Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Tak Henti Bersyukur

Orang beriman tak boleh berhenti bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang Dia berikan.

Oleh NUR FARIDAH

 

OLEH NUR FARIDAH

Orang beriman tak boleh berhenti bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang Dia berikan. Baik itu karunia yang sifatnya material maupun nonmaterial, banyak maupun sedikit, yang tampak maupun tidak tampak.

Allah berfirman, “Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS al-Baqarah [2]: 152)

Di antara cara bersyukur itu adalah dengan menaati perintah Allah yang telah memberi kita nikmat, dan tidak mengufuri-Nya, sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Mahalli dan as-Suyuthi dalam kitab Tafsir al-Jalalain. Cara lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Syekh as-Sa’di dalam kitab Taisir al-Karim ar-Rahman adalah syukur dengan hati berupa mengakui nikmat, dengan lisan berupa mengingat dan memuji Allah, dan dengan anggota tubuh berupa menaati-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah dan Rasulullah menyuruh kita untuk bersyukur, tetapi sering kali kita lalai. Itu tak hanya terjadi ketika kita mendapatkan rezeki yang banyak, tetapi juga saat kita mendapatkan rezeki yang sedikit.

Saat rezeki kita sedikit, kita malah lebih banyak memprotes dan tidak terima, bahkan menganggap Allah tidak adil. Bagaimana tidak, kita diberi sedikit, sementara orang lain di mata kita mendapatkan lebih banyak. Padahal, Allah Mahaadil dan Mahabijaksana. Dengan rezeki itu, baik banyak maupun sedikit, Allah sesungguhnya tengah menguji kita apakah kita bersyukur atau tidak.

Dalam hadisnya, Rasulullah mengingatkan kita yang merasa rezeki kita sedikit untuk melihat kepada orang yang rezekinya lebih sedikit dibanding kita agar kita tetap bersyukur dengan apa yang kita dapatkan.

Beliau mengatakan, “Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah rezeki) dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Melalui hadis ini, Rasulullah mengimbau kita untuk tidak merasa kurang atau tidak puas dengan rezeki yang diberikan Allah dengan cara melihat orang yang nasibnya tak lebih baik daripada kita. Tujuannya, agar kita tidak terus-menerus merasa kurang karena ternyata ada orang lain di bawah kita yang tidak lebih banyak memperoleh nikmat daripada apa kita peroleh. Dengan begitu, akan timbul kesadaran bahwa ternyata kita masih lebih baik, sehingga kita tetap bersyukur kepada Allah.

Inilah rahasia agar kita terus bersyukur, yakni ketika kita menyadari diri kita masih lebih baik dibandingkan orang lain, kita akan menjadi orang yang bersyukur. Syukur inilah yang akan menjadi wasilah Allah menambah rezeki kita, seperti yang Dia janjikan, “Jika kalian bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku untuk kalian. Namun, jika kalian kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7)

Melihat ke bawah selain melahirkan perasaan syukur kepada Allah, juga akan melahirkan sifat mulia lainnya, yaitu qanaah, menerima dengan ikhlas apa pun yang diberikan kepada Allah setelah dia berusaha dengan maksimal.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat