Puing pesawat kargo Rimbun Air Cargo seri Twin Otter 300 PK-OTW terlihat di Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021). Tim pencarian gabungan TNI/PolriI telah menemukan puing pesawat kargo Rimbun Air Cargo tersebut yang hilang kontak pada 07.25 WIT saat melakuk | ANTARA FOTO/Dok Humas Polda Papua

Nasional

Video Call Terakhir Pilot dan Kopilot Rimbun Air

Keluarga dan masyarakat sekitar berduka atas wafatnya polit Rimbun Air H Mirza.

BOGOR – Jenazah pilot pesawat Rimbun Air PK OTW, H Mirza, diperkirakan akan tiba di rumahnya di Kota Bogor pada Kamis (16/9) malam ini. Namun, suasana rumah duka di Jalan Kompleks AURI, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, mulai ramai didatangi para pelayat.

Pantauan Republika di lokasi, jalan menuju rumah sang pilot sudah dipasang bendera kuning. Kerabat dan tetangga sekitar pun mulai berdatangan untuk menyampaikan ucapan belasungkawa.

Tak hanya itu, tenda berukuran cukup besar dan beberapa karangan bunga berisi ucapan duka juga berjajar di halaman depan rumah. Mulai dari PT Rimbun Abadi Aviasi, NFI Batch 7, Pilot Rimbun Air, dan lain-lain.

Anak kedua Mirza, Yudistira, mengatakan, pihak keluarga mendapat informasi jika jenazah sang ayah akan tiba di Bogor malam nanti. “Paling cepat tiba mungkin malam jam 23.00 WIB karena terakhir saya dapat info itu masih terkendala cuaca Sugapanya. Evakuasi dari Sugapa ke Timika,” kata Yudistira kepada wartawan, Kamis (16/9).

Dia mengatakan, keluarga melakukan kontak terakhir dengan Mirza satu jam sebelum keberangkatan. Saat itu, sang ayah melakukan panggilan video dengan istrinya. Sebab, hal itu memang menjadi rutinitas dari ayahnya.

“Terakhir banget (kontak) ya ibu saya ini sebelum prepare itu dia lagi pakai baju itu video call. Itu rutinitas dia masih video call setiap hari itu satu jam sebelum berangkat dengan ibu saya,” ujarnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Rimbun Abadi Aviasi (rimbunair)

Terkait kejadian ini, Yudistria mengaku, pihak keluarga sudah ikhlas dengan kepergian sang ayah. Sebab pihak keluarga memahami risiko untuk menjadi seorang pilot. “Kita (keluarga) sudah terima, sudah ikhlas. Saya juga pilot saya tahu (risikonya),” katanya.

Suasana duka pun terjadi di rumah jenazah kopilot Rimbun Air, M Fajar Dwi Saputra (26 tahun) di Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, Kamis (16/9).

Sri Purwati (54), ibu kandung Fajar, menyebut, anaknya baru dua tahun bekerja sebagai kopilot di maskapai tersebut. Sejak awal, Fajar memang memilih kariernya di maskapai perintis.

“Anak saya mulai di dunia penerbangan 2017. Dari Aviastar. Di Rimbun Air itu dari Januari tahun 2020," kata Sri ditemui di kediamannya, Kamis (16/9).

Sebelum hilang kontak, Fajar selalu menyempatkan diri untuk menghubungi istri dan anaknya yang baru berusia 10 bulan. "Terakhir komunikasi dengan istrinya waktu Jakarta jam 3 pagi. Dia mau berangkat terbang itu dia komunikasi vidcall dengan istrinya," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Pesawat Rimbun Air dilaporkan terbang dari Nabire pukul 06.40 Wita, Rabu (15/9). Airnav Sugapa sempat melakukan komunikasi terakhir dengan pilot pada pukul 07.30 WITA sebelum dinyatakan hilang kontak.

Pesawat ini tidak mengangkut penumpang dan hanya membawa bahan bangunan serta sembako. Pesawat ini jatuh di Gunung Wabu, Intan Jaya, Papua. Tim SAR sudah menemukan tiga awak pesawat, yakni Mirza selaku pilot, kopilot Fajar, dan teknisi bernama Iswahyudi. Ketiganya meninggal dunia dalam musibah tersebut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat