Pekerja kontraktor PT Waskita Karya menyelesaikan pembangunan jalan layang non tol ruas Antasari-Blok M di Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (9/5). | Wihdan Hidayat/Republika

Ekonomi

Langkah Penyelamatan Waskita Disusun

DPR RI meminta divestasi tol Waskita tidak lari ke tangan asing.

JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan sejumlah langkah penyelamatan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Hal ini mengingat keuangan Waskita sedang mengalami tekanan akibat jumlah utang yang besar.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, terdapat delapan tahap penyelamatan kesehatan Waskita. Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan, utang Waskita mencapai Rp 90,9 triliun pada 2019 yang terdiri atas utang sebesar Rp 70,9 triliun kepada bank dan obligasi dan utang kepada vendor yang sebesar Rp 20 triliun.

Tiko menjelaskan, delapan tahap penyelamatan meliputi aset recycling inti, restrukturisasi Waskita induk, penjaminan pinjaman dan obligasi, restrukturisasi anak usaha, asset recycling khusus, penyertaan modal negara (PMN), restrukturisasi bisnis, serta perbaikan tata kelola dan manajemen risiko.

"Tol-tol kami divestasi lewat pelepasan asset recycling secara bertahap,” kata Tiko saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI terkait pembahasan rencana right issue Waskita di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/9).

Tiko menyebutkan, Waskita telah melepas lima dari 16 ruas tol sejak 2019 yang meliputi ruas tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, dan Cinere-Serpong. Selain itu, Waskita juga tengah menyelesaikan divestasi ruas tol Cibitung-Tanjung Priok serta rencana pelepasan ruas tol Pejagan-Pemalang, Kanci-Pemalang, dan Pemalang-Batang kepada Indonesia Investment Authority (INA) atau lembaga pengelola investasi (LPI).

Tahap kedua, Tiko menambahkan, Waskita telah mendapatkan persetujuan seluruh kreditur atas restrukturisasi pembayaran utang. Tahap ketiga, Waskita juga mengajukan penjaminan kepada pemerintah melalui program pemulihan ekonomi nasional yang telah disetujui Kemenkeu senilai Rp 9,8 triliun untuk penjaminan modal kerja baru melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

Tiko menyampaikan, Waskita telah mengajukan PMN sebesar Rp 7,9 triliun pada tahun ini untuk modal kerja dan investasi jalan tol. Tiko mengatakan, Waskita tidak pernah mendapatkan PMN saat melakukan penugasan pemerintah pada 2017 hingga 2019.

Kementerian BUMN melakukan restrukturisasi bisnis Waskita untuk kembali fokus dalam bisnis konstruksi pada 2025. Menurut Tiko, pelepasan ruas tol merupakan bagian restrukturisasi bisnis Waskita untuk tidak lagi menjadi investor jalan tol, tetapi fokus pada konstruksi jalan, air, dan perkeretaapian.

Kementerian BUMN, kata Tiko, juga melakukan perbaikan tata kelola dan manajemen risiko perusahaan. Tiko menambahkan, Waskita sempat menjadi 'pasien' PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) beberapa tahun lalu akibat kondisi keuangan yang tidak sehat. "Setelah keluar dari PPA sudah sehat, langsung dikasih tugas banyak. Nah, kesiapan manajemen keuangan dan risiko rendah sekali,” ujar Tiko.

Tiko menyebutkan, tiga hal krusial yang dihadapi Waskita tahun ini ialah pelunasan obligasi jatuh tempo pada September 2021 melalui penerbitan obligasi yang sudah berjalan, penandatanganan perjanjian kredit untuk pinjaman dengan penjaminan pemerintah yang sudah rampung, dan menerbitkan rights issue dengan HMETD yang ditargetkan terealisasi pada Desember 2021.

Terkait rights issue, pimpinan rapat kerja Komisi VI DPR Aria Bima mengatakan, Komisi VI DPR RI ingin mengetahui alasan dan tujuan Waskita yang berencana menerbitkan right issue sebesar Rp 4 triliun pada tahun ini.

Aria berharap sejumlah program strategis dan rencana bisnis Waskita dapat berkontribusi terhadap program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Aria mengatakan, pemerintah telah memberikan dukungan kepada BUMN dalam PEN dengan PMN, investasi pemerintah, serta kegiatan penjaminan dengan skema yang ditetapkan pemerintah untuk menyertakan modal negara dilakukan melalui BUMN yang ditunjuk.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Waskita Karya (Persero) Tbk (waskita_karya)

Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono mengatakan, perseroan berusaha memperbaiki keuangan dengan asset recycling atau divestasi ruas tol. Destiawan menjelaskan, memburuknya kesehatan Waskita karena sejumlah hal.

Destiawan menyebutkan, penyebabnya, antara lain, masalah keputusan pengambilan proyek, mekanisme keputusan investasi landbank belum diatur secara jelas, overinvestment di bisnis jalan tol yang dibiayai pinjaman jangka pendek, hingga kompetisi sesama BUMN karya yang tidak sehat sehingga margin konstruksi sangat rendah.

Destiawan mengatakan, Waskita tetap terus menargetkan divestasi lima ruas jalan tol hingga akhir tahun ini. Hingga saat ini, Waskita telah melaksanakan divestasi terhadap tiga ruas tol, yaitu Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Batang-Semarang, dan Cinere-Serpong dengan nilai total Rp 4,3 triliun.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam mengapresiasi upaya restrukturisasi Waskita. Ia berharap manajemen Waskita benar-benar melakukan perbaikan, termasuk dengan melakukan divestasi ruas tol.

Anam berharap divestasi ruas tol tidak diberikan kepada swasta atau asing, tetapi kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). "Harapan kami divestasi jadi opsi terakhir, kami sedih aset bangsa dikuasai asing kalau terus divestasi. Kalaupun divestasi, ya ke SMI biar aset tidak ke luar," ungkap Anam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat