Warga mencuci pakaian di aliran sungai Cisadane di Neglasari, Tangerang, Banten, Selasa (17/9/2019). Minimnya air bersih di kawasan tersebut membuat sebagaian besar warga mencuci pakaian di sungai. ANTARA FOTO/Fauzan/ama. | ANTARA FOTO

Bodetabek

Saat Sungai Cisadane Berubah Laksana Darah 

Air merah yang mengalir ke Sungai Cisadane berasal dari pipa tempat usaha pengolahan atau pencucian plastik.

OLEH EVA RIANTI

Sebuah video viral di media sosial menggambarkan adanya pencemaran Sungai Cisadane di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Pencemaran itu terlihat dari adanya limbah berwarna merah yang mirip dengan darah mengalir di kali tersebut.

Video tersebut diduga direkam oleh warga yang tengah beraktivitas di salah satu titik area Sungai Cisadane di Tangsel. Di dalam video berdurasi sekitar 30 detik itu, tampak sejumlah lelaki yang tengah memancing memperhatikan air berwarna merah yang mengalir di bibir Sungai Cisadane dan merekamnya. “Pencemaran Kali Cisadane. Tolong pemerintah setempat diperhatikan. Lihat!” tutur warga yang merekam video, dikutip Senin (4/10).

Menurut penuturannya, limbah tersebut diduga berasal dari pabrik pengolahan plastik yang ada di sekitar lokasi sungai. Diduga, pencemaran Sungai Cisadane tersebut terjadi di Kecamatan Serpong. “Dari pabrik pengolahan plastik membuang limbah berwarna merah kayak gini nih. Ini harus ditindak tegas nih, pak tolong,” lanjutnya.

Pengamatan Republika di lokasi, yakni Sungai Cisadane di Kecamatan Serpong pada Senin (4/10) siang, kondisi air sungai tak lagi berwarna merah, seperti tergambar dalam video yang viral di media sosial belakangan ini. Tak jauh dari sisi kali, sekitar 10 meter tampak adanya tumpukan plastik yang berada di sebuah lokasi pengepulan. 

Di dekat lokasi pengepulan plastik itu, terdapat pipa yang bermuara ke arah Sungai Cisadane. Aliran air dari pipa tersebut mengarah hanya ke satu sisi, yakni ke kali. Pada saat itu, warna air yang bergerak dari sisi pipa menuju ke Sungai Cisadane berwarna kehijau-hijauan, lantas bercampur dan berbaur dengan air Sungai Cisadane yang berwarna kecoklatan.

Di sekitar sungai terlihat pula sejumlah warga yang tengah memancing ikan. Seorang warga berinisial G mengungkapkan, air berwarna merah yang mengalir ke Sungai Cisadane di lokasi tersebut berasal dari pipa milik tempat usaha pengolahan atau pencucian plastik yang berlokasi di dekat kali. Dia yang kerap kali memancing di titik tersebut menyebut kejadian itu terbilang parah dibandingkan hari-hari biasanya.

“Parah itu mah (banyaknya cairan limbah yang mengalir ke Sungai Cisadane). Tumben tuh begitu, biasanya dikit. Iya (benar-benar santer), tapi enggak lama sih merahnya, airnya kan kenceng,” tutur G saat ditemui di lokasi, Senin (4/10).

Dia menjelaskan, memang biasanya ada cairan limbah yang mengalir dari lokasi tempat pencucian plastik. Menurutnya, warna cairan limbahnya berbeda-beda. Mulai dari cokelat hingga merah. Limbahnya juga berupa buih.

Selain warna yang beragam, G menuturkan juga ada bau yang keluar dari cairan limbah tersebut. “Biasa (bau), cuma kemarin (sewaktu berwarna merah pekat) parah banget. Bau. Iya (bau obat) dia pakai kimia kali, kan plastik,” ungkapnya.

Kondisi itu, kata G, menyebabkan ikan menjauh dari lokasi biasanya dia memancing. Sehingga, ikan yang diperolehnya saat kegiatan memancing, menjadi lebih sedikit dari biasanya. “Ikannya menjauh, biasanya kan ngumpul di situ," tuturnya.

G mengatakan, kegiatan pencucian plastik di dekat Sungai Cisadane tersebut dilakukan sejak pagi hingga sore hari. Biasanya dia mendengar ada mesin yang berbunyi, lalu mengeluarkan cairan limbah dari pipa yang bergerak ke arah sungai.

“Pokoknya kalau mesin bunyi, lagi giling-giling tuh, keluar limbah-limbahnya. Dari pagi sih sudah start (bunyi mesin) jam 08.00 WIB sampai jam 12.00 WIB. Jam 13.00 WIB mulai lagi, sampai jam 17.00 WIB,” terangnya.

G menyebut, sejak kejadian viral adanya limbah berupa air berwarna merah yang mencemari Sungai Cisadane, suara mesin dari tempat pengolahan plastik tersebut tidak lagi terdengar. “Semenjak kemarin merah sudah enggak bunyi. Enggak ada (operasi),” kata dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Toto Sudarto membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia berujar, telah menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan dan menginvestigasi informasi itu. “Petugas gabungan sudah di lapangan, mengecek langsung kebenarannya seperti apa,” kata Toto. 

Pihak kepolisian juga telah mendatangi lokasi dan mengambil sampel air untuk diuji di laboratorium. Hal itu dilakukan untuk mendalami adanya dugaan pencemaran limbah. Sejumlah orang juga tengah diperiksa tekait kasus tersebut.

“Kita sedang melakukan penyelidikan beberapa orang akan kita mintai keterangan dalam rangka klarifikasi penyelidikan,” kata Kasatreskrim Polres Tangsel AKP Angga Surya Saputra.

Angga menuturkan, untuk mendalami kasus tersebut, pihak kepolisian mengambil sampel air limbah dari sebuah tempat usaha pencucian plastik untuk dilakukan pengujian di laboratorium. Tempat usaha itu berlokasi tidak jauh dari bibir Sungai Cisadane dan diduga menjadi sumber munculnya air berwarna merah seperti darah yang mengalir ke kali.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat