Branding baru ekonomi syariah yang diresmikan Presiden Joko Widodo. | KNEKS

Ekonomi

Literasi Ekonomi Syariah Meningkat

Indeks Literasi Ekonomi Syariah diperoleh melalui pelaksanaan survei literasi ekonomi syariah secara nasional.

JAKARTA – Tingkat literasi ekonomi syariah Indonesia meningkat dari 16,3 persen pada 2019 menjadi 20,1 persen pada tahun ini. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pencapaian itu berkat kolaborasi dalam sosialisasi dan edukasi oleh berbagai pihak.

“Ini adalah hal yang menggembirakan, berkat edukasi yang semakin luas yang kita lakukan secara berjamaah, hasil survei tahun ini menunjukkan peningkatan tingkat literasi ekonomi syariah masyarakat," kata Perry dalam pembukaan ISEF 2021 di Jakarta, Rabu (27/10).

Indeks Literasi Ekonomi Syariah merupakan salah satu indikator yang menjadi cerminan tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah dan tingkat inklusi masyarakat terhadap layanan keuangan syariah. Indeks tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam merumuskan strategi yang tepat dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia. Indeks Literasi Ekonomi Syariah diperoleh melalui pelaksanaan survei literasi ekonomi syariah secara nasional, mencakup aspek pengetahuan prinsip dasar ekonomi syariah, keuangan sosial syariah, dan produk atau jasa halal.

Sebagai bagian dari rangkaian ISEF 2021, Perry mengatakan, akan diterbitkan Indonesia Halal Market Report 2021. Laporan tersebut memaparkan peluang-peluang perdagangan dan investasi industri halal di Indonesia.

"Berdasarkan estimasi perdagangan internasional, produk industri halal Indonesia dapat menyumbang 5,1 miliar dolar AS per tahun," katanya.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin berharap ekonomi syariah di Indonesia bisa terus berkembang seiring terbukanya peluang yang makin banyak. Kiai Ma’ruf mendorong Indonesia memanfaatkan peluang meningkatnya jumlah masyarakat Muslim dunia yang mencapai 1,9 miliar orang. Peningkatan ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah belanja pengeluaran produk halal yang mencapai 2,02 triliun dolar AS. 

Dia mengatakan, angka tersebut diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat muslim dunia dan diperkirakan mencapai 2,4 triliun dolar AS pada 2024.

“Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia, melalui peningkatan ekspor produk halal guna memenuhi permintaan produk halal global,” ujar Ma’ruf.

Dia mengatakan, posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia saat ini terus membaik dan mendapatkan apresiasi dunia dengan berhasil menduduki peringkat keempat dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Indikator yang menjadi penilaian antara lain keuangan syariah, pariwisata ramah Muslim, industri fashion Muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal.

"Melihat capaian prestasi tersebut, bukan hal yang tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," kata Ma’ruf.

Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) itu menyebut, peluang Indonesia juga didukung sejumlah hal. Pertama, pangsa pasar keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 telah mencapai 9,89 persen. Angka itu diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara lainnya yang memiliki pangsa ekonomi syariah lebih dari 10 persen.

Kemudian, penetapan tiga kawasan industri halal (KIH) diharapkan dapat mendukung produksi produk halal ke depan. Tiga KIH tersebut, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Banten, Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo Jawa Timur, dan Bintan Inti Halal Hub di Kepulauan Riau.

Selain itu, Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau mencapai 13 persen total konsumsi makanan dan minuman halal dunia. "Keempat, konsep ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif, bahkan telah menjadi lifestyle sebagai pilihan kebutuhan hidup," ujarnya.

Dia mengatakan, Indonesia harus bekerja lebih keras untuk dapat bersaing dalam merebut pangsa pasar industri halal global. Pemerintah juga sedang melakukan upaya memperbaiki peraturan dan kebijakan yang dapat mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

"Pemerintah akan terus melakukan terobosan dalam menunjang berkembangnya industri halal," kata Ma’ruf.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat