Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Air Mata Penyelamat

Air mata karena takut Allah muncul dari orang beriman.

Oleh FAJAR KURNIANTO

 

OLEH FAJAR KURNIANTO

 

Manusia sering kali lupa daratan, tak ingat Allah, apalagi takut kepada-Nya. Akibatnya, ia tak punya kontrol atas perbuatannya di dunia. Norma-norma hukum dan agama pun diterabas tak peduli akibat buruk yang akan diterima nantinya, baik di dunia maupun di akhirat.

Demi memenuhi hasrat hawa nafsu yang tak pernah terpuaskan, segala macam cara dilakukan, tak peduli salah dan dosa, yang penting segala yang diinginkan didapatkan.

Orang beriman seyogianya selalu ingat Allah dan takut terhadap-Nya. Dengan itu, ia akan terus terdorong untuk beramal saleh dan semaksimal mungkin menghindari kesalahan atau dosa. Dan, ketika telah melakukan kesalahan atau dosa, ia segera ingat Allah dan bertobat tak akan mengulangi. Tobat yang tak hanya di lisan, tetapi juga di hati. Hati yang tulus dan sungguh-sungguh bertobat secara tak sadar akan mendorongnya untuk bersedih dan menangis penuh penyesalan.

Dalam hadis dikatakan bahwa air mata yang meleleh di pipi karena takut Allah, wujud dari penyesalan dan tobat atas dosa yang dilakukan, akan menyelamatkannya dari hukuman Allah di akhirat. Nabi mengatakan, “Dua mata yang tidak akan disentuh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang waspada (saat berperang) di jalan Allah.” (HR at-Tirmidzi).

Dikisahkan, seorang laki-laki datang menemui Rasulullah, kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya agar aku selamat dari api neraka?” Beliau menjawab, “Dengan air matamu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Bagaimana aku bisa selamat dari neraka hanya dengan air mataku?” Beliau menjawab, “Teteskan air matamu karena takut kepada Allah, karena Dia tidak akan menyiksa (pemilik) mata yang menangis karena takut kepada-Nya.” (HR al-Khathib dalam kitab Tarikh Baghdad).

 

Air mata karena takut Allah muncul dari orang beriman, karena ia sadar sepenuhnya bahwa kesalahan atau dosa kecil yang dilakukan dia rasakan akibatnya sangat berat dan berbahaya terhadap dirinya. Kesadaran itulah yang punya nilai besar di sisi Allah sehingga membuatnya dapat selamat dari hukuman Allah atau akibat buruk dari dosa itu, baik di dunia maupun di akhirat.

Nabi menggambarkan kondisi semacam itu, “Sesungguhnya seorang Mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dan dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, lalu dia mengusirnya dengan tangannya, maka lalat itu pun terbang.” (HR at-Tirmidzi).

Sekecil apa pun dosa atau kesalahan, bagi orang beriman, adalah masalah besar, sehingga ia tak pernah meremehkannya. Karena itu, dia pun menangis. Seperti dijelaskan oleh Ibnu Abi Jamrah dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi yang merupakan syarah dari kitab Sunan at-Tirmidzi, “Orang Mukmin seperti itu, karena hatinya diberi cahaya oleh Allah. Apabila dia melihat pada dirinya ada sesuatu yang menyelisihi hatinya yang bercahaya itu, maka hal itu dia rasakan sangat berat.”

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat