Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar menyampaikan keterangan pers terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Kuantan Singingi di gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/10/2021). KPK menetapkan dua orang tersangka dalam OTT tersebut yakni Bupati Kuantan Singing | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

Nasional

Nama Lili Disebut dalam Sidang Lanjutan Robin

KPK segera menyidangkan perkara terkait Azis Syamsuddin.

JAKARTA -- Nama Komisioner KPK Lili Pintauli disebut dalam sidang lanjutan mantan penyidik KPK Robin Pattuju yang digelar Senin (22/11) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Jakarta Pusat.

Kali ini nama Lili Pintauli disebut Robin dalam percakapan antara dirinya dan Wali Kota Tanjung Balai nonaktif M Syahrial, terkait tawaran bantuan lain penanganan kasusnya. Robin mengungkapkan awal ia dan Maskur Husain hanya memantau apakah benar perkara Syahrial ini berada di KPK.

Kemudian setelah komunikasi berjalan seminggu, Robin mengaku dihubungi Syahrial. "Saya dihubungi lagi oleh Syahrial lewat telepon, dia mengatakan 'Bang, sudah dapat informasi belum? Soalnya saya barusan dihubungi sama Bu Lili'," kata Robin dalam persidangan.

Robin kemudian mengungkapkan pengakuan Syahrial yang ia dapatkan hasil komunikasi dengan Lili Pintauli, kasus jual beli jabatan M Syahrial sudah berada di meja komisioner KPK. Komunikasi antara Syahrial dan Lili Pintauli berlanjut.

"Terus gimana, Bu? Dibantu lah Bu'. Terus Bu Lili menyampaikan, 'Ya, sudah kalau mau dibantu kamu ke Medan ketemu dengan pengacara namanya Arif Aceh'," kata Robin menceritakan kembali.

photo
Terdakwa mantan penyidik KPK AKP Stepanus Robin Pattuju (kiri) saat menjalani sidang lanjutan kasus dugaan suap penanganan perkara yang menyeret terdakwa di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (15/11/2021). Sidang itu beragenda pemeriksaan terdakwa Robin Pattuju bersama terdakwa pengacara Maskur Husain. - (Republika/Thoudy Badai)

Munculnya nama baru Arif Aceh ini justru membuat bingung Syahrial. Karena ia sebelumnya telah meminta tolong kepada Robin Pattuju terkait penanganan kasusnya di KPK.

Syahrial pun menanyakan nama Arif Aceh tersebut ke Robin apakah ia mengenalnya. Namun Robin mengaku tidak mengenal orang dari jalur yang ditawarkan Lili Pintauli tersebut. "Saya jawab kalau di KPK tidak ada namanya Arief Aceh," sebut Robin.

Ketika Robin menanyakan nama Arif Aceh ke Maskur, ternyata ia mengetahui nama tersebut sebagai seorang 'pemain'. "Wah itu pemain di KPK," kata Robin menirukan jawaban Maskur.

Dari situlah, Robin akhirnya ingin memastikan kepada Syahrial, jalur mana yang akan ia pakai untuk meloloskan perkaranya di KPK. Syahrial sempat menjawab akan berpikir dahulu, sebelum akhirnya ia memutuskan tetap menggunakan jalur Robin untuk meloloskannya dari jerat KPK.

"Ya, sudah saya minta bantuan abang saja', maksudnya lewat saya," kata Robin.

Syahrial akhirnya menyerahkan uang senilai Rp 1,695 miliar kepada Robin untuk mengamankan penyelidikan kasus jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungbalai agar tidak naik ke tahap penyidikan. Uang senilai Rp 1,695 miliar itu dibagi dua, Rp 490 juta untuk Robin dan Rp 1,205 miliar untuk Maskur Husain.

M Syahrial diduga mengenal Robin lewat politikus Golkar Azis Syamsuddin yang sudah ditetapkan tersangka. Azis menjadi tersangka suap pengurusan perkara di Lampung Tengah.

Berkas perkara tersangka mantan wakil ketua DPR itu telah dinyatakan lengkap oleh penyidik lembaga antirasuah. Azis pun akan segera disidang.

"Persidangan akan dilaksanakan di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat," kata Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri. "Tim Jaksa segera menyusun surat dakwaan dan melimpahkan berkas perkara, dengan batasan waktu 14 hari kerja."

KPK sebelumnya telah melaksanakan tahap II (penyerahan tersangka dan barang bukti) atas nama tersangka Azis Syamsuddin. Penyerahan dilakukan tim penyidik kepada tim Jaksa KPK karena berkas perkaranya dinyatakan lengkap.

Azis Syamsuddin rampung menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik, Senin (22/11). Usai menjalani pemeriksaan, Azis tidak mengeluarkan pernyataan apa pun dan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan jurnalis.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat