Suasana kawasan pabrik PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (28/10/2018). PT Pupuk Kaltim yang didirikan pada 1977 dan merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) itu adalah produsen pupuk urea terbesar di Indonesia, sekali | ANTARA FOTO

Ekonomi

Pupuk Kaltim Kejar Peluang Pasar Nonsubsidi

Pupuk Kaltim merupakan produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara

JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) akan memperkuat penetrasi ke pasar pupuk nonsubsidi. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk merambah pasar pupuk nonsubsidi yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.

“Kalau kita melihat petanya, market pupuk nonsubsidi terus meningkat sebesar 53 persen. Karena itu dengan strategi besar transformasi BUMN, kita mendorong salah satu perusahaan pupuk, yakni Pupuk Kaltim untuk berdiri tegak di market yang terbuka untuk yang nonsubsidi,” kata Erick.

Pupuk Kaltim yang merupakan bagian dari Pupuk Indonesia Group, saat ini merupakan produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun. Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen Urea terbesar di Asia Pasifik.

Pada 2020, 72 persen dari volume penjualan Urea Pupuk Kaltim menyasar pasar nonsubsidi domestik dan ekspor, dengan terlebih dahulu memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.

"Pupuk Kaltim memiliki fasilitas produksi yang sangat efisien dan berkapasitas besar. Di samping kewajiban untuk memenuhi pupuk subsidi, kita juga siap untuk bersaing dan meningkatkan pangsa pasar pupuk nonsubsidi,” ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmat Pribadi, Ahad (3/10).

Rahmat mengatakan, penetrasi pasar yang akan dilakukan Pupuk Kaltim tidak hanya di pasar domestik, tapi juga menuju kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, perkembangan dan kemajuan dalam pertanian di Indonesia meningkat tajam sehingga kebutuhan pupuk menjadi semakin tinggi.

“Produksi pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim, khususnya pupuk urea Daun Buah menguasai marketshare yang sangat besar di Indonesia. Sementara itu, pupuk NPK Pelangi menjadi idola petani dalam meningkatkan produksi pangan dan hortikultura serta perkebunan,” kata Rahmad.

Per 21 September 2021, distribusi pupuk nonsubsidi dalam negeri telah mencapai 800 ribu ton urea Daun Buah atau 72 persen dari target 1,1 juta ton dan 120 ribu ton NPK Pelangi atau 60 persen dari target 200 ribu ton pada 2021.

Pupuk Kaltim yang merupakan bagian dari Pupuk Indonesia Group, saat ini merupakan produsen urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun. Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen urea terbesar di Asia Pasifik.

“Untuk meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri, kami menciptakan ekosistem yang membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia melalui program Makmur. Di dalam program ini kami menggandeng berbagai stakeholders di industri pertanian mulai dari petani, distributor pupuk dan pestisida, pemerintah daerah, offtaker, hingga lembaga keuangan dan asuransi,” ucap Rahmad.

Pada Agustus 2021, program Makmur Pupuk Kaltim telah dilaksanakan di lahan seluas 9.231 hektare atau sudah mencapai 77 persen dari total target 12 ribu hektare pada 2021. Tercatat sebanyak 6.535 petani telah merasakan manfaat langsung dari program ini dengan peningkatan rata-rata produktivitas untuk tanaman padi sebesar 137 persen dan jagung 145 persen. Selain itu, peningkatan keuntungan yang didapatkan petani rata-rata untuk tanaman padi sebesar 151 persen dan jagung 145 persen.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat