Ilustrasi dakwah. Belum lama ini Muhammadiyah menggerakkan program dai agen perdamaian. | SISWOWIDODO/ANTARA FOTO

Khazanah

Muhammadiyah Gerakkan Dai Agen Perdamaian

Muhammadiyah memandang program Dai Agen Perdamaian relevan untuk menghadirkan jati diri Islam.

JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir mengapresiasi program 1.000 Dai Agen Perdamaian yang diluncurkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur belum lama ini. Jumlah dai agen perdamaian saat ini sudah mencapai 1.250 orang.

"Program ini merupakan terobosan yang sangat baik. Selain meningkatkan jumlah para dai untuk mendakwahkan Islam, sekaligus juga menjadi anak panah penggerak persyarikatan Muhammadiyah ke cabang ranting dan jamaah luas," kata Haedar kepada Republika, Selasa (7/9).

Program Dai Agen Perdamaian, menurut Haedar, sangat penting dan relevan untuk menghadirkan jati diri Islam, yakni Islam sebagai agama perdamaian, agama yang menyebarkan segala kebaikan, dan agama yang membangun peradaban maju. Karena itu, dia berpesan untuk terus memperkaya materi keislaman yang memuat hal tersebut dan pesan Islam sebagai agama penyebar rahmah.

Haedar juga mengingatkan para dai untuk senantiasa menjadi uswatun hasanah atau suri teladan sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Apalagi, sebagai anggota Muhammadiyah, mubaligh, dai, dan pimpinan persyarikatan Muhammadiyah, tentu harus menunjukkan dirinya sebagai teladan di tengah masyarakat.

Sementara itu, Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, menuturkan, Dai Agen Perdamaian merupakan program yang bersifat regional. Program ini bertujuan menjadikan dai turut andil sebagai agen perdamaian.

"Karena dakwah itu mencerahkan, mendamaikan, dan memajukan. Kita juga mendorong agar program unggulan PWM Jatim ini diadopsi dan disebarkan ke daerah lain. Akan kita tumbuh-kembangkan di masing-masing provinsi untuk mengadakan yang serupa," kata dia.

Menurut Ziyad, daerah yang potensial untuk mengadopsi program tersebut ialah Provinsi Sumatra Utara. Dia menilai, Sumut memiliki kemajemukan yang tinggi sehingga konsep dai agen perdamaian juga bisa dikembangkan di sana dengan penyesuaian terhadap aspek kelokalan dan kekhasan daerah.

"Misalnya, untuk Sumut, bagaimana menjaga harmoni sehingga nanti sebagai agen harmoni. Untuk Kalimantan, mungkin akan berbeda lagi sesuai kekhasan masing-masing. Jadi, mungkin akan berbasis zona kawasan. Ada zona Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, sehingga lebih memudahkan," katanya.

Dengan demikian, Ziyad mengatakan, upaya perdamaian di negeri ini menjadi gerakan masif. Sebelum dikirim ke daerah, kata dia, seorang dai yang telah menamatkan pendidikan strata 1 atau pendidikan dakwah setara diploma 3, terlebih dulu mendapat pembekalan berupa pengayaan tentang materi al-Islam, metodologi dalam berdakwah, wawasan kebangsaan, serta kemampuan sosial masyarakat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat