Tangkapan layar acara Tanwir Muhammadiyah yang digelar daring, Sabtu (4/9/2021). | Youtube/Muhammadiyah Channel

Khazanah

Tanwir Muhammadiyah Suarakan Optimisme

Optimisme dibangun agar warga bangsa tidak kehilangan harapan.

 

JAKARTA — Muhammadiyah dan 'Aisyiyah akan menggelar sidang tanwir ke-2 tahun 2021 pada 4-5 September ini. Mengusung tema “Optimis Hadapi Covid Menuju Sukses Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah di Surakarta”, tanwir diharapkan dapat menyuarakan semangat optimisme bagi warga Muhammadiyah dan seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menuturkan, tema tersebut diangkat karena ingin membangun harapan baru bagi seluruh warga Muhammadiyah dan rakyat Indonesia. Menurut dia, ikhtiar tetap harus optimal, meski belum ada yang dapat memastikan kapan pandemi ini berakhir.

"Baik yang bersifat rasional-ilmiah dengan berbagai langkah, seperti mengikuti kebijakan PPKM, disiplin protokol kesehatan, dan berbagai usaha dari aspek kesehatan maupun usaha-usaha lainnya yang bersifat spiritual-ruhaniah," kata Haedar kepada Republika, Kamis (2/9).

Dengan ikhtiar yang optimal dan mengikuti berbagai persyaratan yang ditentukan, Haedar mengatakan, seluruh masyarakat akan memiliki harapan baru yang lebih baik dalam menghadapi musibah Covid-19 ini. Dia juga menyampaikan, optimisme dibangun agar seluruh warga Muhammadiyah dan warga bangsa tidak kehilangan harapan.

Haedar juga mengingatkan, Allah SWT selalu membuka jalan di tengah kesulitan bagi kaum beriman karena dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Optimisme ini perlu dibangun agar semua mempunyai energi ruhaniah dalam menghadapi Covid-19.

Selanjutnya, Haedar menuturkan, sikap optimistis perlu dibangun untuk meningkatkan solidaritas kolektif di antara seluruh kekuatan bangsa, termasuk pemerintah. Beratnya musibah Covid-19 ini membutuhkan kebersamaan untuk menghadapinya. Kebijakan PPKM, vaksinasi, protokol kesehatan, dan semua ikhtiar lain tidak mungkin berhasil tanpa kebersamaan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Persyarikatan Muhammadiyah (lensamu)

"Jika mampu menggalang itu, kita akan mampu menghadapi Covid-19 ini dengan kekuatan penuh dalam berbagai macam opsi ikhtiar yang kita lakukan secara bersama. Dengan kebersamaan, insya Allah kita mampu menghadapinya," ujar dia.

Terkait Tanwir Muhammadiyah dan 'Aisyiyah, Haedar menerangkan, forum ini merupakan acara untuk mengambil langkah-langkah persiapan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah yang akan diselenggarakan pada akhir 2022 di Surakarta.

“Kita ingin menyukseskan muktamar dengan sistem dan metode yang akan kita tentukan secara saksama dengan hikmah kebijaksanaan dan kesaksamaan, serta selalu mempertimbangkan dan memperhitungkan hifdzun nafs, menjaga jiwa manusia sebagai sesuatu yang utama," ujarnya.

Sementara, Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto menyampaikan, Tanwir ke-2 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah akan diselenggarakan secara daring. Peserta utama tanwir ini adalah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA).

"Tanwir kita selenggarakan secara online dengan pengertian bahwa peserta itu ada di lokasi masing-masing. Mereka mengikuti dari provinsinya masing-masing dari kantor PWM dan PWA," ujar dia kepada Republika, Jumat (3/9).

Agung melanjutkan, jumlah peserta pada setiap kantor PWM dan PWA tidak banyak, hanya sekitar 15 orang. Peserta tanwir dari pimpinan pusat, baik Jakarta maupun Yogyakarta, juga mengikuti tanwir secara daring.

Di Yogyakarta, beberapa lokasi menjadi tempat bagi para peserta tanwir. Salah satunya di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan peserta hanya 10-15 orang bergantung pada kapasitas ruangan.

Agenda tanwir, menurut Agung, bersifat internal sehingga hanya dihadiri warga Muhammadiyah. Selain PWM dan PWA se-Indonesia, hadir pula jajaran pimpinan pusat, organisasi otonom tingkat pusat, majelis/lembaga tingkat pusat, ketua badan pembina harian dan rektor perguruan tinggi Muhammadiyah serta 'Aisyiyah, juga direktur rumah sakit Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.

"Total sekitar 600-an yang akan ikut serta dalam tanwir ini," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat