Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) saat pertemuan di FX Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). | ANTARA FOTO

Nasional

Belum Ada Pasangan Dominan

Survei Indikator Politik mensimulasikan beberapa pasangan capres-cawapres untuk 2024.

JAKARTA – Indikator Politik Indonesia pada Ahad (5/12) merilis hasil survei terakhir terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hasilnya, jika pilpres dilaksanakan sekarang, tidak ada pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang dominan.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, pihaknya melakukan beberapa simulasi dalam surveinya. Pertama, jika Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Menteri BUMN Erick Thohir, lalu pasangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta pasangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPR Puan Maharani.

Hasilnya, masing-masing pasangan ini yakni Anies-Erick memperoleh 28,2 persen, Ganjar-Airlangga 28,8 persen, sedangkan Prabowo-Puan 29,9 persen

"Ini betul-betul enggak tahu nih siapa (yang unggul) ini betul-betul statistically neck to neck. Kita enggak tahu lagi siapa yang unggul karena perbedaannya sangat tipis tiga pasangan ini," ujar Burhanuddin dalam keterangannya saat paparan survei, Ahad (5/12).

photo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan keterangan kepada media usai menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (9/5/2021). - (Republika/Iman Firmansyah)

Kedua, simulasi diubah jika sebelumnya Ganjar dengan Airlangga, lalu Ganjar berpasangan dengan Erick Thohir pun tidak berbeda jauh. Anies-Sandiaga 30,8 persen, Ganjar-Erick 31,1 persen, Prabowo-Puan 28,1 persen.

"Ini kalau Ganjar sama Erick lagi-lagi juga tidak ada bedanya sangat signifikan. Artinya ya ideal duel kalau tiga pasangan ini maju," ujar Burhanudin.

Sementara, jika dilakukan simulasi calon presiden hanya dengan 10 nama, posisi tiga besar, yakni Prabowo dengan 26,9 persen, Ganjar 23,2 persen, Anies 16,7 persen, Ridwan Kamil 6,2 persen, Sandiaga Uno 5,2 persen, AHY 4,6 persen, Khofifah 3,1 persen, Erick Thohir 2,3 persen, Puan Maharani 1,1 persen, dan Airlangga 0,5 persen. Kemudian, kondisi tidak berubah jika dilakukan simulasi delapan nama.

"Jadi kami belum menemukan data bahwa Pak Prabowo ada di bawah nama Ganjar atau Anies. Jadi survei rutin yang kami gelar menemukan pola Pak Prabowo masih di peringkat pertama, tetapi tidak signifikan terutama dibanding elektabilitas Ganjar, tidak ada yang dapat lebih dari 35 persen," ungkapnya.

Begitu halnya, jika surveiuntuk calon wakil presiden dengan simulasi 12 nama. Peringkat tiga teratas, yakni Sandiaga dengan 30,6 persen, Ridwan Kamil 13,2 persen, dan Erick Thohir 10,2 persen.

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 2-6 November 2021. Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah responden mencapai 2.020 orang. Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pada Sabtu (4/12), Indonesia Political Opinion juga merilis hasil survei terbarunya, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengalami penurunan. Data tersebut berdasarkan hasil survei yang menanyakan masyarakat jika pilpres dilakukan hari ini.

Dari 30 nama yang masuk daftar capres, elektabilitas Prabowo adalah 8,4 persen. Adapun koleganya dari Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno memiliki elektabilitas 13,8 persen.

"Terlihat mencolok jika Prabowo mulai ditinggalkan, beralih ke Sandiaga Uno yang mulai merangkak naik menggantikan Prabowo," ujar Dedi dalam diskusi daring, Sabtu (4/12).

Teratas, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 21,3 persen. Sandiaga menempati urutan kedua dan di bawahnya ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 11,6 persen.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 10,2 persen. Posisi keenam, ditempati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 7,5 persen.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Musyawarah Nasional ke-13 Wanita Al-Irsyad di Jakarta, Jumat (26/11/2021). - (Republika/Thoudy Badai)

Kinerja Presiden

Indikator Politik juga merilis hasil survei nasional terkait kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dari hasil tersebut diketahui mayoritas responden puas terhadap kinerja Jokowi.

"Kinerja presiden total ada sekitar 72 persen yang sangat puas atau cukup puas terhadap kinerja presiden Jokowi," kata Burhanuddin.

Burhanuddin mengatakan, tren tingkat kepercayaan responden terhadap kinerja Jokowi mengalami kenaikan. Pada Juli 2021 lalu tingkat angka kepuasan responden terhadap kinerja Jokowi di angka 59 persen. Sementara di bulan September di tahun yang sama naik menjadi 63 persen.

"Approval rating sekarang adalah kenaikan paling tinggi sealam pandemi 2 tahun terakhir," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan, ada dua faktor utama yang menyebabkan tren kepuasan kinerja presiden meningkat. Pertama, adalah kepuasan terhadap ekonomi yang meningkat, yang kedua adalah penanganan Covid-19.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Erick Thohir (@erickthohir)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat