Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) berbicara dengan prenerbang pesawat tempur di sela latihan militer di Jiadong, Taiwan, Rabu (15/9/2021). Pemerintah Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan dari Cina. | AP/Taiwan Presidential Office

Internasional

Xi Pastikan Reunifikasi Cina-Taiwan Terjadi

Pemerintah Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan dari Cina.

BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping berjanji akan mewujudkan reunifikasi atau penyatuan kembali Cina dengan Taiwan, pada Sabtu (9/10). Hal tersebut dikatakan setelah sepekan ketegangan terjadi.

Meski tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan, Xi mengatakan rakyat Cina memiliki tradisi mulia dalam menentang separatisme. "Separatisme kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar untuk mencapai penyatuan kembali Tanah Air, dan bahaya tersembunyi paling serius bagi peremajaan nasional," katanya pada peringatan revolusi yang menggulingkan dinasti kekaisaran terakhir pada 1911.

"Tugas sejarah penyatuan kembali ibu pertiwi harus dipenuhi dan pasti akan dipenuhi," ujarnya menambahkan. Sebelumnya, pada 1 Oktober, angkatan udara Cina melakukan serangan empat hari berturut-turut ke zona pertahanan udara Taiwan. Misi ini melibatkan hampir 150 pesawat.

Taiwan yang diperintah secara demokratis telah mendapat tekanan militer serta politik yang semakin meningkat dari Beijing untuk menerima kedaulatannya. Namun Taipei berjanji mempertahankan kebebasan mereka dan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri.

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen menegaskan, pemerintahnya tidak akan tunduk pada tekanan dari Cina dan akan terus memperkuat pertahanan pulau itu. Hal ini dilakukan untuk melindungi cara hidup demokratis yang dimiliki Taiwan..

photo
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) berbicara dengan prenerbang pesawat tempur di sela latihan militer di Jiadong, Taiwan, Rabu (15/9/2021). - (AP/Taiwan Presidential Office)

Berbicara pada rapat umum yang diadakan untuk menandai Hari Nasional Taiwan di Taipei tengah, Tsai mengatakan, dia berharap dapat meredakan ketegangan di Selat Taiwan.

Ia memastikan, pemerintahnya tidak akan bertindak gegabah, namun dengan tetap meningkatkan pertahanan nasional. Tsai juga bertekad akan membela diri demi memastikan tidak ada yang dapat memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan Cina.

"Ini karena jalan yang telah ditetapkan Cina tidak menawarkan cara hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan, atau kedaulatan bagi 23 juta orang kami,” ujat Tsai.

Dikenal secara resmi sebagai Republik Cina (ROC), Taiwan adalah pulau yang diatur secara demokratis dan terletak sekitar 161 kilometer (100 mil) di lepas pantai daratan Cina. Kedua belah pihak telah diperintah secara terpisah sejak akhir Perang Saudara Cina pada 1949, ketika komunis mendirikan Republik Rakyat Cina di Beijing. Sementara nasionalis yang kalah melarikan diri ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan di sana.

Terlepas dari kemerdekaannya secara de facto, Beijing memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan telah menawarkan model otonomi "satu negara, dua sistem" kepada Taiwan, seperti yang digunakannya dengan Hong Kong. Tetapi, tawaran ini mendapat penolakan dari semua partai besar Taiwan.

Penolakan terhadap Cina semakin mengkristal setelah tindakan keras dilakukan Cina di bekas jajahan Inggris itu. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ketegangan juga makin meningkat antara Taiwan dan Cina. Terpilihnya Tsai kala itu, sekaligus memutus rantai komunikasi antara Taiwan dengan Cina. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat