Ilustrasi Usaha rintisan | Pixabay

Inovasi

Dampingi Usaha Rintisan Taklukan Persaingan

Program Kementerian Kominfo ini bertujuan mendampingi para usaha rintisan digital yang masih di tahap awal pengembangan.

Perkembangan usaha rintisan di Indonesia terus berkembang pesat. Dari jumlah unicorn atau usaha rintisan yang memiliki valuasi hingga 1 miliar dolar AS, jumlah perwakilan dari Indonesia juga terus bertambah. 

Apabila beberapa tahun lalu, ada Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka, kini daftar tersebut makin panjang dengan tambahan nama-nama baru. Mulia dari, Ovo, Online Pajak, J&T Express, hingga yang terbaru, Xendit. 

Usaha untuk terus menyuburkan ekosistem usaha rintisan pun terus dilakukan. Pada Senin (27/9), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI mengumumkan 15 usaha rintisan terpilih untuk mengikuti program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia Batch 3. 

Startup Studio Indonesia merupakan program Kementerian Kominfo yang bertujuan mendampingi dan membina para usaha rintisan digital yang sedang berada di proses product-market fit agar bisa berkembang makin pesat. Program ini juga untuk memperkuat dan melengkapi program pemberdayaan Gerakan 1000 Startup Digital dan Nexticorn yang telah lebih dulu diluncurkan oleh kementerian. 

Melalui program ini, Kominfo menargetkan untuk mencetak 150 startup digital pada 2024 yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital. Diluncurkan pada 2020, Startup Studio Indonesia telah berkembang menjadi salah satu program inkubasi dan akselerasi startup terpopuler di Indonesia.

Melalui tahap seleksi yang ketat, kini telah terdapat 15 usaha rintisan di early-stage dari total 5.723 pendaftar yang akhirnya terpilih untuk mengikuti serangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia batch 3. Daftar usaha rintisan tersebut di antaranya AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, Powerbrain, KreatifHub, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care.

Batch ketiga dari program Startup Studio Indonesia akan berlangsung mulai bulan September hingga Desember 2021. “Terus mengusung konsep ‘more brainstorming, less classes’, Startup Studio Indonesia menitikberatkan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis melalui sesi coaching oleh lebih dari 60 fasilitator yang merupakan para praktisi startup aktif dan terkemuka,” ungkap Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo.

photo
Pengusaha Rintisan - (pixabay)

Sesi coaching yang akan dilakukan, ia melanjutkan, akan fokus membahas mengenai upaya penyempurnaan produk dan model bisnis, serta peningkatan loyalitas/retensi pengguna, sebelum usaha rintisan masuk tahap ekspansi pasar. Hal ini dilakukan guna membantu mempersiapkan mereka dalam menghadapi beragam ketidakpastian.

Lima belas startup terpilih akan mengikuti sesi Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching terkait dengan product-market-fit selama empat bulan. Rangkaian program Startup Studio Indonesia kemudian akan ditutup di pengujung tahun dengan Milestone Day, dimana para usaha rintisan berkesempatan memaparkan model bisnis dan pencapaiannya di depan para pemangku kepentingan di industri. 

Dalam tahap 1-on-1 Coaching, usaha rintisan yang terpilih berkesempatan dibina dan dilatih langsung oleh para fasilitator yang terdiri dari praktisi startup ternama, seperti Moses Lo (Co-founder Xendit), Christopher Madiam (Co-founder Sociolla), Fajar A Budiprasetyo (Co-founder Happyfresh), Suwandi Soh (Co-founder Mekari), dan Hiro Kiga (Co-founder Wallex),

Managing Partner Impactto, Italo Gani, yang ikut menjadi salah satu dari dewan kurator Startup Studio Indonesia Batch 3 menjelaskan, Impactto merasa senang bisa ikut ambil bagian untuk menyukseskan program Startup Studio Indonesia dari Kominfo. Menurutnya, dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menjelma menjadi salah satu kekuatan terbesar dalam hal pengembangan teknologi dan startup digital di Asia Tenggara. 

“Kami ingin terus menjaga semangat kolaborasi antar pelaku usaha rintisan, agar kita bersama-sama dapat menciptakan ekosistem ekonomi digital yang tangguh melalui transfer pengetahuan, pembangunan karakter, dan kompetensi startup yang berdaya saing tinggi,” ungkap Italo.

 
Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menjelma menjadi salah satu kekuatan terbesar dalam hal pengembangan teknologi dan startup digital di Asia Tenggara.
ITALO GANI, Managing Partner Impactto
 

Sejak diluncurkan pertama kali pada September 2020, program inkubasi Startup Studio Indonesia telah diikuti oleh total 35 startup early-stage/di Indonesia. Setelah lulus dari program, mayoritas dari peserta mampu melakukan scale-up dan inovasi dengan lebih efektif dan efisien, sehingga menarik lebih banyak pengguna dan bahkan berhasil meraih pendanaan tahap awal dari investor.

Beberapa usaha rintisan yang merupakan alumni program Startup Studio Indonesia diantaranya adalah Justika, Verihubs, Feedloop, Woobiz, Lingotalk, Sribuu (sebelumnya bernama Alia), Prieds, dan Wehelpyou.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat