Presiden Joko Widodo menandatangani baja produk terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kota Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton | ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus Supa

Ekonomi

Krakatau Steel Cetak Rekor Produksi Baja

Rekor produksi Krakatau Steel bulanan ini merupakan bentuk konsistensi komitmen manajemen dan karyawan.

JAKARTA  — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja cold rolled coil (CRC). Produsen baja pelat merah itu mencatatkan rekor produksi terbanyak sepanjang sejarah pabrik cold rolling mill (CRM) itu berdiri, yaitu sebanyak 81.342 ton pada penutupan produksi CRC, Ahad (31/10).

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, rekor tertinggi sebelumnya dilakukan Krakatau Steel pada Juli 2008 untuk produk baja CRC dengan pencapaian sebesar 80.032 ton. Ia menilai, pencapaian tersebut membuktikan proses restrukturisasi dan transformasi di Krakatau Steel, juga meningkatkan produktivitas pabrik.

"Produksi yang dihasilkan ini merupakan produk baja yang sudah dipesan sehingga Krakatau Steel mampu menjaga stock inventory pada tingkat yang efisien," kata Silmy di Jakarta, Selasa (2/11).

Silmy mengatakan, rekor produksi bulanan ini merupakan bentuk konsistensi komitmen manajemen dan karyawan dalam rangka semangat perbaikan sehingga capaian prestasi lainnya akan tercapai di masa mendatang. Bagi Silmy, capaian rekor ini juga menggambarkan kemungkinan terjadinya rekor produksi tahunan sepanjang sejarah Krakatau Steel di pabrik CRM.

"Capaian produksi ini juga diikuti total pengiriman produk baja hot rolled coil (HRC) dan CRC pada Oktober 2021 yang melebihi target, yakni mencapai 190.170 ton metrik (MT) kepada konsumen. Ini adalah angka shipment yang berhasil melampaui target yang ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar 190 ribu ton," ujar Silmy.

Silmy menyampaikan, pengiriman produk baja CRC meningkat 72 persen dibandingkan pada periode yang sama pada 2020. Menurut Silmy, peningkatan produksi pabrik CRM yang diikuti dengan pengiriman produk baja CRC juga menggerakkan industri baja hilir yang berbahan dasar CRC, seperti produk galvalum dan galvanis.

Sementara itu, lanjut Silmy, untuk produk hot rolled pickled oil (HRPO) sebagai bahan baku segmen otomotif, terjadi kenaikan produksi, sebesar 268 persen dan pengiriman produk meningkat sebesar 175 persen. Silmy mengatakan, produk baja CRC yang diproduksi Krakatau Steel memiliki ketebalan mulai dari 0,2 mm hingga 3,0 mm dengan lebar mulai dari 620 mm hingga 4.880 mm.

Silmy mengatakan, produk CRC Krakatau Steel merupakan bahan baku untuk material baja galvalum dan galvanis, pipe dan tubes, baja otomotif untuk body dan part, pelat baja timah hitam, dan material baja untuk pembuatan peralatan enamel. Termasuk, baja ringan konstruksi untuk steel frame housing maupun material pembuat drum yang sebelumnya telah ditandatangani perjanjian kerja sama antara Krakatau Steel dan PT Pertamina Lubricants.

"Dengan peningkatan produksi CRC ini menunjukkan kontribusi Krakatau Steel, khususnya pada pemenuhan kebutuhan baja otomotif di Indonesia sehingga ke depan kami siap mewujudkan rencana Presiden Joko Widodo yang mana Krakatau Steel akan memasok lembaran baja untuk industri mobil listrik," kata Silmy.

Rekor produksi baja Krakatau Steel dibarengi dengan kinerja positif perseroan sampai kuartal III 2021. Emiten berkode saham KRAS itu meraup laba bersih Rp 853 miliar per September 2021. Silmy mengatakan, keuntungan yang diperoleh Krakatau Steel disebabkan peningkatan penjualan, peningkatan efisiensi, serta kontribusi anak perusahaan yang merupakan hasil transformasi secara menyeluruh di Krakatau Steel Group.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Krakatau Steel (krakatau.steel)

Secara volume, Silmy mengatakan, angka penjualan produk baja utama, yaitu hot rolled coil dan cold rolled coil serta produk pipa baja, long product maupun pelat baja mengalami peningkatan 26,9 persen menjadi 1.592.282 ton dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar 1.162.532 ton.

"Nilai penjualan perseroan tercatat sebesar Rp 23 triliun pada kuartal III 2021. Angka ini meningkat 41,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Silmy.

Silmy mengatakan, kenaikan penjualan ini disebabkan karena penetrasi produk Krakatau Steel ke pasar semakin baik dengan program digitalisasi, customer engagement, dan hilirisasi. Ia menyebutkan, penjualan produk hilirisasi juga mengalami peningkatan volume penjualan sebesar 86,7 persen menjadi sebesar 13.181 ton hingga kuartal III 2021 dibandingkan periode yang sama pada 2020 sebesar 1.743 ton.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat