Wali Kota Bogor Bima Arya belum lama ini meresmikan Jalan Tirto Adhi Soerjo. | ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Bodetabek

Tirto Adhi Soerjo Jadi Nama Jalan di Kota Bogor

Tirto Adhi Soerjo juga dikenal sebagai jurnalis yang sangat kritis

Tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional, Raden Mas (RM) Tirto Adhi Soerjo, diabadikan menjadi nama jalan di Kota Bogor. Nama Tirto menggantikan Jalan Kesehatan di Kecamatan Tanah Sareal, tepat pada Hari Pahlawan, 10 November 2021. Di jalan ini pula berdiri Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor.

Pria kelahiran 1880 ini merupakan pendiri Sarekat Dagang Islam yang kemudian menjadi cikal bakal Sarekat Islam. Dari situ, Tirto Adhi Soerjo tidak hanya melahirkan tokoh nasionalis, tapi juga tokoh gerakan Islam pada masa perjuangan mendirikan Indonesia.

Tirto Adhi Soerjo juga dikenal sebagai jurnalis yang sangat kritis. Membela kepentingan warga pribumi, berani mengkritisi pemerintah kolonial, rela mengorbankan hidupnya hingga diasingkan ke Pulau Bacan, Provinsi Maluku Utara.

Dalam peresmian Jalan RM Tirto Adhi Soerjo, para hadirin dari Pemkot Bogor, Yayasan Priatman untuk Negeri, serta perwakilan keluarga Tirto Adhi Soerjo mengenakan pakaian ala priyayi. Simbolis penggunaan pakaian ala priyayi ini mengingatkan hadirin dan masyarakat yang hadir jika Republik Indonesia dibangun, dipikirkan, dipikirkan, dibayangkan, dan diperjuakan oleh kaum terdidik pada kala itu.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, sosok Tirto penting untuk dipopulerkan kembali secara kekinian. Tidak hanya melalui buku berjudul Bumi Manusia buatan Pramoedya Ananta Toer. Pemkot Bogor juga membumikan kembali sosok Tirto, dengan mengabadikan namanya menjadi sebuah jalan di Kota Bogor.

“Padahal, kiprahnya luar biasa, berpengaruh, dan seharusnya menginspirasi. Surat kabar pertama yang berbahasa melayu, didirikan oleh beliau. Beliau juga mempin Sarikat Islam. Jurnalis yang kritis, juga menjadi organisator dan aktivis,” ujar Bima Arya.

Tirto Adhi Soerjo sendiri dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 85/TK/2006 pada 3 November 2006. Guru Besar Ilmu Sejarah pada Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Nina Herlina, mengatakan, alasan utama penganugerahan gelar itu karena Tirto Adhi Soerjo merupakan pelopor pers nasional dengan menerbitkan Medan Prijaji yang didistribusikan secara nasional.

“Melalui surat kabar harian milik pribumi inilah perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan diberitakan secara luas,” ujarnya.

Nina pun mengaku bangga dan bersyukur ketika nama Tirto Adhi Soerjo diinisiasi sebagai nama jalan di pusat Kota Bogor. Menurut dia, sebagai pahlawan nasional, nilai-nilai kejuangan Tirto harus dilestarikan, disosialisasikan dan diwariskan kepada generasi muda.

Penasihat Yayasan Priatman Untuk Negeri, Priambodo Trisaksono, mengatakan, usulan untuk menjadikan nama Tirto Adhi Soerjo menjadi nama jalan, telah disampaikan ke Pemkot Bogor beberapa waktu lalu. Dia bersyukur, usulan ini disambut dengan baik oleh Pemkot Bogor, sehingga nama Jalan Kesehatan per hari ini resmi menjadi Jalan RM Tirto Adhi Soerjo.

Penyanyi kondang Dewi Yull, merupakan generasi keempat keturunan Tirto Adhi Soerjo. Ayah Dewi bernama RM Sundaryo merupakan cucu dari Tirto Adhi Soerjo.

Di mata Dewi Yull, nama eyang buyutnya sempat lama terlupakan karena berbagai alasan politis. Bahkan, data-data kisah perjuangan sejarahnya masih tercecer di berbagai tempat. Jasad Tirto Adhi Soerjo yang meninggal pada 7 Desember 1918, dikebumikan di Permakaman Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor.

“Kita berharap banyak muncul Tirto Adhi lainya yang mampu membangun bangsa, menggerakkan energi, semangat jiwa dari pembacanya. Karena betul kata orang tua dulu, ‘pena bisa setajam pisau’,” katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat