Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di area replika kabah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (3/6/2021). Pelaksanaan haji tahun depan akan bergantung pada penanganan pandemi secara global. | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Indonesia Optimistis Berangkat Haji pada 2022

Pelaksanaan haji tahun depan akan bergantung pada penanganan pandemi secara global.

JAKARTA — Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali optimistis Pemerintah Indonesia bisa memberangkatkan jamaah haji pada penyelenggaraan 1443 H/2022 M. Karena, menurut dia, penanganan dan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia belakangan sudah membaik.

Nizar mengatakan, penanganan Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia terhadap situasi pandemi Covid-19 sudah menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Kedua negara juga sangat serius dalam menekan angka kasus Covid-19.

"Sehingga paling tidak ada satu lagi persiapan, yaitu vaksinasi. Jadi, itulah yang kemudian muncul sikap optimistis itu. Jika vaksin sudah dilakukan, itu tentu tidak menghalangi dalam konteks ini dan nanti ini akan kita komunikasikan dengan pihak Saudi bahwa kita sudah serius dan sudah mampu menangani pandemi Covid-19," ujar Nizar saat dihubungi Republika, Jumat (15/10).

Sepanjang pandemi Covid-19, sudah dua kali ibadah haji dilakukan secara terbatas. Pada 2020 hanya 10 ribu jamaah dari dalam negeri dan ekspatriat yang diizinkan berhaji. Dari jumlah itu, hanya 13 WNI ikut menunaikan haji. Pada masa sebelum pandemi, Indonesia mendapat kuota 231 ribu jamaah.

Pada 2021, sempat ada wacana haji dibuka sepenuhnya. Kendati demikian, gelombang kedua Covid-19 membatalkan rencana tersebut. Hanya 60 ribu jamaah dari dalam negeri dan ekspatriat yang diizinkan berhaji. Sebanyak 327 jamaah WNI ikut serta dalam haji 2021 tersebut.

Sepanjang dua kali haji terbatas itu, hanya jamaah berusia 18-50 tahun diizinkan berhaji. Selain itu, protokol kesehatan secara ketat diterapkan serta waktu rangkaian pelaksanaan haji dipersingkat.

Sejauh ini belum ada kepastian haji 2022 akan dilakukan lagi seperti biasanya pada masa sebelum pandemi dengan jamaah dua juta orang lebih. Belakangan Kerajaan Saudi telah memberi sinyal pembukaan umrah sepenuhnya yang memunculkan harapan kebijakan serupa untuk haji nantinya.

Nizar optimistis, pada 2022 pihaknya bisa menyiapkan skenario jamaah haji dengan kuota 100 persen. Sebagai tindak lanjut dari sikap optimistis tersebut, Kemenag saat ini sudah mulai melakukan persiapan. "Kita komunikasikan. Dalam waktu dekat Menteri Agama bersama jajarannya akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi dalam rangka tindak lanjut itu," ujarnya.

photo
Polwan Saudi menjaga jamaah yang melaksanakan thawaf dalam rangkaian haji di Masjidil Haram, Makkah, Selasa (20/7/2021). - (AP/Amr Nabil)

Dalam kunjungannya nanti, Menag akan membahas pembukaan ibadah umrah dengan Pemerintah Arab Saudi. Menag juga akan membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2022. "Kami sudah mempersiapkan dari segi regulasi, protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan juga disiapkan. Kita juga menyiapkan regulasi tentang nanti format pelunasan BPIH dan seterusnya, termasuk protap memasuki asrama haji karantina itu," katanya.

Mantan dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag ini berharap, penyelenggaraan ibadah haji 2022 bisa lebih baik dari sebelumnya, meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19. Karena itu, kalau diperlukan pihaknya akan menggelar pelatihan petugas, baik di bidang katering, transportasi, akomodasi, maupun pembimbing ibadah.

"Setiap tahun kita punya niat, punya skema penyelenggaraan haji lebih baik dari tahun sebelumnya. Itu komitmen Kemenag dan kami berharap pelayanan bisa meningkat lebih baik, yang indikatornya nanti kepuasaan jamaah haji dan terjadi peningkatan pelayanan di Arab Saudi maupun di dalam negeri," kata Nizar menjelaskan.

Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj mendukung optimisme Kemenag bahwa haji 2022 akan diselenggarakan dengan kuota normal. "Lebih tepat apa yang disampaikan Kemenag sebagai proyeksi dan harapan, tahun depan haji diselenggarakan dengan kuota penuh. Tentu itu sah-sah saja dan memang yang ditunggu-tunggu oleh publik," kata Mustolih Siradj kepada Republika, Jumat (15/10).

Meski demikian, kata dia, pelaksanaan haji tahun depan akan bergantung pada penanganan pandemi, bukan hanya di Tanah Air dan di Tanah Suci, melainkan juga penanganan pandemi secara global. Mengingat peserta haji dari berbagai negara akan datang ke Arab Saudi.

"Tantangan penyelenggaraan haji ada pada penanganan secara global, utamanya di Arab Saudi sebagai tuan rumah dan negara-negara pengirim jamaah, khususnya Indonesia sebagai negara terbesar pengirim jamaah," katanya.

Mustolih mengatakan, melihat musim haji yang masih cukup panjang, ke depan masih akan terjadi dinamika. Untuk itu, semua pihak yang berkepentingan dengan haji harus terus memantau perkembangan Covid-19. "Semua stakeholder mesti terus memantau dan mencermati perkembangan," katanya.

photo
Jamaah calon haji antre mendaftar vaksinasi Covid-19 massal di Halaman Dinas Kesehatan Bantul, Yogyakarta, Selasa (6/4/2021). Sebanyak 400 jamaah calon haji kategori lanjut usia mengikuti vaksinasi Covid-19 massal. Waktu penyuntikan vaksin Covid-19 dilakukan dua hari. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Pemilik travel umrah Taqwa Tours Rafiq Jauhari juga optimistis Indonesia akan mengirim jamaah haji pada 2022. Semua yang berkaitan dengan haji harus sudah disiapkan mulai sekarang oleh Kemenag dan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).

Rafiq mengatakan, di antara hal yang mendasari optimismenya adalah pihak Saudi sudah mengembalikan galon air zamzam dan mencabut aturan pembatasan kapasitas bus yang semula dibatasi 50 persen. "Dan berbagai protokol kesehatan di Arab Saudi sudah mulai dilonggarkan. Artinya, Arab Saudi makin yakin bahwa pandemi ini mampu dikendalikan," katanya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana menegaskan, petugas kesehatan haji nantinya harus mahir melakukan upaya promotif dan preventif manasik kesehatan haji kepada jamaah. Keberhasilan melakukan promotif dan preventif manasik kesehatan haji bisa diukur dengan meningkatnya pengetahuan jamaah haji tentang kesehatan.

"Petugas kesehatan haji tugasnya adalah mengajak jamaah untuk sehat. Salah satu kuncinya adalah educate, educate, dan educate," kata Budi dalam kegiatan Sosialisasi Manasik Kesehatan Haji dan Supervisi Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kemarin. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat