Boneka raksasa Little Amal melintasi London beberapa waktu lalu. Boneka ini diberi nama Amal karena Amal berarti harapan dalam bahasa Arab. | Nick Wall/Good Chance Theater company.

Kisah Mancanegara

Perjalanan Menyuarakan Harapan

Boneka ini diberi nama Amal karena Amal berarti harapan dalam bahasa Arab.

OLEH FERGI NADIRA

Konflik yang yang terjadi di berbagai belahan dunia tak semata-mata hanya tentang politik, kekuasaan, atau sumber daya ekonomi. Ada pula kemanusiaan dan anak-anak yang terperangkap dalam peliknya situasi dunia.

Dari perbatasan Suriah-Turki, tepatnya dari Gaziantep, Little Amal, memulai perjalanannya pada akhir Juli lalu. Ia pun akan menempuh perjalanan sepanjang 8.000 kilometer, melintasi Eropa hingga akhirnya ia akan tiba di tujuan akhirnya di Manchester, Inggris.

Little Amal memang bukanlah pengungsi biasa. Ia adalah boneka kayu raksasa setinggi 3,5 meter yang dibuat oleh Handspring Puppet Company yang terkenal.

Boneka ini diberi nama Amal karena Amal berarti harapan dalam bahasa arab. “Karena perhatian dunia ada di tempat lain saat ini, maka lebih penting dari sebelumnya untuk menyalakan kembali pembicaraan tentang krisis pengungsi dan mengubah narasi yang berputar di sekelilingnya,” ujar Amir Nizar Zuabi selaku Artistic Director of The Walk with Little Amal.

Menurutnya, pengungsi memang membutuhkan makanan dan selimut, tetapi mereka juga membutuhkan martabat dan suara. “Little Amal tingginya 3,5 meter karena kami ingin dunia bisa cukup besar untuk menyambutnya. Kami ingin dia menginspirasi kami untuk berpikir besar dan bertindak lebih besar,” Zuabi melanjutkan.

Setelah melintasi Turki, Little Amal sempat singgah pula di Yunani, Italia, hingga pada Jumat (10/9), ia tiba di Vatikan. Dia pun mendapat sambutan dari Paus Fransiskus saat tiba di alun-alun Saint Peter dan berfoto bersama warga sekitar yang ada di sana.

Ratusan orang yang kebanyakan anak-anak juga terlihat menyambut boneka yang terinspirasi dari seorang anak pengungsi Suriah berusia 9 tahun yang juga bernama Amal tersebut. Little Amal kemudian bertemu wakil sekretaris untuk bagian migran dan pengungsi dari Diskasteri Vatikan, Kardinal Michael Czerny.

"Amal bertubuh besar dan cantik dan bertemu dengannya adalah suatu kesenangan. Tetapi dia segera mengingatkan kita bahwa bertemu dengan migran yang rentan, pekerja yang tidak aman, dan pencari suaka di tengah-tengah kita membutuhkan lebih dari sekadar pandangan sekilas," ujar Czerny seperti dikutip laman The National, Ahad (12/9).

Masing-masing dari mereka, ia melanjutkan, memiliki beban penderitaan, impian, kebutuhan dan bakat mereka sendiri. "Mereka sedang menunggu kita untuk membuka telinga, pikiran, dan hati serta mata kita dan mengulurkan tangan kita," ujarnya menambahkn.

Di berbagai daerah yang disinggahinya, boneka raksasa itu mendapatkan sambutan hangat. Perjalanan melintasi berbagai wilayah, ditemani oleh 15 dalang yang berinteraksi dengan komunitas lokal di sepanjang jalan.

Kampanye yang digagas The Walk ini tak hanya berfokus pada penderitaan tragis anak-anak pengungsi. Tapi, juga pada potensi mereka yang belum dimanfaatkan.

Perjalanan Amal ini akan terus berlanjut ke Jerman setelah melakukan perjalanan melalui Izmir, Roma, Marseille, Jenewa, dan Strasbourg. Mulai 1-3 Oktober 2021, dia akan tinggal di Stuttgart, Cologne, dan Recklinghausen. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat