Sejumlah siswa memakai masker saat simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMPN 5, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/9/2021). Disediakan ruangan isolasi khusus bagi siswa yang mengalami gejala suhu tinggi saat PTM. | ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Jakarta

Sekolah Sediakan Ruang Isolasi Khusus

Disediakan ruangan isolasi khusus bagi siswa yang mengalami gejala suhu tinggi saat PTM.

JAKARTA -- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) 6 Jakarta menyediakan ruangan isolasi khusus bagi siswa yang mengalami gejala suhu di atas 37 derajat celsius saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Sarana, dan Prasarana SMA 6 Jakarta, Unro, ruangan khusus itu diperuntukkan bagi siswa yang mengalami gejala kurang sehat.

Dengan langkah antisipatif, kata dia, hal itu agar siswa yang suhu badannya tinggi tidak mengganggu kenyamanan dan jalannya proses belajar mengajar di kelas. Langkah tersebut juga sebagai antisiasi mencegah penularan penyakit.

"Kalau ruang UKS sudah ada, cuma sekarang itu, ruang khusus untuk memfasilitasi anak yang suhunya di atas rata-rata. Kita transit (tempatkan) dulu di situ," kata Unro saat ditemui di SMA 6 Jakarta, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jumat (2/10).

Unro menjelaskan, SMA 6 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang menjalankan PTM terbatas tahap kedua. Guru dan petugas sudah menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan, seperti thermo gun dan tempat cuci tangan. "Sejauh ini belum ada kendala dan jangan sampai adalah di situ," katanya.

Unro mengatakan, empat thermo gun standing dipasang di depan pintu masuk untuk memeriksa suhu tubuh siswa dan sekaligus mencegah kerumunan. Pantauan di lokasi, sejumlah perwakilan komite orang tua siswa juga dilibatkan dalam pengawasan protokol kesehatan (prokes) di depan pintu masuk sekolah. Mereka mengawasi setiap orang yang masuk ke dalam lingkungan sekolah.

"Dari komite orang tua ada, yang resminya itu ditugaskan ada dua orang. Kami batasi juga biar supaya tidak berkerumun," kata Unro.

Menurut Unro, selama PTM, maksimal satu kelas hanya diisi 18 siswa atau 50 persen dari total siswa. Kebijakan itu untuk mengantisipasi pelanggaran prokes sekaligus mencegah timbulnya penyebaran Covid-19 di sekolah.

"Yang masuk hari ini kelas X, itu jumlahnya 146 siswa dari 322 total siswa kelas. Jadi tidak nyampe 50 persen, karena memang ada beberapa siswa yang tidak diizinkan," katanya.

Empat persen

Menjelang PTM terbatas di sejumlah sekolah pada Senin (4/10), Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok melaporkan, sebanyak 2.680 pelajar belum menerima vaksin. Angka itu sekitar empat persen dari total 67 ribu pelajar di Kota Depok.

Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Disdik Kota Depok, Sada Sugianto, mengatakan, vaksinasi pelajar SMP terus dikejar dan masih berlangsung di sejumalh sekolah. Langkah itu untuk memuluskan persiapan PTM agar berjalan lancar. Sada menyebut, syarat utama siswa mengikuti PTM adalah sudah disuntik vaksin.

"Memang ada beberapa yang tidak bisa menerima vaksin, karena ada sakit penyerta. Tapi bagi yang bisa dan belum menerima, terus kita lakukan percepatan vaksin," ujar Sada di Balai Kota Depok, kemarin.

Menurut Sada, para guru dan petugas sekolah lain juga diwajibkan divaksin. Dengan begitu, pelaksanaan PTM di dalam kelas bisa menciptakan rasa lebih aman bagi siswa dan guru. "Capaian (vaksinasi guru) sudah 98 persen, sehingga persyaratan PTM terbatas semakin terpenuhi dengan memberikn vaksin kepada setiap tenaga pengajar," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat