Sejumlah santri memanen sayuran di area lahan pertanian Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Senin (22/6). Pondok pesantren yang memiliki 126 produk pertanian dan peternakan tersebut menjadi pesantren percontohan | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Ekonomi

Pesantren dan Potensi Ekonomi Syariah di Agrobisnis

Pesantren memiliki potensi ekonomi syariah untuk mengembangkan agrobisnis.

JAKARTA -- Bank Indonesia mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui pertanian terintegrasi dari hulu ke hilir. Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, M Anwar Bashori, mengatakan, pertanian menjadi sektor unggul di Indonesia.

"Sejak pandemi Covid-19, semua sektor terpuruk, pertumbuhannya minus, tapi sektor makanan halal dan sektor pertanian terintegrasi ini positif, sampai sekarang," katanya dalam Webinar Agriculture for Sustainable Growth BI, Selasa (5/10).

Anwar mengatakan, ini menjadi berkah sekaligus tuntunan bagi Indonesia untuk serius menggarap pertanian sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Sektor makanan halal juga akan bergantung pada pertanian terintegrasi.

"Ini harus dikembangkan secara end to end, misal nanti juga kita bahas terkait skema pembiayaan yang tepat untuk sektor pertanian seperti apa, karena pasti akan beda dengan manufaktur industri," katanya.

Mengingat ekonomi syariah sangat menitikberatkan pada proses, ia berharap sektor pertanian bisa mendapat dan menjalani skema yang adil serta menguntungkan bagi semua pihak sehingga membawa kemaslahatan.

Anwar mengatakan, permasalahan terbesar dalam transaksi ekonomi selama ini adalah pembagiannya yang tidak adil. Ia berharap kerja sama berbagai pihak pada sektor pertanian dan sektor lain bisa membawa keadilan ekonomi dan maslahat sekaligus bisa membantu pemerintah untuk mengembangkan ekonomi syariah.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong korporatisasi pertanian berbasis pesantren untuk meningkatkan rantai pasok produk pertanian Tanah Air.

 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, menyampaikan, inisiatif agro milenial yang memberdayakan instrumen pertanian di sekitar pesantren ini perlu terus diperluas jangkauannya.

‘’Kementan sangat mendukung korporatisasi pertanian di pesantren yang sudah dilakukan di Pesantren Al-Ittifaq dan jaringannya yang sebanyak 27 pesantren sekarang, tidak hanya di Jawa, tapi juga di seluruh Indonesia," ujar Prihasto dalam acara yang sama.

Pemberdayaan petani, santri, dan masyarakat ini melahirkan rantai pasok yang bermanfaat bagi perekonomian sekitar pesantren. Produksi pertanian pesantren melahirkan pasar Alif Mart dan memasok tidak hanya ke sekitar pesantren, tapi juga ke pasar modern dan pasar daring.

Prihasto mengatakan, model korporasi pertanian berbasis pesantren ini merupakan cikal bakal tumbuhnya model-model korporasi pesantren. Ia juga mengapresiasi sistem-sistem canggih yang telah diterapkan dalam penanganan produk.  

"Kita apresiasi karena sudah menerapkan good handling product. Ke depan, ini tentu jadi nilai positif karena nilai tersebut harus dipenuhi saat akan masuk ke pasar yang lebih besar, hingga ekspor," katanya.

Dalam konteks ini, dia menjelaskan, Pondok Pesantren Al-Ittifaq menjadi prototipe korporasi hortikultura dan bisa jadi model yang direplikasi di lebih banyak pesantren. Ia menyebut teknik modernisasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan integrasi hulu ke hilir.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat