Model berfoto disamping mobil hybrid electric vehicle (HEV/ Mobil hibrida) Toyota Prius Gen-4 X-Ray yang ditampilkan di booth Toyota pada GIIAS 2019 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Jum’at (19/7/2019). Toyota senantiasa berupaya menghadirkan produk–pro | ANTARA FOTO

Otomotif

Menerka Masa Depan Mobil Hibrida

Perubahan skema pajak berdampak pada penurunan harga produk Mobil hibrida.

Indonesia terus mendorong pertumbuhan pasar kendaraan ramah lingkungan. Oleh karena itu, sejumlah pabrikan menawarkan opsi produk ramah lingkungan berupa hibrida maupun kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).

Apalagi, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 141/PMK.010/2021 membuat kendaraan ramah lingkungan bisa ditawarkan dengan harga yang lebih murah, terutama untuk kendaraan hibrida. Akan tetapi, tiap pabrikan tentu perlu mempertimbangkan sejumlah strategi untuk memilih mengembangkan produk hibrida, BEV, atau bahkan menawarkan semua opsi itu.

Salah satu pabrikan yang berkomitmen untuk menawarkan seluruh opsi itu adalah Toyota. Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, beragam opsi kendaraan ramah lingkungan itu ditawarkan lewat merek Toyota dan Lexus.

"Kami menghadirkan line up yang sangat beragam sesuai kebutuhan masyarakat. Sehingga, konsumen bisa leluasa untuk memilih produk dengan elektrifikasi seperti apa, baik itu hibrida maupun BEV," kata Anton kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Dengan adanya ubahan skema pajak, masyarakat lebih dimudahkan untuk memiliki kendaraan ramah lingkungan. Karena, perubahan skema pajak itu telah berdampak pada penurunan harga produk hibrida Toyota secara signifikan.

Contohnya, Corolla Altis Hybrid yang harganya turun hampir Rp 90 juta. Kemudian, Camry Hybrid yang turun sekitar Rp 80 juta, dan Corolla Cross Hybrid turun sekitar Rp 15 juta.

Dengan adanya penurunan harga ini, Toyota berharap, bisa terus meningkatkan perannya dalam mendorong penerapan kendaraan ramah lingkungan. Ke depan pun, Toyota akan terus menghadirkan produk ramah lingkungan yang paling pas bagi masyarakat Indonesia.

"Kami berkomitmen untuk terus berperan dalam memperkuat industri otomotif dalam negeri. Terkait rencana ke depan, kami akan selalu melihat semua kondisi, seperti kondisi pasar dan kondisi infrastruktur di Indonesia," ujarnya.

Secara historis, TAM pertama kali menghadirkan kendaraan hibrida melalui Prius Hybrid pada 2009 dan Lexus LS600h pada 2010. Sejak saat itu, kehadiran kendaraan hibrida di Indonesia juga mendapat respons yang positif.

Untuk Corolla Cross Hybrid, misalnya, penjualan kendaraan elektrifikasi yang diluncurkan Toyota pada 2020 itu cukup positif. Dalam kurun waktu kurang dari enam bulan sejak peluncuran resminya, Toyota berhasil memasarkan Corolla Cross Hybrid sebanyak 652 unit dan 1.070 unit selama 2021 atau meningkat 64 persen dibanding tahun sebelumnya.

Artinya, Corolla Cross Hybrid memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota yang hingga 2021 telah mencapai 4.975 unit. Selama periode Januari hingga September 2021, penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota menyentuh angka 1.409 unit.

"Dari total 4.975 unit kendaraan elektrifikasi Toyota yang sudah dipasarkan sejak 2009, kontribusi menurunkan emisi CO2-nya mencapai 300 ribu gram untuk per kilometernya. Kami optimistis, penerapan regulasi karbon ini akan makin meningkatkan kontribusi bagi penurunan emisi CO2 dari keberadaan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia karena harganya makin kompetitif bagi pelanggan," ujarnya.

 
Kami optimistis, penerapan regulasi karbon ini akan makin meningkatkan kontribusi bagi penurunan emisi CO2.
 
 

Seluruh capaian ini pun membuat Toyota percaya diri untuk mulai memproduksi kendaraan hibrida di Indonesia pada 2022. Perusahaan pun melakukan penyegaran lewat New Camry Hybrid, beberapa waktu lalu.

Selain Toyota, pabrikan yang juga memasarkan kendaraan hibrida di Indonesia adalah Mitsubishi. Kendaraan hibrida yang ditawarkan oleh pabrikan Jepang itu adalah Outlander PHEV atau plug in hybrid electric vehicle.

Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Naoya Nakamura mengatakan, perusahaan memahami bahwa implementasi dari regulasi pemerintah ini bertujuan mengakselerasi penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan pada masa yang akan datang.

"Kami akan selalu mematuhi dan terus berupaya mengembangkan kendaraan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku dari Pemerintah Indonesia. Dukungan serta komitmen kami dalam mengakselerasi penggunaan kendaraan ramah lingkungan juga telah kami lakukan melalui program yang disebut dengan Start Now Project," kata Naoya Nakamura kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Start Now Project merupakan salah satu umbrella project yang dihadirkan sebagai bentuk komitmen MMKSI untuk lingkungan. Program ini dilahirkan persis bersamaan dengan peluncuran Outlander PHEV.

Selain menghadirkan kendaraan hibrida, program ini juga meliputi kerja sama studi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan menghadirkan sejumlah charging station. "Selanjutnya, dengan adanya perubahan pajak kendaraan maka kami akan menyiapkan kendaraan sesuai dengan regulasi yang berlaku dan menyusun strategi untuk produk Mitsubishi ke depan yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Untuk pabrikan Eropa, Mercedes Benz pun telah menawarkan produk hibrida lewat produk E 300 e EQ Power. Akan tetapi, Deputy Director Sales Operation and Product Management PT Mercedes Benz Distribution Indonesia (MBDI) Karyanto Hardjosoemarto mengatakan, saat ini, keberlanjutan nasib produk itu di Indonesia akan terus dikaji.

 
Kami akan terus melakukan kajian soal keberlanjutan penjualan produk itu di Indonesia.
 
 

"Harga terbaru untuk E 300 e EQ Power masih menunggu antrean pengujian emisi. Bagaimanapun hasilnya, kami akan terus melakukan kajian soal keberlanjutan penjualan produk itu di Indonesia. Karena, kami juga harus menyesuaikan dengan strategi global Mercedes Benz dalam menghadirkan produk yang lebih ramah lingkungan," kata Karyanto kepada Republika.

Sembari melakukan kajian soal masa depan hibrida, Mercedes Benz juga telah bersiap untuk menghadirkan BEV di Indonesia. Rencananya, langkah itu akan dimulai pada tahun depan.

Langkah serupa pun dilakukan oleh BMW. Director of Communications BMW Group Indonesia Jodie O’tania mengatakan, BMW akan meluncurkan tiga BEV sekaligus pada tahun depan.

Saat ini, perusahaan memang tak memasarkan kendaraan hibrida di Indonesia. Akan tetapi, BMW akan melakukan terobosan lewat kehadiran produk BEV. "Tiga BEV itu terdiri atas dua produk BMW dan satu produk dari Mini," kata Jodie kepada Republika.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat