potensi dan pasar besar Indonesia justru menjadi sumber pertumbuhan ekonomi negara lain. "Bapak Presiden tadi sudah membuat statement yang sangat tepat dan keras, market kita sangat besar, jangan sampai juga dilepas ke orang lain," kata Erick.

Erick Thohir mengatakan, terkait itulah Merah Putih Fund (MPF) dan Indonesia Digital Tribe (IDT) diluncurkan kemarin. Keduanya merupakan bentuk komitmen pemerintah meningkatkan akselerasi generasi digital. 

Erick menyampaikan, Indonesia tidak boleh telat melakukan transformasi, terutama dalam ekonomi digital. "Memang masalahnya amat kompleks ketika, misalnya, kita di BUMN itu kan namanya juga korporasi, posisi kita mendukung UMKM, artinya ada pendanaan, ada infrastruktur, dan ada market. Kalau UMKM kita punya kekuatan yang sudah terintegrasi, tapi kalau digital ini harus lebih lebar," ujar Erick. 

Erick menyebut, BUMN tidak bisa berpikir secara sektoral dalam peningkatan akselerasi digital, melainkan harus berkolaborasi dengan banyak pihak, seperti Kemendikbud, Kemenkominfo, dan para pengusaha swasta nasional. Erick meminta BUMN untuk lebih fokus dalam menyiapkan pendanaan bagi para startup lokal.

"Di situ yang banyak, (soonicorn) punya potensi tapi kalau tidak didukung pendanaan dia bisa juga jadi tidak jadi berpotensi. Soonicorn ini tahap awal menuju unicorn,  di mana jumlah unicorn kita pun sebenarnya belum maksimal, masih banyak potensi, prediksi kita 25 unicorn masih mungkin," ucap Erick.  

Dalam implementasinya, Erick menegaskan, ada tiga syarat bantuan pendanaan, yakni hanya diberikan kepada rintisan yang didirikan orang Indonesia, memiliki kantor di Indonesia, dan akan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Sejak awal saya dalam posisi yang keras, jangan sampai kita yang bangun tapi orang lain yang isi, sama saja bohong. Kita harus proaktif. Ayo, mana superhero Indonesia?“ kata Erick menantang.

Erick optimistis MPF dan IDT akan menjadi ekosistem dalam mendukung akselerasi digital Indonesia. "Saya sangat optimistis apalagi mendapat dukungan Presiden Joko Widodo. Bahkan presiden punya visi yang lebih besar lagi ketika kita bicara korporasi, beliau sudah bicara e-government," kata Erick. 

photo
Warga mengamati aplikasi-aplikasi start up yang dapat diunduh melalui telepon pintar, di Jakarta, Selasa (26/10/2021). Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini Indonesia memiliki 2.229 perusahaan rintisan sampai 2021 ini dan diperkirakan potensi nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 124 miliar dolar AS pada 2025. - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

MPF nantinya akan membantu sokongan dana bagi pengembangan startup atau perusahaan rintisan lokal. CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, target dana yang akan diberikan mencapai 300 juta dolar AS pada kuartal I atau kuartal II 2022. 

"Itu kita akan diinvestasikan kepada soonicorn," ujar Eddi dalam peresmian gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12). 

Eddi mengaku belum dapat menyebut jumlah rintisan yang akan mendapat pendanaan tahun depan. Nantinya, ucap Eddi, tim akan memetakan dan menyeleksi rintisan yang akan mendapatkan pendanaan dari Merah Putih Fund. 

"Memang secara tahapan kita preferensinya startup yang sudah punya rekam jejak, bukan yang baru berdiri karena bagaimana pun bagi investor itu mungkin lebih riskan," ucap Eddi.

Untuk tahap awal, ucap Eddi, startup yang memiliki rekam jejak dan valuasi di atas 100 juta dolar AS lebih berpotensi mendapatkan pendanaan. "Berapa jumlah yang unicorn kita belum bisa bilang karena kita tidak mau memaksakan apakah harus lima, sepuluh, atau 15," kata Eddi.

"Secara sektor kita terbuka, kita tidak membatasi apakah e-commerce, tekfin, logistik, edutech, agritech bisa, asal memenuhi tiga kriteria itu," kata Eddi. 

Siapkan Strategi Digital Nasional 

Presiden Joko Widodo menyampaikan, Indonesia memiliki potensi pasar digital yang sangat besar. Karena itu, ia meminta agar pemerintah menyiapkan strategi pengembangan pasar digital nasional sehingga Indonesia tak semakin tertinggal jauh dari negara-negara lain.

“Perlu disiapkan strategi negara kita. Negara kita perlu menyiapkan sebuah strategi agar kita tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain,” kata Jokowi saat meresmikan gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, Rabu (15/12).

Ia menyampaikan, pada 2019, pasar digital di Indonesia berkembang sebesar 40 miliar dolar AS. Kemudian pada 2020 meningkat lagi menjadi 47 miliar dolar AS dan pada 2021 pertumbuhannya mengalami kenaikan 49 persen menjadi sekitar 70 miliar dolar AS.

“Dan diperkirakan nanti di 2025, (menjadi) 146 miliar dolar AS. Sangat besar sekali. Ini dipercepat karena adanya pandemi. Jadi pertumbuhan pasar digital kita dipercepat karena pandemi,” kata Jokowi.

Pertumbuhan pasar digital ini juga terlihat dari kenaikan logistik di Indonesia yang sebesar 60 persen karena tingginya penggunaan layanan delivery e-groceries. Selain itu, konsumen baru digital juga mengalami kenaikan 10,2 persen serta transaksi e-money naik 55 persen per Oktober 2021. “Volume transaksi e-money dibandingkan tahun yang lalu per Oktober juga naik 31 persen,” tambahnya.

Jokowi pun menekankan, tingginya potensi pasar digital di Indonesia ini agar terus dimanfaatkan dan dikembangkan. Saat ini, Indonesia telah memiliki 2.319 startup yang masih terus bertambah, 1 decacorn, serta 7 unicorn. “Dan banyak sekali soonicorn yang nanti akan terus didorong agar naik menjadi unicorn dan decacorn,” kata Jokowi.

Presiden pun meminta Menteri BUMN dan menteri terkait lainnya agar segera mengejar ketertinggalan Indonesia di sektor digital. Ia menyebut, salah satu kunci untuk mengembangkan sektor digital di Indonesia dengan menyiapkan talenta digital dalam jumlah besar melalui program Kampus Merdeka, serta mendatangkan mentor yang memiliki kualifikasi baik.

“Waktu kita tidak banyak untuk bisa mengejar itu. Dan negara ini akan maju kalau kita bisa melompat dan waktunya hanya dua tahun,” kata dia.

 
Waktu kita tidak banyak untuk bisa mengejar itu. Dan negara ini akan maju kalau kita bisa melompat dan waktunya hanya dua tahun
 
 

Presiden meminta semua perusahaan besar teknologi agar menyediakan ruang bagi para mahasiswa untuk magang sehingga dapat mengembangkan pola pikir dan skill digital. Dengan cara ini, Jokowi yakin akan dapat terbentuk kultur digital di Indonesia.

“Saya sangat menghargai apa yang telah digagas oleh Menteri BUMN Pak Erick Thohir dalam menyiapkan sebuah pendanaan Merah Putih Fund, yang ini nanti akan memberikan suntikan kepada unicorn-unicorn agar bisa melompat ke level yang lebih tinggi,” ujar Jokowi.

Jokowi menilai, upaya ini tidak bisa dilakukan oleh BUMN sendiri, tapi juga perlu melibatkan sektor swasta dalam pendanaannya, termasuk juga Indonesia Investment Authority (INA). “Sehingga semakin akan tersiapkan sebuah dana yang besar yang ingin kita pakai untuk mempercepat proses-proses yang tadi saya sampaikan,” ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat