Ilustrasi timnas Indonesia. | Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Olahraga

Mentalitas Pemain Timnas Harus Dibenahi

Pada laga uji coba melawan Afghanistan, Timnas Indonesia menyerah 0-1.

JAKARTA -- Kekalahan tim nasional (timnas) Indonesia dari Afghanistan pada laga uji coba yang digelar di Turki, Selasa (16/11) malam WIB, telah memberikan pekerjaan besar untuk pelatih Shin Tae-yong. Masalah paling mendasar terkait dengan mentalitas pemain yang masih harus diperbaiki sebelum berlaga dalam Piala AFF 2020 di Kamboja Desember mendatang.

"Pemain timnas Indonesia masih minder kalau bertemu lawan yang posturnya lebih besar," kata pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali saat berbincang dengan Republika di Jakarta, Rabu (17/11).

Dari statistik pertandingan, Indonesia mencatatkan kepemilikan bola sebanyak 55 persen. Seharusnya, kata Akmal, catatan statistik itu bisa menjadi indikator bahwa skuad Garuda bisa tampil percaya diri. Sayangnya, Akmal menilai para pemain masih belum mampu tampil efektif. ”Timnas Indonesia harus mengasah kemampuan dalam memanfaatkan momentum," ujarnya. 

Pada laga uji coba melawan Afghanistan, Indonesia menyerah 0-1. Gol tunggal dicetak oleh Omid Popalzay pada menit ke-85. Pelatih timnas Shin Tae-yong menilai gol yang diperoleh Afghanistan itu lahir dari kesalahan umpan yang dilakukan anak asuhnya.

"Gol bermula dari kesalahan operan yang dilakukan pemain. Kami mesti mengurangi kesalahan-kesalahan seperti itu, yang seharusnya tidak dilakukan," ujar juru taktik asal Korea Selatan itu.

Shin menilai anak-anak asuhnya masih belum tampil maksimal pada pertandingan uji coba kali ini. "Salah satu penyebabnya, kondisi pemain tidak begitu baik. Ada beberapa yang masih jet lag (gangguan tidur karena perbedaan zona waktu--Red)," tutur pria berusia 51 tahun itu.

Shin tidak mau situasi semacam ini terulang saat melawan Myanmar pada laga uji coba berikutnya. Ia menegaskan, para pemainnya wajib memenangkan pertandingan uji coba berikutnya yang akan berlangsung pada Kamis (25/11) malam WIB.

"Kami harus memenangkan laga kontra Myanmar. Tim ini sejatinya mempunyai modal bagus, yaitu kondisi fisik yang terus membaik. Terlihat ketika melawan Afghanistan, para pemain bisa berjuang sampai akhir. Saya mau melihat perkembangan yang lebih baik dari pemain pada laga berikutnya," tutur Shin.

Penyerang timnas Indonesia Ezra Walian mengatakan, kekalahan kali ini karena pemain di lapangan kurang konsentrasi. "Sepak bola itu tentang hal-hal detail. Dalam pertandingan itu, ada satu momen kami tidak fokus yang membuat lawan berhasil mencetak gol," ujar Ezra, dikutip dari keterangan PSSI.

Meski begitu, pesepak bola berusia 24 tahun tersebut menilai situasi sejenis biasa terjadi dalam sepak bola. Yang penting, Ezra melanjutkan, timnas Garuda harus segera bangkit demi meraih kemenangan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PSSI (pssi)

"Sebenarnya kami bermain bagus saat melawan Afghanistan dan itu penting. Setelah ini, kami mesti kembali berlatih dan berkonsentrasi untuk menghadapi pertandingan selanjutnya. Kami akan bekerja keras," kata pemain Persib Bandung tersebut.

Terlepas dari hasil negatif, Ezra merasa senang bisa kembali bertanding membela timnas Indonesia setelah terakhir kali melakukannya pada Maret 2017. Selama lebih dari empat tahun Ezra sempat vakum dari kegiatan timnas yang terafiliasi ke FIFA karena proses ia berpindah federasi dari KNVB (Federasi Sepak Bola Belanda) ke PSSI bermasalah. 

"Saya bangga bisa kembali ke timnas. Sayang memang Afghanistan bisa membuat satu gol, tetapi saya pikir kami sudah bermain baik. Lapangan di stadion agak sedikit aneh, tetapi tidak masalah karena itu juga bagian dari permainan," tutur WNI yang dinaturalisasi dari Belanda itu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat