Jamaah menjalankan ibadah umrah di Masjidil Haram, Makkah, Oktober 2020 lalu. | EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF HAJJ

Tajuk

Alhamdulillah, Umrah Kembali Dibuka

Kita semua harus menyadari kabar umrah kembali dibuka ini merupakan suatu permulaan.

Umat Muslim di Indonesia mendapatkan kabar baik di tengah kondisi pandemi Covid-19. Setelah beberapa lama ditutup untuk membatasi penyebaran Covid-19, Pemerintah Arab Saudi akhirnya membuka kembali pintu bagi Muslim di Tanah Air yang ingin melaksanakan ibadah umrah.  

Kabar tersebut termaktub dalam nota diplomatik yang dirilis Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Jakarta pada Jumat (8/10). Kabar itu pun disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang membacakan isi nota diplomatik yang dirilis Kedubes Arab Saudi lewat saluran Youtube Kementerian Luar Negeri pada Sabtu (9/10).

Sebelumnya, Saudi memutuskan menangguhkan sementara kedatangan umat Muslim dari berbagai negara yang ingin melaksanakan umrah pada Februari 2020. Penangguhan itu pun diberlakukan bagi warga Saudi pada Maret 2020.

Kemudian pada pertengahan Maret, Saudi mulai menangguhkan shalat berjamaah di masjid. Semua hal itu dilakukan semata-mata untuk mengekang penyebaran Covid-19. Secara perlahan, Saudi mulai mencabut semua pembatasan sosial di negaranya pada Juni 2020.

 
Tentunya, ini menjadi kabar baik yang patut kita syukuri. Karena selama ini umat Islam di Indonesia sudah lama merindukan untuk beribadah di Makkah dan Madinah untuk umrah ataupun haji. 
 
 

Tentunya, ini menjadi kabar baik yang patut kita syukuri. Karena selama ini umat Islam di Indonesia sudah lama merindukan untuk beribadah di Makkah dan Madinah untuk umrah ataupun haji. Karena itu, kabar yang disampaikan pemerintah tersebut seakan menghilangkan kerinduan untuk mengunjungi Tanah Suci.

Tentunya, kita harus mengapresiasi upaya pemerintah yang telah berupaya keras agar umrah dan haji kembali dibuka. Meskipun begitu, kita semua tetap harus ingat bahwa pandemi belum usai. Covid-19 juga belum benar-benar hilang dari muka bumi ini.

Selain itu, belum ada obat yang teruji efektif untuk mengatasi virus yang diduga berasal dari Cina ini. Maka itu, kesehatan dan keselamatan tetap harus menjadi pertimbangan utama dari penyelenggaraan umrah nantinya.

Apalagi, Kementerian Haji dan Umrah Saudi telah mengumumkan, hanya jamaah yang sudah menerima vaksin lengkap dua dosis yang diizinkan mengajukan izin umrah dan shalat di Masjidil Haram. Kebijakan yang mulai berlaku sejak Ahad (10/10) itu juga berlaku untuk permohonan izin mengunjungi Rawdah Syarif dan makam Nabi SAW di Masjid Nabawi, Madinah.

Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Saudi dalam menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah dan warganya. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia juga harus memastikan prokotol kesehatan benar-benar diterapkan oleh mereka yang hendak menjalankan umrah.

Pemerintah juga harus dapat memberikan jaminan bahwa jamaah yang pergi ke Tanah Suci harus dapat kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat dan tidak menjadi masalah baru pada masa mendatang.  

 
Jangan sampai kemudian para penyelenggara perjalanan umrah dan haji menjadi lalai dalam menjalankan aturan dan prokotol kesehatan. 
 
 

Tak hanya pemerintah, para penyelenggara perjalanan umrah dan haji pun harus dapat memberikan kepastian yang sama. Merekalah yang bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan umrah dan nantinya berinteraksi langsung dengan jamaah.

Jangan sampai kemudian para penyelenggara perjalanan umrah dan haji menjadi lalai dalam menjalankan aturan dan prokotol kesehatan. Apalagi mengingat, ini merupakan kesempatan untuk dapat membangkitkan kembali bisnis perjalanan haji dan umrah yang sudah tiarap hampir dua tahun lamanya.

Jika kesempatan tersebut disia-siakan, kita tidak tahu lagi kapan kesempatan yang sama akan datang. Apalagi hingga saat ini, kita masih belum tahu sampai kapan Covid-19 akan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.

Kita semua harus menyadari bahwa kabar baik ini merupakan suatu permulaan. Masih banyak hal yang harus dilakukan dan dijaga oleh seluruh pemangku kepentingan terkait. Pemerintah, agen penyelenggara, hingga jamaah memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga agar pelaksanaan umrah nantinya dapat berjalan dengan aman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat