Seorang perempuan berjalan di stasiun kereta api bawah tanah di Beijing, Kamis (16/9/2021). (ilustrasi) | AP/Andy Wong

Internasional

Cina Berlakukan Kuota Listrik

Mal-mal di Kota Harbin akan tutup lebih awal untuk menghemat energi.

BEIJING – Cina memberlakukan kuota pemakaian listrik untuk memenuhi target penggunaan energi. Sistem ini mengancam produksi pabrik dan pemadaman di rumah warga. Sejumlah perusahaan mengumumkan, sistem kuota energi ini dapat menunda mereka memenuhi pesanan produksi.

Stasiun televisi Cina, CCTV yang dikutip Associated Press  pada Senin (27/9)  melaporkan, 23 orang masuk rumah sakit karena keracunan gas. Ini terjadi setelah ventilasi pabrik pengecoran mati setelah listrik dipadamkan. Tidak ada laporan korban jiwa.

Pabrik-pabrik tersebut dipadamkan karena penggunaan energi mereka telah melebihi batas yang ditetapkan Beijing dalam mempromosikan efisiensi energi. Ekonom dan organisasi lingkungan mengatakan, tahun ini pabrik-pabrik di Cina menghabiskan kuota energi mereka lebih cepat dari yang direncanakan. Alasannya, permintaan ekspor Cina melonjak setelah sempat melambat karena pandemi virus korona.

Karena pembatasan, sejumlah pabrik menghentikan produksinya. Salah satunya Eson Precision Engineering Co. Ltd yang memasok komponen Apple. Sesuai dengan kebijakan pembatasan energi pemerintah daerah, mereka menghentikan produk pabrik mereka di Kunshan, barat Shanghai. Pabrik itu baru akan beroperasi kembali pada Kamis (30/9). 

Disrupsi pada industri manufaktur Cina ini terjadi di musim yang paling sibuk. Gangguan ini juga mencerminkan tantangan Pemerintahan Partai Komunis dalam menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan mengurangi polusi serta emisi gas penyebab perubahan iklim.

"Tekad Beijing dalam menegakan pembatasan konsumsi energi yang tidak pernah terjadi sebelumnya dapat memberikan manfaat jangka panjang. Tapi kerugian ekonomi jangka pendeknya cukup substansial," kata para ekonom perusahaan finansial Nomura, Ting Lu, Lisheng Wang dan Jing Wang dalam laporan mereka, Senin.

Para ekonom mengatakan, dampak pembatasan kuota energi ini mungkin sangat berat. Mereka memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal tahun ini turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,1 persen menjadi 4,7 persen. Mereka juga memotong outlook pertumbuhan tahunan dari 8,2 persen menjadi 7,7 persen.

Pandemi virus korona telah menimbulkan kelangkaan chip prosesor, menghambat pengiriman barang, dan dampak lain akibat larangan terbang dan berpergian. Kini, dunia usaha juga harus menghadapi pembatasan kuota energi.

Semua ini terjadi menjelang pertemuan lingkungan dan iklim PBB yang digelar secara virtual pada 12 hingga 13 Oktober mendatang di Kunming, Cina. Pemerintah Presiden Xi Jinping sebagai tuan rumah ditekan untuk terus mematuhi target emisi dan efisiensi energi.

Cina salah satu penghasil gas emisi dari industri terbesar di dunia dan mengkonsumsi lebih banyak energi per unit outlook dibanding negara-negara maju. Sementara itu Cina juga bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin di Beijing dan Kota Shijiazhuang. Mereka berharap saat Olimpiade digelar langit dua kota itu biru cerah.

Langit di beberapa kota lebih bersih. Tetapi program ini telah mengganggu pasokan energi, batu bara dan gas. Banyak keluarga yang kedinginan tanpa penghangat ruangan dan memaksa pabrik ditutup. Penduduk di Cina kawasan timur laut melaporkan pemadaman listrik melalui media sosial. Mereka meminta pemerintah segera memperbaikinya.

Mal-mal di Kota Harbin juga mengumumkan mereka akan tutup lebih awal untuk menghemat energi. Distributor listrik terbesar di dunia State Grid Corp berjanji memastikan pasokan listrik tetap mamadai. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat