Pasukan TPNPB-OPM menunjukkan peluru-peluru, telepon genggam, dan pakaian tempur yang mereka klaim direbut dari sejumlah posko TNI-Polri di Kabupaten Nduga, pertengahan Mei 2020. | Istimewa/TPNPB-OPM

Kabar Utama

Empat Prajurit TNI Gugur di Maybrat

Serangan kelompok teroris yang kali pertama mengugurkan personel TNI di Papua Barat.

MAYBRAT — Sebanyak empat prajurit TNI gugur dalam serangan kelompok separatis bersenjata di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9). Serangan ini memperlihatkan meluasnya ancaman Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang selama ini terkonsentrasi di wilayah Pegunungan Tengah Papua.

Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayor Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa membenarkan, pelaku penyerangan Pos Koramil Persiapan Kisor Distrik Aifat Selatan adalah kelompok separatis yang telah ditetapkan pemerintah sebagai kelompok teroris.

"(Penyerangan) diduga dilakukan kelompok KST atau kelompok separatis teroris dengan menggunakan senjata tajam parang," kata Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa dalam keterangannya, Kamis.

Selama ini, katanya, komunikasi antara anggota TNI di Posramil Kisor dan masyarakat lokal wilayah Aifat Selatan cukup baik. Ia meyakini tidak ada potensi gangguan teritorial. Hal itu yang menguatkan dugaannya bahwa serangan dilakukan kelompok separatis.

Cantiasa telah memerintahkan komandan Korem 181/PVT Sorong selaku komandan komando pelaksana operasi untuk mengejar dan mendapatkan anggota KST dalam keadaan apa pun. "Saya sampaikan, kalau dia berani gebrak meja, kita harus hancurkan meja itu," ujarnya berapi-api.

photo
Posisi Kabupaten Maybrat - (istimewa)

Keterangan dari lima anggota yang selamat, gerombolan KST berjumlah lebih dari 30 orang menyerang Pos Koramil Persiapan Kisordi Distrik Airfat Selatan itu sekira pukul 04.00 WIT, kemarin. "Lebih dari 30 orang dengan menggunakan senjata tajam (parang) menyerang pagi hari mengakibatkan empat anggota TNI AD gugur, dua lainnya luka bacok, sementara lima anggota lainnya dalam keadaan selamat," kata dia.

Ia menyebut, empat anggota TNI AD yang gugur, di antaranya Sersan Dua Amrosius, Prajurit Kepala Dirham, Prajurit Satu Zul Ansari; dan Letnan Satu CHB Dirman selaku komandan Pos Koramil Persiapan Kisor. Para korban sudah dievakuasi ke Markas Kodim 1809/Maybrat, yang dikomandani Letnan Kolonel Infantri Harry Ismail.

"Adapun dua personel lain terluka bacok, yaitu Sersan Satu Juliano dan Prajurit SatuIkbal, sudah dievakuasi untuk menjalani perawatan di RS Maybrat," kata Cantiasa.

Dia juga memastikan tidak ada anak buahnya yang hilang akibat penyerangan tersebut. Beberapa personel yang sebelumnya dikabarkan hilang kini sudah ditemukan dalam kondisi selamat. "Mereka sudah ditemukan dalam keadaan aman dan sekarang sudah bergabung. Ya memang kondisinya agak lemah karena dia cukup jauh berjalan," ujarnya.

Maybrat terletak di wilayah Kepala Burung, Papua, di sebelah tenggara Sorong, Jaraknya sekitar 700 kilometer dari wilayah operasi TPNPB di pegunungan tengah Papua, seperti Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Mimika, Yalimo, dan Deiyai. Secara kultural, Maybrat masuk wilayah adat Domberai, sementara wilayah pegunungan tengah merupakan wilayah adat La Pago.

photo
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kedua kanan) bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) berjalan saat berkunjung ke Kota Sorong di Papua Barat, Sabtu (28/8/2021). Panglima TNI dan Kapolri melakukan kunjungan kerja di Papua Barat guna melakukan koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk mengetahui langsung keamanan dan progres vaksinasi di wilayah tersebut. - (ANTARA FOTO/Olha Mulalinda)

Selama ini serangan TPNPB selalu terjadi di pegunungan tengah. Di antara yang terkini adalah pembunuhan dua karyawan PT IndoPapua di perbatasan Dekai-Yahukimo pada 23 Agustus lalu.

Sejak April lalu, perintah Presiden Joko Widodo terkait pembasmian kelompok separatis bersenjata di Papua diikuti pengiriman ribuan pasukan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi ke wilayah tersebut.

Aparat kemanan melansir bahwa pasukan separatis di wilayah itu dipimpin sejumlah tokoh, seperti Lekagak Telenggen, Thitus Murib Kwalik, Sabinus Waker, dan Egianus Kogoya di bawah komando puncak Goliath Tabuni.

Sejak 2018 hingga Mei tahun ini, menurut kepolisian, kelompok separatis bersenjata telah melakukan 215 serangan. Dalam periode itu, sebanyak 27 anggota TNI dan sembilan polisi gugur.

Selain itu, 59 masyarakat sipil menjadi korban tewas. Korban luka sebanyak 53 warga sipil, 51 anggota TNI, dan 16 polisi. Jumlah ini belum termasuk korban serangan belakangan.

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan di Maybrat. "Panglima Kodap (Komando Daerah Pertahanan) 4 Sorong Raya TPNPB-OPM bertanggung jawab atas penyerangan ini dan ini adalah pembebasan nasional Papua Barat yang dilakukan oleh pimpinan dan pasukan TPN di seluruh tanah Papua di bawah Komando Nasional Panglima Jenderal Goliath Tabuni," kata Sebby dalam rekaman suara yang diterima Republika, Kamis (2/9).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by NEMANGKAWI_PAPUA (nemangkawi_papua)

Menurut dia, serangan di Maybrat adalah yang pertama kalinya berhasil dilakukan di Papua Barat. Menurut dia, sempat dilakukan percobaan serangan pada 11 Mei 2021 lalu, tapi tak memberikan dampak. “Yang pertama itu peluru nyasar,” kata dia.

Saat itu memang diberitakan terjadi penembakan terhadap rombongan kapolres Maybrat yang baru selesai membagi-bagikan bantuan sembako. Tiga ledakan tembakan terdengar dan tak ada korban jiwa maupun korban luka. Saat itu, aparat keamanan tak mengetahui siapa pelaku penembakan. Pemerintah setempat juga sempat meragukan bahwa penembakan dilakukan kelompok separatis.

Sebby menekankan bahwa serangan di Maybrat sebagai tanda perluasan serangan di wilayah Papua lainnya. Ia menjanjikan, aksi serupa akan berlanjut di seluruh wilayah Papua.

Ia mengeklaim, saat ini ada 33 kodap yang aktif di seantero Papua dan Papua Barat. Masing-masing kodap disyaratkan memiliki sedikitnya 2.500 angggota tetap. Sejauh ini, menurut aparat keamanan, kekuatan mereka hanya berjumlah puluhan personel.

"Di semua kodap kapan saja perang akan mulai," ujar Sebby. “TPNPB siap, TPNPB tidak punya senjata, tapi siap dengan alat juga bisa lawan dengan TNI-Polri. Kami yang punya tanah, kami yang punya alam, kami yang punya hutan, bukan Indonesia," kata dia.

Selain itu, Sebby juga meminta Presiden Joko Widodo segera bertemu dan berunding dengan TPNPB-OPM. Sebab, "Itu (perundingan dengan Presiden) kami sudah sampaikan beberapa kali karena perang tidak akan berhenti."

"Perang akan berjalan di seluruh tanah Papua, selagi Indonesia masih duduki tanah adat kami," kata Sebby melanjutkan.

Desertir TNI 

Tim Satuan Tugas Nemangkawi menangkap satu desersi TNI, Ananias Yalak alias Senat Soll, yang masuk daftar pencarian orang (DPO), dan diduga sebagai anggota kelompok separatis terorisme Papua.

Juru Bicara Satgas Nemangkawi Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa (AM) Kamal mengatakan, laki-laki 25 tahun itu ditangkap personel Polres Yahukimo, Kamis (2/9) dini hari waktu setempat.

“Satgas berhasil menangkap DPO polisi, atas nama Ananias Yalak Alias Senat Soll,” kata Kamal dalam siaran pers resmi Satgas Nemangkawi, yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (2/9).

Kombes Kamal mengatakan, Ananias adalah DPO terkait tiga pelaporan polisi atas tiga peristiwa kekerasan yang terjadi pada 2019 dan 2020. “Sesuai catatan kepolisian, DPO Ananias Yalak, terlibat dalam kasus penguasaan senjata dan amunisi saat menjabat sebagai personel TNI aktif, dan menyerahkan 155 butir amunisi kepada Ruben Wakla,” kata Kamal.

Kamal melanjutkan, penangkapan Ananias dilakukan di Jalan Samaru, Distrik Dekai, Yahukimo, pada subuh waktu setempat. Selain menangkap Ananias, personel kepolisian satgas Nemangkawi, turut memborgol lima orang lainnya dalam operasi tersebut. 

Tim kepolisian akan membawa Ananias ke pengadilan, dengan ancaman hukum penjara seumur hidup. Kepolisian, menurut Kamal, akan menjerat Ananias dengan Pasal 1 ayat (1) UU Darurat 12/1951 juncto Pasal 55 KUH Pidana. Juga dengan Pasal 187 serta Pasal 338 KUH Pidana.

Ananias dipecat dari keanggotaan militer sejak 2019 lalu, sesuai keputusan Mahkamah Militer III Jayapura karena terlibat jual beli amunisi. Saat itu, ia sebagai personel militer di TNI, pernah memberikan 155 butir amunisi kepada Ruben Wakla, anggota KKB Papua yang ditangkap pada 2018. 

photo
Pasukan TPNPB-OPM berpose di pedalaman Kabupaten Nduga, pertengahan Mei 2020. - (Istimewa/TPNPB-OPM)

Dirkrimum Polda Papua, Kombes Faisal Rahmadani menuturkan, Senat Soll merupakan satu dari tiga pimpinan KKB yang sering kali melakukan teror kepada warga sipil dan aparat keamanan di Yahukimo. Dua pimpinan KKB lainnya, yakni Tenius Gwijangge dan Temianus Magayang. 

Ia memerinci, kekerasan yang melibatkan Senat Soll, yaitu kasus pembakaran ATM BRI di Dekai, pada 1 Desember 2019. Kemudian pembunuhan staf KPU Yahukimo, Hendri Jovinski, pada 11 Agustus 2020. Pada 20 Agustus 2020, ia terlibat pembunuhan Muhamad Thoyib dan pada 26 Agustus 2020, terlibat kasus penganiayaan hingga melukai warga bernama Yausan.

Selain itu, aksi pembunuhan dua prajurit dan perampasan senjata api jenis SS2 pada 18 Mei lalu, penembakan pengendara motor di Longpon pada 21 Juni, dan penembakan terhadap truk di Kali I, Seradala pada 24 Juni.

Selain itu, Ananias disebut terlibat penembakan dan pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bengki pada 24 Juni lalu, pembakaran alat berat pada 25 Juni, serta penembakan terhadap anggota Polri hingga terluka pada 9 Juli. Dia juga terlibat dalam kasus pembunuhan dua karyawan PT Indo Mulia Baru pada 22 Agustus lalu.

“Saat dia ditangkap, anggota terpaksa melumpuhkan karena melawan hingga mengakibatkan kakinya terkena luka tembak," ucap Faisal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat