Upacara Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jumat (22/10). Hari Santri 2021 mengusung tema Santri Siaga Jiwa dan Raga yang mempunyai arti selalu siap untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan m | Edi Yusuf/Republika

Opini

Jangan Lupakan Perjuangan Santri

Santri adalah komunitas antipenjajahan.

BRAMANTYA DANANJAYA; Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UNIDA Gontor

Istilah santri sangat kental dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Sejarah membuktikan bahwa pesantren merupakan basis komunitas anti penjajah dan penjajahan. Hal ini sejalan dengan misi Islam sebagai agama kedamaian, yang menolak segala macam penindasan kemanusiaan, baik dari segi materi, pemikiran, dan kebebasan dalam menentukan kehidupan sesuai dengan keyakinannya. 

Para kiai dan santri rela membayar mahal dengan mempertaruhkan nyawa, demi mewujudkan cita-cita bangsa untuk bebas dari kungkungan kolonial dan para anteknya. Surabaya menjadi salah satu lokus perjuangan para santri mempertahankan kemerdekaan Indonesia di bawah komando Bung Tomo dan KH. Abdul Wahab Hasbullah pada 10 November 1945. Tentu hal ini menggelora tak lepas dari adanya “Resolusi Jihad” yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari 20 hari sebelumnya.

Dalam perkembangannya, para santri terus belajar untuk mengikuti kemajuan zaman dengan tetap mempertahankan identitasnya sebagai penjaga pilar-pilar keagamaan dan kebangsaan. Mereka tidak canggung untuk ikut serta dalam mengisi kemerdekaan melalui berbagai cara. Banyak pesantren yang telah mencetak para pemimpin dan kader yang siap mengisi segala lini untuk kemajuan bangsa. Anggapan bahwa santri itu kuno, lambat laun berkurang bahkan hilang dengan prestasi-prestasi yang terus ditorehkan.

Maka, jika masih ada yang meragukan peran santri dalam mewujudkan dan menjaga perdamaian, perlu membaca sejarah dan berkunjung ke pesantren. Di sana akan ditemukan kehidupan yang tenang dan damai karena semuanya dilandasi dengan kejujuran, toleransi, dan saling menghormati. Tentang loyalitas, jangan ditanya. Mereka siap mewakafkan jiwa dan raganya untuk kemuliaan agama dan bangsa.

photo
Bramantya Dananjaya - (Dokpri)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat