Anggota keluarga menurunkan jenazah korban Covid-19 ke dalam kuburan di di Lenasia, Afrika Selatan, Senin (4/1/2021). Varian baru yang merebak di Afrika Selatan dikhawatirkan memicu gelombang Covid-19 selanjutnya. | AP/Bram Janssen

Nasional

Mewaspadai Varian Afrika Masuk Indonesia

Sejauh ini varian B.1.1.529 baru diduga akan berdampak terhadap penularan.

JAKARTA -- Varian baru Covid-19 terus ditemukan. Terbaru muncul varian B.1.1.529 asal Botswana, Afrika Selatan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, varian B.1.1.529 diketahui punya banyak mutasi. Bahkan, ada yang menyebutkan 30 mutasi atau lebih. Bila benar demikian, kata Tjandra, maka varian B.1.1.529 lebih banyak dari Delta.

"Makin banyak mutasi yang ada tentu akan makin mengkhawatirkan tentang kemungkinan dampaknya. Mengkhawatirkan artinya harus waspada dan diteliti mendalam secara ilmiah, belum tentu juga akan lebih berbahaya, tergantung dari analisis ilmiah beberapa waktu ke depan," kata Tjandra dalam keterangannya, Jumat (26/11).

Biasanya perlu waktu beberapa pekan barulah semua informasi terkait varian Covid-19 bisa lebih jelas. Sejauh ini, varian B.1.1.529 baru diduga akan berdampak terhadap penularan.

"Belum terlalu jelas apakah akan ada dampak pada empat hal lain, yaitu beratnya penyakit, diagnosis dengan PCR dan antigen, infeksi ulang dan vaksin," ujar Prof Tjandra.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus mewaspadai varian baru ini jangan sampai masuk ke Indonesia. Pemerintah juga masih memantau perkembangan status varian ini dari pandangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Apakah nantinya masuk varian yang diperhatikan atau variant of interest (VOI) atau varian yang diwaspadai atau variant of concern (VOC).

Mengantisipasi varian baru ini, kata dia, aturan pengetatan perjalanan internasional harus dijalankan dengan baik untuk mencegah masuknya berbagai varian baru Covid-19. "Tetap perkuat pintu masuk negara dengan memastikan ketentuan karantina dijalankan dengan benar oleh semua pihak," ujar Nadia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan, aturan bagi pelaku perjalanan internasional yang berlaku saat ini sudah mempertimbangan pencegahan masuknya varian baru Covid-19 dari negara lain. "Pemerintah mengatur pelaku perjalanan internasional dengan mensyaratkan test PCR 3x24 jam sebelum keberangkatan, entry-exit PCR test, karantina tiga atau lima hari sesuai status vaksinasinya. Yang positif dicek variannya melalui whole genome sequencing (WGS). Itu akan mencegah imported new variant," kata Wiku saat dikonfirmasi.

Meski varian Afrika Selatan masih dalam pantauan WHO, tapi antisipasi tetap diperlukan. Ia mengimbau masyarakat menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan Covid-19 beserta varian lainnya.

"Semua varian virus kalau dibiarkan menular karena masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan, punya potensi menjadi lebih virulen atau sebaliknya. Jadi jaga prokes," ujar Wiku.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta pemerintah untuk sementara waktu menutup akses masuk warga dari Afrika Selatan dan negara-negara lain yang teridentifikasi terpapar varian baru atau B.1.1.529. Dia juga meminta Kemenkes segera melakukan penelitian, mencari informasi dan data yang akurat perihal adanya varian virus baru atau B.1.1.529.

"Saya pikir, hal ini penting untuk dilakukan sebagai upaya tindakan pencegahan, mitigasi, dan melindungi rakyat Indonesia dari varian virus baru Covid-19," kata Sufmi Dasco.

Ilmuwan Afrika Selatan pada Kamis (25/11) telah mendeteksi varian baru Covid-19 dalam jumlah kecil. Varian yang disebut B.1.1.529 itu memiliki konstelasi yang sangat tidak biasa dan mengkhawatirkan karena dapat membantu menghindari respons imun tubuh sehingga lebih menular.

Tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan, varian ini telah meningkat pesat di Provinsi Gauteng yang padat penduduk. Varian baru itu kemungkinan sudah menyebar di delapan provinsi lainnya di Afrika Selatan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat